Fresh graduate saat ini susah mendapatkan pekerjaan? Barangkali, demikianlah faktanya bahwa semakin lama saat ini, lapangan pekerjaan semakin sedikit dibandingkan dengan setiap tahunnya banyak orang-orang yang baru saja menamatkan studinya dengan ujung-ujungnya, tentu setelahnya harus mendapatkan pekerjaan.Â
Tentunya, yang jadi kesulitan adalah bahwa kalau tidak benar-benar mempunyai privilege, entah itu dari potensi dan kualitas diri, keberuntungan, networking ataupun relasi yang mana ketiga aspek ini akan lebih memudahkan mendapatkan pekerjaan maka sebenarnya, ketika semisal potensi dan kualitas diri itu sudah dimiliki bahkan sekarang ini, itu tidak bisa menjamin bahwa hal itu akan menjadi satu-satunya hal yang dilihat ketika kesana kemari melamar pekerjaan.Â
Jika, dikatakan demikian bahwa kualitas dan potensi diri adalah satu-satunya hal yang dilihat oleh perusahaan atau instansi yang ingin merekrut karyawan atau pegawai, tentu akan banyak orang yang berlomba-lomba semakin hari kian untuk memantaskan diri untuk mencapai kualitas dan potensi diri yang paling terbaik.
Bahkan, jika dikatakan bahwa setiap orang itu punya keberuntungan, tentu kita tidak pernah tahu, kesempatan dan peluang seperti apa yang akan membawa kita dalam sebuah keberuntungan atau justru malahan kesempatan dan peluang itu dari awal memang tidak kita pilih untuk menjadi sebuah proses yang kita jalani. Artinya, bahwa tidak setiap kesempatan atau pun peluang yang kita yakini bahwa itu akan membawa keberuntungan untuk diri kita adalah memang benar untuk kita, bisa jadi apa yang kita yakini sebagai sebuah keberuntungan, ternyata belum juga menjadi sebuah keberuntungan untuk kita. Ya, tentu harus dicoba dulu untuk mengetahui, apakah itu kesempatan dan peluang yang menjadi keberuntungan kita?Â
Benar, memang banyak sekali peluang dan kesempatan yang mungkin di depan mata kita sangat menggiurkan untuk kita coba namun kebanyakan orang melupakan bahwa bila hanya ikut-ikutan untuk sesuatu yang sebenarnya dari awal kurang yakin dan kurang mempersiapkan diri, tentu bukan keberuntungan yang kita dapatkan melainkan kegagalan yang terpampang jelas di depan mata kita. Itulah resiko yang sering kita abaikan, yakni berani tapi tidak mempersiapkan diri dan itu banyak sekali terjadi di sekitar kita.Â
Memang, kita tidak pernah tahu terkait dengan masa depan, barangkali sebagai manusia biasa yang bisa kita lakukan adalah ikhtiar untuk mengetahui bahwa sesuatu itu memang keberuntungan dan rezeki untuk kita tapi yang perlu digarisbawahi adalah tidak semua kesempatan dan peluang yang ada di depan mata kita itu adalah benar untuk kita dan bahkan itu hak setiap orang untuk mencoba atau tidak mencoba.Â
Itu artinya orang-orang yang tidak mencoba sesuatu yang dinilai sebagai keberuntungan adalah orang-orang yang pesimis sebelum berjuang? Tidak semua konsep pemikiran kita, bisa menjadi satu-satunya hal yang bisa disamaratakan untuk semua orang. Banyak sekali hal yang perlu dan harusnya dari awal dipersiapkan, termasuk niat dan keyakinan itu sendiri karena bila diri sendiri saja berada di ambang batas antara keraguan yang lebih memberatkan, tentu lebih baik untuk tidak perlu dicoba.Â
Kita memang tidak tahu tentang masa depan tapi sebagai manusia yang sangat biasa-biasa saja, kita perlu banyak evaluasi dan introspeksi diri untuk pada akhirnya menjalani proses yang nantinya bisa memudahkan terkait peluang dan kesempatan yang menurut banyak orang adalah sebuah keberuntungan yang harus diperebutkan. Tentunya, kesadaran diri terhadap realita yang ada adalah satu-satunya hal yang perlu dipertimbangkan untuk pada akhirnya kita menjalani proses menuju sebuah keberuntungan dengan adanya kesempatan dan peluang yang sedang berlangsung.
Demikianlah, bahwa ketika kita punya potensi dan kualitas diri namun memang ketika kesempatan dan peluang itu datang terhadap kita yang pada akhirnya, kita coba untuk menjalani namun pada akhirnya keberuntungan tidak berpihak ke kita, tentunya masa depan dan keberuntungan yang kita mau adalah tidak pada pekerjaan yang kita idamkan.Â
Oleh karena itu, bahwa setiap orang punya persepsi dan perspektifnya sendiri-sendiri, tidak bisa kita samaratakan bahwa mencoba atau tidak mencoba itu hasilnya akan sama, yang tentu punya resikonya masing-masing dalam artian bahwa bila kita mencoba maka kita akan tahu resiko seperti apa yang akan kita jalani dan tentu ketika tidak mencoba kita hanya berada di zona aman yang resikonya lebih kecil tapi juga tidak baik untuk perjalanan karier kita dalam jangka waktu yang panjang.Â
Tentu, keberanian juga perlu untuk dipupuk bahwa bila tidak atau pun iya itu keberuntungan untuk kita maka di suatu hari nanti tidak ada penyelesalan yang menghatui di hari-hari berikutnya. Lalu, bagaimana ketika di satu momen kita merasa bahwa potensi dan kualitas diri, kita yakini sudah terbaik karena dibarengi dengan proses yang senantiasa mau belajar dan saat itu juga kesempatan dan peluangnya telah ada di depan mata kita, apakah dua aspek ini bisa menjadi kemudahan untuk kita mendapatkan pekerjaan impian? Dua aspek itu sudah bisa menjamin namun pada akhirnya kebanyakan hal itu bisa membuahkan hasil maksimal dan akan lebih memudahkan kita mendapatkan pekerjaan adalah dengan punya networking dan relasi yang seluas-luasnya.Â
Networking dan relasi inilah yang banyak orang lupakan bahwa ketika kita sebelumnya sudah punya koneksi atas dasar kepercayaan sebagai teman atau kenalan maka ketika kita tidak mencari kerja pun maka rekomendasi dari orang yang percaya terhadap diri kita menjadi kunci untuk dapat memudahkan hidup kita mendapatkan pekerjaan sekalipun ketika saat itu kita tidak sedang mencari pekerjaan. Kepercayaan orang lain terhadap kita itu menjadi hal yang penting karena memang sulit sekali untuk membangun kepercayaan kepada orang lain, apalagi di zaman sekarang ini, begitu mudahnya orang-orang yang telah dipercayai justru memilih berkhianat yang tentu dengan alasan apapun yang dia anggap benar padahal adalah hal yang fatal.Â
Bila, kita melihat dari opini Kak Eugie Aditya memang banyak orang yang menganggap remeh dan abai dengan manfaat besar dari networking. Bila kita mempunyai teman atau kenalan dari sebuah perusahaan atau instansi yang itu sudah percaya dengan diri kita, maka itu adalah hal yang bagus kalau sebelum mendapatkan pekerjaan, kita sudah dikenal oleh orang-orang tersebut. Bukan berarti, kasarnya kita menggunakan orang dalam, bukan dalam konteks itu tapi itu tadi yang harus diluruskan dan digambarkan dalam koneksi dan kepercayaan adalah di mana banyak orang yang susah dan sulit percaya kepada orang baru yang belum tentu akan sepemikiran dengan jalannya perusahaan atau instansi tersebut, jadi daripada perlu adaptasi yang lama untuk mengetahui calon kandidat dari banyaknya pelamar pekerjaan maka lebih baik memilih orang yang sudah menjadi kenalan yang dapat memegang kepercayaan dari pekerjaan yang akan diserahkan yakni dari relasi dan networking yang telah dibangun sebelumnya.
Selanjutnya, Kak Eugie Aditya juga menyampaikan bahwa untuk mendapatkan kenalan dengan memperluas relasi dan networking itu memang dari sebelum lulus kuliah harus berusaha untuk dikenal oleh orang-orang yang sudah bekerja di instansi atau perusahaan. Barangkali, dengan mengikuti internship, magang ataupun volunteer yang membuat kita dikenal oleh orang-orang di dalam perusahaan atau instansi tersebut maka secara tidak langsung walaupun selama kita membantu di sana tidak dibayar justru harusnya tidak jadi masalah karena walaupun tidak digaji sekalipun saat itu bahwa untuk mendapatkan kenalan dengan memperluas relasi dan networking itu adalah orientasi dan niat yang harus kita dapatkan dulu sebelum bicara tentang uang dan gaji karena yang terpenting sebaiknya kita dikenal dulu karena tentang uang dan gaji walaupun tidak kita dapatkan maka kita sudah mendapatkan kenalan dengan memperluas networking yang lebih dari cukup untuk perpanjangan karier kita ke depan sebagai portofolio dan pengalaman untuk diri kita lebih berkembang.
Oleh karena itu, sejak awal ketika masih di semester awal di bangku kuliah maka penting sekali untuk sering-sering membangun network kepada orang banyak dengan berkenalan kepada banyak orang yakni dengan tidak membatasi diri supaya kita dikenal akan sesuatu yang kita miliki karena dari network ini akan sangat membantu kita, ketika menjelang lulus dari perkuliahan, karena mereka sudah mengenal kita terlebih dahulu, baik dari cara komunikasi, attitude dan tanggung jawab kita terhadap sesuatu, karena yang paling penting sebenarnya walaupun kita selalu beranggapan bisa menilai orang lain tapi jangan lupakan bahwa kita juga sedang dinilai orang lain maka itulah kenapa orang akan terkesan terhadap diri kita apabila kita juga dinilai memenuhi apa yang orang lain butuhkan sehingga kita akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain yang justru itu menjadi sebuah kemudahan dalam berbagai hal karena kita juga senantiasa belajar untuk selalu berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H