Aku bertemu dengannya di kereta dalam perjalanan bolak balik antara Cirebon-Jakarta.  Hari  itu Minggu tanggal 4 September 2016, kami bertemu untuk yang kesekian kalinya di kereta, dan pada hari itu kami duduk berdampingan. Kamipun bertegur sapa dan saling bertanya mengapa kami selalu bertemu dihari yang sama. Dia menyebutkan namanya Steven...ya namanya Steven. Aku sempet berpikir, namanya agak aneh, bukan tipe nama sunda atau jawa yang aku kenal. Aku berulang kali curi-curi pandang melihat wajahnya, dan entah mengapa akupun sempat berpikir apa dia seiman dengan ku?
 Namanya Steven, hidungnyan mancung, matanya agak-agak sipit... aku abaikan apa yang ada dalam pikiranku, toh kita Cuma kenal selewat ini. Sejak hari itu dia meminta aku untuk bertukar nomor hp. Sesampainya di rumah, aku lempar tas yang penuh dengan buku-buku. Aku duduk di kursi yang ada dipojokan ruang tengah. Aku gosok-gosok layar hp ku yang nampak kotor berminyak. Perlahan aku buka wasap (WhatsApp) ku.Â
Di pencarian ku ketik nama Steven....sehingga munculah profile picturenya,,,,aku sedikit tersentak dan sempat tertegun. Di profile picture nampaklah Steven menggendong dua anak kecil yang sepertinya satu laki2 dan satunya perempuan. Ku tarik napas panjang, hp ku setengah melemparnya ke kursi yang ada di seberangku. Entah aku sedikit kecewa atau kenapa,,,,,ahhh rasanya "asa teu kudu".
       Dua bulan sejak itu kami tak lagi pernah bertemu di kereta. Sempet tadi pagi aku memikirkannya, aku buka hp ku, ku lihat profile picture nya... tiada foto atau gambar melainkan sebuah tulisan meme yang aku pikir sangat lucu, hingga ujung bibirku terasa mengembang.
Sehabis sholat dhuhur, saat aku melipat mukena aku dengar ada pesan wasap masuk ke hp ku. Setelah muken aku letakan, aku segera ambil hp dan aku lihat pesan masuk...... dari Steven. Sejenak pikiranku melayang, ada perasaan bahagia, entah mengapa aku merasa mendapat sebuah kejutan istimewa. Aku membukanya perlahan dan membacanya
"Apa kabar? Lama tidak bertemu dikereta... masih bekerja di Jakarta?" Â dengan sedikit gemetar aku menjawabnya,
"Masih....... Tapi sudah dua bulan ini saya berangkatnya hari senin pagi"
"Ooooh pantesan. Saya selalu mencari-cari tapi tidak pernah liat lagi J "
"iyaa,," balasku pendek.
***
       Sejak hari itu lah hubungan kami via sosmed semakin intens. Dari situ pula aku sedikit-sedikit tau tentang dirinya, begitupun aku menceritakan tentang diriku yang ingin dia tau. Berbulan-bulan kami nyaris tak pernah terputus komunikasi. Aku bersyukur dia orang seiman denganku. Dia menanyakan statusku dan tanpa malu-malu aku katakan bahwa aku janda beranak 2, aku ditinggal suami 3 tahun yang lalu .Â