khawatir ini tak lagi wajar. bahkan melebihi rasa takut. mungkin ini yg dikatakan org2 "phobia".
aku masih selalu berharap bahwa i'm Ok. tapi nyatanya, i'm not.
tak hanya sekali-duakali aku kehilangan orang-orang ku. aku kehilangan sebanyak yg ku punya.
....separah itu? ya !
bahkan, disaat aku memiliki seorang yg baru di sampingku, aku akan bertanya2 "berapa lama dia akan bertahan dengan ku? bisakah kali ini aku tak harus melepasnya?" dan benar saja, harapanku belum pernah terjawab. lagi2 aku kehilangan. ntah itu karna cita-cita, karna salah paham, karna memang waktunya berpisah, dll.
lalu aku katakan pada diriku, "bersentuhan dgn orang2, seadanya saja. jangan gunakan perasaan"
akhir-akhir ini begitulah aku. bergaul seadanya saja, tanpa menjadi bagian dari mereka. karena takut kehilangan(lagi).
berkali-kali aku tekankan, "jangan menggunakan perasaan. karna nanti atau besok, pasti akan kehilangan lagi. jadi lebih baik tak pernah memilikinya dari awal" ini kunamakan jurus mengatasi rasa takut kehilangan.
dan ternyata, aku punya batas kontrol diri. aku sama sekali tak bisa menguasai pikiranku. tak bisa menguasai emosi sendiri. pribadi baru ini menghisap seluruh perhatian ku. tak bisa ku elakkan. jujur, walau aku blum kenal betul pribadinya, tapi aku sangat mengharapkan dia jadi milikku. TAPI, rasa ini berbanding lurus dengan rasa takutku. aku takut. aku berharap. aku galau.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H