[caption id="" align="aligncenter" width="597" caption="Source: Google.com"][/caption] Beranjak dari 20 Mei 1908 di Stovia, semangat itu tak pernah luntur. Namun, suara pemuda itu kian tak menggema. Seolah volume speaker pemuda di'mute' oleh sesuatu atau seseorang. Media tak lagi terlalu bisa diandalkan. Tak terakomodir meluluh lantakan semangat itu. Habis termakan sakit hati. Hari ini saya berani bermimpi. Saya ingin dengan tangan saya sendiri, saya membuat wadah bagi pemuda Indonesia. Tak teruntuk khusus yang pandai menulis. Tak terkhususkan bagi yang pandai bicara. Tapi wadah yang mampu kritis (mengatakan jelek pada hal jelek dan mengatakan baik pada hal baik) dan bisa memberi kritik serta solusi dan berani mengambil aksi. Salah ya kalau saya, 18 tahun dan baru lulus 16 mei 2011 lalu untuk memiliki mimpi untuk mengubah Indonesia? Terlalu tinggi-kah jika saya dan rekan-rekan saya berbicara mengenai politik, ekonomi dan/atau hal-hal yang dianggap 'berat'? Mimpi saya, sebuah tempat yang sangat istimewa mulai menemui titik terang. 13 Mei 2011, ilham itu muncul. Saya mencoba menyusun kata-kata untuk memperkenalkan kepada rekan-rekan yang biasanya sepemikiran saya. Kebanyakan di antara kami, telah merasakan sakit hati diacuhkan karena dianggap masih terlalu 'hijau'. Indonesia Youth in Action! mungkin itulah yang sepintas saya rasa bagus karena bisa disingkat menjadi IYA!. IYA! sebuah kata yang sangat Indonesia dan penuh optimistis. 16 Mei 2011, saya mulai bercerita tentang mimpi saya kepada rekan-rekan baik Duta Lantas Nasional 2010, rekan sekolah, rekan-rekan Paskib dan rekan-rekan Parlemen Remaja 2010. Saya rajin mengirim email. Perlahan tapi pasti. Tak langsung istimewa. Butuh kesabaran dan butuh ketekunan untuk benar-benar melahirkan mimpi terbesar saya ini. Dan tepat pada 20 Mei 2011, saya tambah terpacu untuk benar-benar merealisasikan mimpi itu. Beberapa rekan telah bergabung dengan 'mangkok' kecil saya itu. Sayang, masih butuh modal dan kebutuhan yang belum terakomodir. Tapi saya senang mereka pun optimis. President, vice president, treasurer, national IYA! parliament, IYA! regent of Klaten, dan beberapa member telah dimiliki IYA! Saya masih berharap, mimpi ini benar-benar bisa mewadahi semangat kepemudaan itu. Â Saya harap itu bukan menjadi mimpi yang hanya tak dapat terlihat ujungnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H