Mohon tunggu...
Anggun Dwi Pramesti
Anggun Dwi Pramesti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perspektif Maslahah Mursalah terhadap Larangan Adat Pernikahan Pokah Selawe

4 Juni 2023   19:05 Diperbarui: 4 Juni 2023   19:16 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

UAS REVIEW SKRIPSI

Nama: Anggun Dwi Pramesti
NIM: 212121106
Kelas: HKI 4C
Mata Kuliah: Hukum Perdata Islam di Indonesia

Tema: Pernikahan
Judul: PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH TERHADAP LARANGAN ADAT PERNIKAHAN POKAH SELAWE DAN UPAYA MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus Di Kelurahan Kedungjenar, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora)
Penulis: Aziz Candra Kurniawan
Jurusan: Hukum Keluarga Islam
Universitas: UIN Raden Mas Said Surakarta, Fakultas Syariah
Tahun: 2022

PENDAHULUAN


Nikah adalah ikatan (akad) pernikahan yang dilakukan sesuai dengan hukum dan ajaran agama dengan tujuan meneruskan keturunan secara sah. Jadi, pernikahan adalah sebuah akad antara laki -- laki dan perempuan atas dasar kesukaan dan kerelaan kedua belah pihak yang dilakukan oleh pihak lain (wali) menurut sifat dan syarat yang telah ditentukan syara' untuk menghalalkan hubungan kelamin antara keduanya sehingga satu sama lain saling membutuhkan dan memenuhi dalam kehidupan rumah tangga. 

Dasar Hukum Pernikahan sendiri hukumnya Wajib bagi orang yang telah pantas untuk kawin, Sunnah bagi orang yang sudah mampu tetapi ia masih sanggup mengendalikan dirinya dari perbuatan haram, Mubah bagi orang yang tidak memiliki pendorong maupun penghalang apapun untuk menikah, Makruh bagi orang yang belum pantas untuk kawin dan belum keinginan untuk kawin, Haram bagi orang yang tidak akan dapat memenuhi ketentuan syara' untuk melakukan perkawinan.

Pokah Selawe yaitu sebuah aturan yang terjadi di Kelurahan Kedungjenar, di mana kedua weton calon memperoleh jumlah selawe (dua puluh lima). Seperti sebuah aturan yang terjadi di Kelurahan Kedungjenar, di mana calon pasangan yang memiliki neptu 25 dilarang  melanjutkan ke jenjang pernikahan. Hal ini karena kepercayaan mereka terhadap adanya larangan berdasarkan simbol yang menafsirkan hitungan weton pasangan dan kepercayaan terhadap adanya danyang penunggu Kelurahan Kedungjenar yang akan marah apabila ada calon pasangan pokah selawe yang melaksanakan pernikahan.

Maslahat (al-maslahah) secara etimologis berarti kebaikan, kebermanfaatan, kepantasan, kelayakan, keselarasan, kepatutan. Maslahat atau sering disebut maslahat mursalah atau kerap juga disebut istislah yaitu suatu kemaslahatan yang tidak disinggung oleh syara' dan tidak pula terdapat dalil -- dalil yang menyuruh untuk mengerjakan atau meninggalkannya, sedang jika dikerjakan akan mendatangkan kebaikan yang besar atau kemaslahatan. 

Maslahat  disebut juga maslahat yang mutlak. Karena tidak ada dalil yang mengakui keabsahan atau kebatalannya. Jadi pembentuk hukum dengan cara maslahat semata -- mata untuk mewujudkan kemaslahatan manusia dengan arti untuk mendatangkan manfaat dan menolak ke-mudarat-an dan kerusakan bagi manusia.

ALASAN MEMILIH JUDUL SKRIPSI


Alasan memilih Review Skripsi yang berjudul "Perspektif Maslahah Mursalah terhadap larangan adat pernikahan pokah selawe dan upaya mewujudkan keluarga sakinah" karena, Untuk mengetahui keberadaan pokah selawe itu menjadi syarat utama untuk menentukan pasangan. Juga mengetahui bagaimana upaya untuk mewujudkan keluarga yang sakinah bagi pasangan yang melanggar ketentuan pokah selawe. Dan mengetahui tinjauan dari perspektif Maslahah Mursalah terhadap kepercayaan Pokah Selawe.

PEMBAHASAN


Dalam Skripsi Perspektif Maslahah Mursalah terhadap larangan adat pernikahan pokah selawe dan upaya mewujudkan keluarga sakinah membahas mengenai larangan pernikahan Pokah Selawe, tradisi tersebut masih tetap ada di masyarakat dikarenakan rasa hormat terhadap nenek moyang masih sangat kental, meskipun pengetahuan tentang keagamaan di Kelurahan juga kuat, pendidikan juga maju namun bagi masyarakat semuanya harus berjalan bersama tanpa ada yang ditinggalkan.

Upaya dari pasangan Pokah Selawe dalam membangun keluarga sakinah pun juga sama seperti keluarga pada umumnya, dan sekalipun telah diusir dari Kedungjenar, mereka tetap memperbaiki hubungan dengan keluarga yang ditinggalkan.
Tinjauan Hukum Islam dengan pendekatan Maslahah Mursalah terhadap tradisi larangan pernikahan Pokah Selawe yang terdapat di Kelurahan Kedungjenar memebrikan pandangan bahwa masyarakat dapat meninggalkan tradisi tersebut karena bertentangan dengan daruriyyah. 

Kemaslahatan yang terdapat dalam tradisi larangan pernikahan Pokah Selawe tidak memenuhi syarat guna dimasukkan dalam kategori maslahah mursalah, melainkan masuk dalam kategori maslahah al-mulga (yang dibatalkan) karena kemaslahatan ini merupakan kemaslahatan bagi sekelompok orang saja bukan semua umat manusia dan kemaslahatan ini bertentangan dengan nas al-Qur'an.

RENCANA SKRIPSI YANG DITULIS DAN ARGUMENTASI


Melihat bagaimana tradisi Pokah Selawe ini sangat melekat dalam masyarakat Kedungjenar. Oleh karena itu, saya berencana untuk menggali lebih dalam mengenai tradisi ini di dalam Hukum Islam. Adapun pendapat saya mengenai skripsi ini yaitu membahas topik yang menarik untuk diteliti karena tradisi larangan pernikahan Pokah Selawe ini sangat unik untuk digali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun