Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i'm anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here 💌🎀

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mindset Aset: Mengapa Penting Memiliki Aset Meski Gaji Tak Seberapa?

6 September 2024   17:32 Diperbarui: 6 September 2024   17:35 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak orang melupakan dan menganggap bahwa untuk memiliki aset maka harus memiliki gaji sekian-sekian dulu baru bisa memikirkan aset apa saja yang mesti dimiliki. Biasanya, orang-orang yang kemampuan ekonominya berada pada kalangan ekonomi ke bawah atau menengah ke bawah itu tidak memiliki mindset untuk memiliki aset sehingga akhirnya membuat mereka akan terus bekerja sampai mereka tua karena tidak memikirkan menaruh investasi dari gaji mereka kepada aset-aset yang akan menyelamatkan hidup ketika mereka tua.

Yang mana seharusnya sedari masih muda dan sedang mengembangkan karier maka aset adalah hal yang perlu dipikirkan agar gaji yang didapatkan setiap bulannya itu tidak terbuang sia-sia dengan mematokkan standar self reward bahwa setiap bulan yang harus dilakukan adalah membeli barang-barang yang tidak penting, akhirnya tidak dipikirkan self reward ketika tua karena sibuk dengan self reward yang tidak jelas arahnya kemana.

Sebenarnya, memang banyak faktor yang membuat kalangan bawah dan kalangan menengah ke bawah itu, tidak buru-buru atau merasa tidak penting ketika mengembangkan karier itu memikirkan aset-aset apa saja yang mesti dikembangkan dan dimiliki. Bisa jadi faktor yang menyebabkan itu karena keterbatasan finansial, yang mana mereka lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan primer daripada memikirkan aset yang akan menyelamatkan mereka ketika di masa tua.

Sehingga, mereka lebih memikirkan bagaimana bertahan hidup dari hari ke hari daripada memikirkan kehidupan mereka di jangka panjang terutama ketika mereka tua yang padahal apabila tidak dipikirkan dari mereka bekerja dan mengembangkan karier saat itu, resiko yang ditimbulkan ketika mereka tua jauh lebih sulit dan justru akan membuat permasalahan lebih melebar karena ekonomi yang tidak stabil bahkan anjlok.

Tapi yang menarik saya lihat di sini adalah justru sebenarnya banyak anak-anak muda yang sudah melek akan perencanaan jangka panjang terkait dengan apa saja yang perlu mereka persiapkan di masa tua, terkait dengan aset-aset apa saja yang mereka pantau untuk bisa dimiliki dan dikembangkan. 

Namun, tak jarang ketika karier dengan gaji yang lumayan tinggi membuat banyak anak muda justru terjebak pada gaya hidup yang lebih konsumtif terutama mereka yang awalnya memiliki ekonomi yang berada di kalangan bawah atau kalangan menengah ke bawah. Yang mana banyak dari kalangan ini yang lebih mementingkan status sosial dan penampilan sehingga penghasilan yang mereka dapatkan lebih di alokasikan untuk hal-hal yang konsumtif yang berakibat pada pola pengeluaran yang buruk dan tidak produktif.

Barangkali, yang menjadi keresahan adalah bahwa banyak anak muda yang merasa ketika sudah bekerja, memiliki karier dan berpenghasilan maka di gambaran kepala mereka adalah ketika mereka mengalokasikan penghasilan itu kepada barang-barang yang konsumtif atau dengan mengikuti trend yang ada di media sosial itu akan membuat mereka terlihat seperti orang mampu dan tampak bahwa penghasilan mereka itu bisa dinikmati.

Yang menurut saya, itu jadi hal yang saat ini banyak anak muda terkecoh sehingga tidak ada perencanaan jangka panjang, yang mana mereka mengorbankan hal tersebut untuk terlihat mampu padahal untuk menyelamatkan masa tua, mereka harus rela menyederhanakan gaya hidup dengan tabungan, investasi dan aset yang mereka miliki agar ketika mereka tua tidak terkaget-kaget dengan keadaan ekonomi yang benar-benar membuat permasalahan.

Sebenarnya tidak masalah untuk mengatakan bahwa setiap bulan itu mesti ada self reward namun keadaannya akan tidak selalu begitu karena di masa tua tidak akan ada yang menyelamatkan diri kita terkait ekonomi yang tidak kita rencanakan mulai dari sekarang karena pada akhirnya tabungan, investasi dan aset yang dibangun itulah yang akan sedikit banyak menyelamatkan masa tua ketika kita sudah tidak lagi mampu untuk bekerja. 

Ini adalah sebuah pelajaran yang saya lihat bahwa di sekitaran saya juga ada beberapa orang tua yang memang mindsetnya sangat saya kagumi karena dari mengembangkan karier justru gaya hidup mereka itu sederhana dan ketika ada penghasilan setiap bulan yang dilakukan adalah mengalokasikannya kepada aset-aset yang menyelamatkan hidup mereka sehingga hari ini saya melihat bahwa mereka sangat menikmati hidup di masa tua karena tabungan, investasi dan aset itu yang bekerja untuk mereka, jadi untuk permasalahan ekonomi, mereka tidak lagi memusingkan hal itu di saat banyak orang yang pusing dengan ekonomi di masa tua.

Oleh karena itu, sebenarnya investasi, tabungan dan aset itu akan sangat berguna apalagi ketika di masa tua sehingga ketika memiliki karier yang sedang dikembangkan dengan penghasilan yang secara bertahap mengalami peningkatan maka sebaiknya untuk memikirkan hal itu sebagai perencanaan jangka panjang, yang akhirnya menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing karena itu tadi, tidak ada yang menyelamatkan ekonomi kehidupan kita kalau sedari awal kita tidak memikirkan untuk perencanaan jangka panjangnya, yang mana sebaiknya kita semua sekarang perlu adanya untuk memiliki mindset untuk memiliki aset, tabungan dan investasi sebagai tanggung jawab yang menyelamatkan hidup di masa tua mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun