Mohon tunggu...
Anggun Aprilia
Anggun Aprilia Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

hobi tidur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gangguan dalam perkembangan sosial emosional

18 Januari 2025   12:32 Diperbarui: 18 Januari 2025   12:32 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gangguan dalam perkembangan sosial-emosional dapat muncul akibat berbagai faktor, baik itu faktor genetik, lingkungan, atau interaksi keduanya. Gangguan ini dapat memengaruhi kemampuan individu dalam membangun hubungan sosial yang sehat, mengelola emosi, serta menanggapi situasi sosial dengan cara yang sesuai. Berikut adalah beberapa gangguan utama dalam perkembangan sosial-emosional:

1. Gangguan Spektrum Autisme (Autism Spectrum Disorder - ASD)
*Deskripsi: ASD adalah gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berinteraksi sosial, berkomunikasi, dan menunjukkan perilaku yang sesuai secara emosional.
*Gejala: Anak dengan ASD mungkin kesulitan untuk memahami atau merespons ekspresi wajah, bahasa tubuh, atau suara orang lain. Mereka mungkin memiliki pola perilaku yang terbatas dan berulang, serta kesulitan dalam memahami perspektif orang lain.
*Dampak Sosial-Emosional: Gangguan ini dapat memengaruhi kemampuan individu untuk membentuk hubungan interpersonal yang sehat, serta mengelola perasaan mereka dalam situasi sosial. Anak dengan ASD mungkin kesulitan mengelola emosi seperti kecemasan atau frustrasi dalam interaksi sosial.

2. Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder)
*Deskripsi: Gangguan ini ditandai dengan kecemasan yang berlebihan terhadap situasi sosial, seperti berbicara di depan umum, bertemu orang baru, atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
*Gejala: Individu dengan gangguan kecemasan sosial mungkin merasa cemas atau takut bahwa mereka akan dipermalukan atau dievaluasi secara negatif oleh orang lain. Mereka bisa mengalami gejala fisik seperti berkeringat, jantung berdebar, atau kesulitan berbicara di depan umum.
*Dampak Sosial-Emosional: Gangguan ini dapat menghambat kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain dan membentuk hubungan yang sehat. Mereka mungkin menghindari interaksi sosial, yang dapat menyebabkan kesepian dan isolasi sosial.

3. Gangguan Perilaku (Conduct Disorder)
*Deskripsi: Gangguan perilaku melibatkan pola perilaku yang melanggar hak orang lain atau norma sosial, seperti agresi fisik, kebohongan, pencurian, atau perusakan properti.
*Gejala: Individu dengan gangguan perilaku mungkin menunjukkan perilaku kekerasan, menentang otoritas, atau kesulitan mengendalikan impuls. Mereka mungkin berperilaku tidak sopan atau kasar terhadap teman sebaya, guru, atau anggota keluarga.
*Dampak Sosial-Emosional: Gangguan perilaku dapat memengaruhi perkembangan hubungan sosial dan emosional anak. Mereka mungkin kesulitan untuk memahami empati atau merespons secara emosional terhadap perasaan orang lain, yang dapat menyebabkan isolasi sosial dan kesulitan dalam membangun hubungan positif.

4. Gangguan Depresi (Depressive Disorders)
*Deskripsi: Gangguan depresi, terutama depresi mayor, melibatkan perasaan kesedihan yang mendalam dan kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari, yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
*Gejala: Gejala depresi termasuk perasaan terisolasi, rendah diri, mudah marah, dan kelelahan. Individu dengan depresi mungkin menarik diri dari interaksi sosial, merasa tidak berharga, atau memiliki kesulitan dalam mengelola emosi mereka.
*Dampak Sosial-Emosional: Depresi dapat sangat memengaruhi kemampuan seseorang untuk membentuk atau mempertahankan hubungan sosial yang sehat. Mereka mungkin merasa tidak terhubung dengan orang lain dan sulit untuk berkomunikasi secara emosional.

5. Gangguan Keterikatan (Attachment Disorder)
*Deskripsi: Gangguan keterikatan muncul ketika anak mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan emosional yang sehat dengan pengasuh atau orang tua mereka, sering kali akibat pengabaian, pelecehan, atau ketidakstabilan emosional dalam keluarga.
*Gejala: Anak dengan gangguan keterikatan mungkin menunjukkan perilaku menghindar atau berlebihan dalam mencari perhatian. Mereka juga bisa menjadi sangat terpisah dari orang lain atau terlalu bergantung pada satu orang pengasuh.
*Dampak Sosial-Emosional: Gangguan ini dapat menghambat kemampuan anak untuk membangun hubungan yang sehat dan stabil dengan orang lain, serta mengelola perasaan seperti kepercayaan, kasih sayang, dan ketergantungan.

6. Gangguan Kepribadian Antisosial (Antisocial Personality Disorder)
*Deskripsi: Gangguan ini melibatkan pola perilaku yang melanggar norma sosial, sering kali disertai dengan kurangnya rasa empati atau penyesalan atas tindakan yang merugikan orang lain.
*Gejala: Individu dengan gangguan kepribadian antisosial cenderung manipulatif, agresif, dan tidak peduli dengan perasaan atau hak orang lain. Mereka mungkin terlibat dalam perilaku kriminal atau perilaku merusak.
*Dampak Sosial-Emosional: Gangguan ini dapat menyebabkan kesulitan besar dalam membentuk hubungan interpersonal yang sehat, karena individu tersebut mungkin tidak merasakan keterikatan emosional atau empati terhadap orang lain.

7. Gangguan Stres Pasca Trauma (Post-Traumatic Stress Disorder - PTSD)
*Deskripsi: PTSD dapat terjadi setelah individu mengalami peristiwa traumatis, seperti kekerasan, bencana alam, atau kecelakaan besar.
*Gejala: Gejala PTSD termasuk flashback, mimpi buruk, kecemasan berlebihan, dan perasaan terisolasi. Individu yang mengalami PTSD mungkin merasa terputus dari orang lain dan menghindari situasi yang mengingatkan mereka pada trauma.
*Dampak Sosial-Emosional: PTSD dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk membangun hubungan yang sehat dan mengelola perasaan mereka dengan baik. Mereka mungkin merasa sangat terisolasi atau terputus dari orang lain, yang dapat mempersulit pemulihan sosial-emosional.

Faktor-Faktor yang Dapat Menyebabkan Gangguan dalam Perkembangan Sosial-Emosional:
1.Pengalaman Trauma atau Kekerasan: Anak yang mengalami kekerasan fisik, emosional, atau seksual dapat mengembangkan gangguan dalam hubungan sosial dan emosional mereka.
2.Keluarga yang Tidak Stabil: Ketidakstabilan dalam keluarga, seperti perceraian, pengabaian, atau ketidakhadiran orang tua, dapat mempengaruhi perkembangan sosial-emosional anak.
3.Masalah Genetik dan Biologis: Beberapa gangguan perkembangan sosial-emosional, seperti gangguan kecemasan atau gangguan kepribadian, mungkin dipengaruhi oleh faktor genetik atau ketidakseimbangan kimiawi di otak.
4.Lingkungan Sosial yang Tidak Mendukung: Isolasi sosial, diskriminasi, atau kesulitan ekonomi dapat memperburuk kondisi emosional individu dan memperburuk gangguan sosial-emosional.

Kesimpulan:

Gangguan dalam perkembangan sosial-emosional dapat berakar dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Gangguan-gangguan ini memengaruhi kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain secara sehat, mengelola emosi, dan membangun hubungan yang stabil. Penting untuk mendeteksi gangguan ini sejak dini dan memberikan intervensi yang sesuai, baik melalui terapi, dukungan sosial, atau perubahan lingkungan, untuk membantu individu mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun