b). membimbing peserta didik kearah perilaku yang baru (yaitu bagaimana rasanya belajar, menerapkan, dan belajar).
Kohler menjelaskan bahwa pembelajaran berhasil jika siswa dapat menyatukan semua bagian untuk menyelesaikan keseluruhan masalah. Sebuah solusi muncul ketika seseorang mampu memanfaatkan seluruh rangsangan di sekitarnya sehingga terbentuklah sebuah wawasan. (dalam Rahmawati )(Hergenhahn & Olson, 2008).
Dalam pendekatan pembelajaran terpadu IPS sering disebut dengan pendekatan Interdisipliner (Winataputra & Darojat, 2014). Berikut Beberapa model penerapan pendekatan terpadu dalam pembelajaran IPS menurut Depdiknas (2007b) dapat dikategorikan sebagai berikut:
 1) Model integrasi berdasarkan topic, misalnya tema kegiatan ekonomi penduduk ditinjau dari geografi, ekonomi, sosiologi dan sejarah; 2) Model integrasi berdasarkan potensi utama wilayah setempat misalnya "potensi Lombok sebagai daerah wisata Budaya" dapat dikaji dari faktor alam, historis dan budaya masyarakat setempat;3) Model Integrasi berdasarkan permasalahan yang ada, misalnya tentang TKI ditinjau dari segi geografi, ekonomi, sosiologi dan historis; 4) Model integrasi lintas disiplin ilmu yang merupakan model yang digunakan di sekolah dasar. Dengan pembelajaran terpadu, siswa dapat mencapai kompetensinya secara utuh baik itu pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Hal penting dalam kegiatan mentransfer Knowledge perlu diikuti dengan strategi ataupun inovasi dalam proses pengajarannya. Strategi atau metode pembelajaran Untuk mencapai tujuan pembelajaran, siswa dan guru harus melakukan kegiatan interaksi belajar-mengajar (interaksi pedagogis). Guru harus memilih dan menentukan jenis kegiatan yang sesuai agar siswa berhasil dalam pelajaran. Sekalipun materi telah dipilih dan disusun dengan tepat, tujuan pembelajaran tidak akan tercapai tanpa adanya kegiatan belajar mengajar yang tepat. Oleh karena itu, perlu adanya penguasaan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru dan pembelajaran siswa. Mengingat tujuan pengajaran IPS mencakup berbagai bidang yang berbeda seperti keterampilan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap, maka guru IPS tidak bisa hanya mengajar setiap hari namun harus bisa membangkitkan semangat belajar seperti berdiskusi, pemberian tugas, demostrasi, pemecahan masalah, sosiodrama, widyawisata, dan lainnya perlu diterapkan sehingga terdapat variasi yang dapat meningkatakan motivasi siswa. Dengan cara ini diharapkan mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran pendidikan IPS
Tidak ada satu pun metode pembelajaran yang dapat memuaskan semua situasi dan kondisi. Oleh karena itu, guru perlu menyadari kelemahan dan kelebihan berbagai metode pembelajaran serta keterampilan menerapkannya agar dapat memilih satu atau lebih metode pembelajaran yang optimal. Dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran, diperkenalkan guru pada prinsip pendekatan inkuiri dan pembelajaran aktif siswa (student active learning) dengan tujuan supaya guru dapat meningkatkan daya belajar peserta didik melalui pembelajaran yang meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.
Pada pembahasan kali ini, akan mengulas mengenai metode pembelajaran project based lerarning sebagai salah satu model pembelajaran Pendidikan IPS.
Lalu, Apa sih metode pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ??
Menurut Fathurrohman (2016) dalam Rahmawati, project based learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dicapai peserta didik.
Menurut Catur Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning/PJBL) adalah sebagai salah satu model pembelajaran inovatif yang berbasis pada peserta didik (student centre) dapat digunakan dan dipilih oleh guru sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang akan memberikan "warna" baru dalam pembelajaran dari yang umumnya cenderung konvensional.
Pada model pembelajaran Project Based Learning ini mewajibkan peserta didik untuk belajar dan menghasilkan sebuah karya, oleh karena itu model ini dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar, meningkatkan kecakapan peserta didik dalam pemecahan masalah dan meningkatkan kerjasama peserta didik dalam kerja kelompok (Saputro & Rayahu, 2020). Menurut The George Lucas Educational Foundation (2005),Â