Mohon tunggu...
ANGGUN CAHYANI UINJKT
ANGGUN CAHYANI UINJKT Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Book

Jalan Tak Ada Ujung (1952)

3 Mei 2023   21:02 Diperbarui: 5 Mei 2023   07:14 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan Tak Ada Ujung

Novel ini berkisah tentang kehidupan Guru Isa. Pada tahun 1946, setahun setelah negara Indonesia merdeka, Isa tinggal di Jakarta bersama istrinya yang bernama Fatimah dan putri angkat mereka. Meski sudah merdeka, masyarakat masih takut dengan rumor kedatangan Belanda. Memang ketika pasukan Jepang kembali, pasukan Belanda dan sekutunya yang tergabung kembali dalam mengambil alih Indonesia alih-alih Jepang. Untuk mempertahankan kemerdekaan, berbagai gerakan perlawanan berusaha menggulingkan NICA.

Isa menjalani kehidupan yang sulit, berjuang untuk menemukan stabilitas keuangan dan kondisi perkawinannya. Seiring dengan situasi negara yang juga terancam perang, pikiran Isa semakin terbebani. Tidak ada pilihan lain, maka isa melanjutkan hidupnya sebagai guru. Isa juga bergerak dalam gerakan bawah tanah untuk melawan Belanda meskipun terpaksa untuk melakukannya. isa takut dianggap sebagai pengkhianat jika tidak ikut revolusi di tanah airnya. Situasi keuangan keluarganya juga sangat buruk. Istrinya sering meminjam uang hanya untuk kebutuhan makanan. Isa juga berpikir bahwa ia tidak bisa menjamin kepuasan batin istrinya untuk selamanya. Keharmonisan keluarganya menjadi semakin lama semakin rumit, berat badan Isa turun dan istrinya berselingkuh. Isa selalu tersiksa dengan ketakutan selama masa revolusi, ketakutannya bermula ketika Isa bergabung dengan organisasi pemberontak. Isa diajak oleh Hazil yang tak lain adalah kekasih istrinya. Senjata dan granat tangan diambil dari kawasan Asam Reges dan di simpan di Manggarai setelah itu diselundupkan ke Karawang.

Menjalankan gerakan bawah tanah, Isa bertemu Hazil yang merupakan seorang pensiunan Belanda dengan ambisi untuk mengalahkan Belanda. Persahabatan unik antara Isa dan Hazil ini terus berlanjut dan berkembang seiring berjalannya waktu. Mereka sering melakukan tugas bersama, mulai dari penyelundupan senjata hingga serangan teroris terhadap tentara Belanda. Namun, tindakan ini secara bertahap meningkatkan ketakutan dan kekhawatirannya. Isa sering mengalami mimpi buruk dan mimpi bahwa perjuangannya seperti jalan tanpa akhir. Penyelundupan berjalan lancar, tetapi membuat Isa takut. Tentara Inggris meninggalkan Indonesia setelah Perjanjian Linggar Jati. Setelah kepergian tentara Inggris, tentara Belanda kembali ke Indonesia. Puncak pemberontakan mereka telah tercapai ketika Isa, Hazil dan Rakhmat, teman mereka, menyerang tentara Belanda melemparkan bom dan melukai beberapa tentara Belanda. Isa dan Hazil kemudian ditangkap polisi militer dan keduanya disiksa karena terus menolak mengakui persembunyian Rakhmat.Di penjara, mereka disiksa agar mengakui perbuatan yang membuat khawatir Belanda. Akhirnya semua berbalik, Hazil menyerah dan meminta maaf karena takut sedangkan Isa sudah tidak takut lagi. Sekarang Isa berdamai dengan situasi yang ia alami.

Realitas sosial yang terjadi pasca-Kemerdekaan Indonesia ketika kekacauan meningkat setelah NICA datang menaklukkan Indonesia. Kekacauan tidak hanya disebabkan oleh NICA, tetapi juga oleh warga setempat yang bertindak seperti pahlawan tetapi sebenarnya adalah penjahat dan meneriaki warga dengan mengatakan itu adalah uang keamanan. Tidak terbatas pada penjarahan, penindasan juga dilakukan secara membabi buta oleh mereka yang menyebut dirinya "pejuang". Hal ini terlihat dari mudahnya seorang "penjaga militer" membunuh dua wanita etnis "Tionghoa" hanya karena mereka dianggap sebagai ancaman. Bahkan, penindasan ini bisa berujung pada pembunuhan brutal. Peristiwa ini dapat terjadi di mana saja dan bisa menimpa siapa saja dan apa saja.

Akibatnya, harga kebutuhan pokok naik dan masyarakat menjadi tertekan. Hal ini ditonjolkan di mana Isa yang berprofesi sebagai guru sering kali tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terlintas dalam pikiran Isa untuk mencuri buku tulis yang berada di sekolah yang merupakan tempat ia bekerja untuk memperoleh uang guna membeli kebutuhan pokok. Beras yang menjadi kebutuhan pokok dalam era revolusi menjadi mahal dan sulit untuk dicari. Pemicu dari masalah tersebut ialah karena banyaknya perkebunan dan instalasi-instalasi industri yang berada dalam kondisi buruk.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun