Mohon tunggu...
Novita Anggraini
Novita Anggraini Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis buku: Petala Rindu(terbit) Akan Kulamarkan Gadis itu Untukmu, Anakku Instal Ulang Mimpimu (Editing) Novel Uhibbuk, Gus (kontrak penerbit) Antologi: Padika Ode Minpi dan Puisi Apa itu Cinta?

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Dampak Sistem Daring di Era Pandemi Bagi Wali Murid dan Mahasiswa

20 Agustus 2020   06:00 Diperbarui: 21 Agustus 2020   12:37 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak Sistem Daring di Era Pandemi Bagi Wali Murid dan Mahasiswa
Oleh: Novita Anggraini

Covid-19 sangat berpengaruh terhadap banyak hal termasuk sistem pembelajaran, yang mana harus beralih pada sistem online, bagi wali murid yang banyak kesibukan tentu akan sangat menyulitkan, atau bahkan bagi wali murid yang mayoritas tidak punya bakat mengajar, misalnya hanya lulusan SD sederajat. 

Terkadang mereka tidak paham apa yang harus disampaikan pada anaknya, berusaha memberikan penjelasan namun dengan minimnya pengetahuan, tentu akan sangat menyulitkan bagi mereka.  

Bahkan semua wali murid di desa Pakis, berharap agar sistem kembali normal dan bisa melakukan pembelajaran secara offline. Pembelajaran secara offline sangat diharapkan oleh wali murid desa Pakis, karena banyak kekhawatiran yang mereka rasakan, salah satunya anak bukan malah menjadi bertambah paham akan tetapi sebaliknya.  

Wali murid desa Pakis mayoritas penduduknya adalah bertani hingga berkebun. Dengan adanya sistem daring maka mengharuskan untuk meninggalkan beberapa pekerjaan yang biasanya dikerjakan, hanya untuk menemani anaknya melaksanakan sekolah online,dan ini sangat berpengaruh pada ekonomi yang akan dihasilkan.

Saat ekonomi menurun ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, ada banyak kebuutuhan anak yang harus dipenuhi, selain nafkah untuk makan juga untuk memenuhi paket data sekolah online. 

Secara tidak langsung mereka bingung karena jika anaknya ditinggal dikhawatirkan fasilitas yang diberikan malah disalah gunakan, jika tidka ditinggal bagi orang yang ekonominya menengah ke bawah tentu akan lebih merasa kesulitan.

Sehingga bisa dikatakan, sekolah daring sedikit memberatkan bagi wali murid, apalagi yang biasanya saat daring materi yang disampaikan berupa foto dari buku yang dipegang guru, terkadang pula tidak menyertakan penjelasan di dalamnya. 

Sebenarnya bisa diatasi dengan mengarahkan pertemuan menggunakan media zoom atau mungkin google meet, tapi seiring susahnya signal di desa, sehingga pertemuan yang demikian tidak memungkinkan untuk dilaksanakan.

Daring ini diterapkan bukan hanya pada murid jenjang SD/MI sederajat, akan tetapi juga murid SMP, SMA, hingga mahasiswa juga melakukan pembelajaran dengan sistem daring. dan kendalanya cukup sama, terkadang signal kurang mendukung, saat berjalannya pembelajaran malah mati lampu, dan ini tentu sangat menyulitkan, terlebih lagi mugkin bagi mereka yang sedang sakit, untuk mencari signal malah akan mengganggu kesehatannya, sehingga terkadang justru absen karena telat memberikan pemberitahuan.

Dan ini sedikit terjawab dengan diberlakukannya sistem new normal. Walau semuanya masih terbatas harus jaga jarak dan mematuhi protokol kesehatan, tapi ada beberapa sistem yang sudah dibuka, ada juga guru yang menyarankan agar muridnya datang ke rumahnya dan melakukan pembelajaran secara tatap muka denga tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

Bahkan KKN pun sekarang dengan sistem online, dari pembekalan, pelepasan, pelepasan, hingga penarikan kembali mahasiswa KKN saat ini melakukan dengan sistem daring, terkadang sedikit susah untuk mengumpulkan warga untuk melakukan sosialisasi sebab ada saran dilarang mengadakan perkumpulan, sehingga sebagian mahasiswa KKN mengadakan sosialisasi secara online, kurang maksimal karena jika demikian yang mengikuti secara otomatis kebanyakan kaum muda dan orang yang bisa menjalankan media sosial saja, sedangkan covid-19 tidak hanya menyerang kaum muda dan kaum pegiat media sosial saja.

KKN-DR juga sangat memberi dampat yang sangat baik bagi murid-murid yang sekolahkan tetap daring, atau mungkin separuh jam tatap muka di tempat tertentu dan pulang selalu membawa pekerjaan rumah, dengan adanya mahasiswa yang sedang KKN-DR tentu selain membantu buat kegiatan dirinya, juga sangat membantu pada orang tua murid yang bingung untuk membantu menjelaskan mengenai PR anaknya.

Bahkan ada juga yang melatih kekreatifannya dengan secara tidak langsung mengajak anak-anak SD melatih keseriusannya, melatih mentalnya dengan mengadakan lomba walaupun dengan peserta yang masih harus terbatas, mengajak untuk ikut membuat konten berupa film pendek yang mengandung pesan untuk disampaikan hingga memberi sedikit arahan mengenai akhlak yang sesungguhnya. 

Membantu mahasiswa untuk melatih kesabaran, sebab mengajar anak-anak tentu lebih menguras tenaga dan kata-kata, dan ini sangat baik untuk mahasiswa yang tentunya setelah KKN harus mengerjakan skripsi, yang mana skripsi juga sangat membutuhkan yang namanya kesabaran.

Bisa juga mengambil hikmah saat mengajar anak-anak kecil, salah satunya jika anak SD saja mau berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan guru, mau berusaha memahami apa materi yang saat ini hanya bisa disampaikan oleh guru dengan fasilitas terbatas, maka apalagi mahasiwa yang seharusnya kemauannya sudah lebih kuat dari kemauan anak kecil, semangatnya pun lebih membara, sebab secara otomatis tujuannya pun lebih besar.

Jadi saring ini selain terkadang membuat kita semua mengeluh, merasa kesulitan, alangkah baiknya kita resapi salah satu hikmah dari semuanya, yang mana seandainya yang daring hanya anak SD secara otomatis anak perkuliahan akan sibuk, lantas siapa yang akan membantu orang tua siswa saat anaknya merasa kebingungan. Sedangkan orang tua juga merasa tidak mampu memberikan penjelasan  yang memahamkan.

Akan tetapi tetap, semua harapan dari siswa, mahasiswa, orang tua siswa, hingga orang tua mahasiswa adalah berharap Indonesia kembali normal, covid-19 pergi dan tidak kembali, semua sistem bisa kembali seperti semula. 

Sekolah dengan tatap muka, semua sistem pembelajaran bisa dipenuhi dengan tatap muka. Hal itu yang sangat diinginkan oleh semua pelajar, dan belajar di rumah, lebih mudah terganggu, sebab saat melihat teman bermain, sulit rasanya untuk tidak ikut bermain. 

Terlebih lagi jika teman mengajak untuk bermain, tentu terkadang tidak sampai hati menolaknya, selian karena jenuh, merasa bahwa sesekali harus merasakan hiburan.

Dari semua paparan di atas , dapat kita simpulkan satu hal, saat ada suatu hal menimpa jangan selalu fokuskan pada dampak negatifnya tapi perhatikan juga dampak positifnya, ada hikmah dari setiap keadaan yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun