Mohon tunggu...
Angguh Biruni
Angguh Biruni Mohon Tunggu... -

Suka berbagi kabar mengeni dunia teknologi militer.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Barat Khawatir dengan Pesawat Tempur Sukhoi T-50 PAK-FA?

27 November 2014   15:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:43 14883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="780" caption="Sukhoi T-50 PAK FA"][/caption] Pesawat tempur siluman Sukhoi T-50 PAK-FA buatan Rusia akan terbukti menjadi pesaing tangguh pesawat tempur generasi kelima AS seperti Lockheed Martin F-22 Raptor dan F-35 Joint Strike Fighter. Dalam beberapa hal pesawat tempur baru Rusia memiliki keunggulan dibandung dua jet AS, namun PAK-FA tidak luput dari kelemahan. Letjen Dave Deptula mantan kepala intelijen angkatan udara AS menurut laporan National Interest mengungkapkan, PAK-FA menurut analisanya memiliki desain canggih atau setidaknya setara, bahkan beberapa menyatakan lebih baik dibanding pesawat generasi kelima AS. Pesawat Rusia dipastikan lebih lincah karena mengkombinasikan thrust vectoring, permukaan ekor yang seluruhnya bergerak dan desain aerodimanis luar biasa dibanding F-35. PAK-FA  sepertinnya memang dioptimalkan untuk peran superioritas udara sama seperi F-22 dan dirancang mampu terbang tinggi dan melesat dengan cepat untuk memaksimalkan daya luncur arsenal misil udara keudara jarak jauh, sehingga mampu meningkatkan daya jangkau serangan. Mesin pesawat Rusia juga mampu membuat pesawat terbang lama dengan kecepatan supersonic mencapai lebih dari 1.5 Mach sama seperti F-22. Namun PAK-FA disebut-sebut kurang memperdulikan fitur siluman dan lebih menekankan pada kemampuan manuver. Pesawat Rusia saat ini ditenagai versi modifikasi mesin Su-30 Flanker yang dinamai Izdeliye 117 atau AL-41F1 dan mampu menghasilkan daya dorong 33,000 pounds. Mesin beroperasi jauh lebih panas dibanding mesin aslinya yaitu AL-31 dan memiliki performa tidak sesuai harapan. Namun mesin hanya digunakan untuk sementara dan varian produksi PAK-FA berikutnya kemungkinan ditenagai mesin baru yang disebut Izdeliye 30 dan diperkirakan mulai masuk layanan pada 2020. Jet Rusia juga akan dilengkapi dengan avionik powerful yang kabarnya merupakan karya evolusi Sukhoi untuk pesawat tempur Flanker Series. Menurut Deptula, avionik berasal dari Su-35S dengan penambahan radar AESA X-band multimode berdaya jangkau tinggi. Ada indikasi PAK-FA juga dilengkapi dengan radar array L-band yang mampu mendeteksi keberdaan jenis pesawat tempur siluman. Radar L-band tidak hanya membuat PAK-FA mampu menargetkan pesawat siluman, namun memungkinkan pilot fokus pada sensor jet lain diarea langit tertentu. Selain radar dan sistem elektronik canggih, PAK-FA dilengkapi pula dengan kapasitas pencarian dan pelacakan infra merah. Seorang pejabat senior industri pertahanan AS sepakat dengan penilaian Deptula. Menurutnya, untuk avionik, PAK-FA lebih dekat ke Boeing F/A-18E/F Super Hornet maupunF-16E/F Block 60 dibanding F-22 atau F-35. Beberapa orang mungkin mengklaim PAK-FA sebagai pesawat tempur generasi kelima, namun sebenarnya lebih kepada generasi 4.5 untuk ukuran standar pesawat tempur AS. Ia menambahkan, kelemahan sejati dari PAK-FA ada pada sensor fusi dan data link komprehensif. Strategi AS sedang bergerak kearah  pendekatan dimana setiap pesawat maupun kapal permukaan dapat berperan sebagai sensor untuk setiap pesawat, kapal maupun kendaraan angkut persenjataan. Angkatan laut telah menerapkan suatu konstruksi yang disebut Naval Integrated Fire Control-Counter Air (NIFC-CA) untuk melakukan itu dan angkatan udara juga sedang membuat sistem serupa. Sumber: http://k-military.blogspot.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun