Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i'm anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here 💌🎀

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Batasan yang Mengikat: Mengapa Anak dari Orang Tua Overprotektif Lebih Rentan Salah Pergaulan?

3 September 2024   13:01 Diperbarui: 3 September 2024   13:07 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di banyak kasus terkait dengan anak-anak, sebenarnya tentu lingkungan pertama yang harus dilihat adalah bagaimana keadaan dan situasi dalam keluarganya. Terkait dengan bagaimana orang tua mendidik dan mengajari anak-anak tentang sebuah prinsip hidup yang ketika ia keluar dari rumah, etika, moralitas, prinsip dan dasar hidup yang ia bawa dari rumah dan keluarganya, itulah yang sangat berperan ketika ia membawa dirinya ke dunia luar. Tak jarang memang faktor utama apabila anak bermasalah ketika di luar rumah, tentu yang harus disoroti pertama kali adalah lingkungan keluarganya, apakah memang anak tersebut juga dengan orang tuanya memiliki masalah dan tentu itu harus ditelusuri terkait dengan permasalahan antara orang tua dan anak.

Pembahasan kali ini, saya cukup melihat ini di kehidupan sehari-hari saya dan tentu teman-teman juga bisa melihat bahwa biasanya anak-anak yang diberi kebebasan oleh orang tuanya untuk memilih keputusan dalam hidupnya maka anak tersebut akan memiliki mental yang mandiri dan bisa memutuskan antara benar dan salah dalam hidupnya. Justru, anak-anak yang dibebaskan untuk menentukan pilihan dalam hidupnya mereka tidak memanfaatkan kebebasan itu untuk ketika di luar rumah melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya dan tidak senonoh akan tetapi justru anak-anak yang didik seperti ini, jadi menaruh kepercayaan orang tua kepada dirinya untuk dijaga dan tidak dirusak.

Lain halnya, ketika kita coba melihat di sisi lain terkait dengan anak-anak yang orang tuanya benar-benar overprotektif kepada anaknya, yang tentu perbedaannya akan signifikan hasil didikan yang dibebaskan menentukan pilihan hidup dengan didikan yang apa-apa itu harus pilihan orang tua dan apa-apa itu harus diatur orang tua yang sebagai anak tidak boleh membantah karena bila membantah kata-kata "anak durhaka" itu akan keluar sebagai label anak yang tidak mentaati orang tua, padahal soal pilihan hidup anak, dalam pola asuh sebaiknya orang tua tidak terlalu mencampuri urusan anak karena orang tua tugasnya dan perannya sebatas hanya mengarahkan, mendukung dan memberi saran tapi yang menentukan pilihan hidup anak tetap keputusan anak tersebut.

Anak-anak yang tumbuh dan berkembang di keluarga yang orang tuanya overprotektif terhadap kehidupan anak akan membentuk dan memunculkan karakter dan sifat anak yang merasa bahwa orang tuanya tidak percaya terhadap dirinya, akibatnya anak akan selalu tidak bisa membedakan antara benar dan salah karena ketika berada di dunia luar orang tua selalu ikut campur urusan anak yang seharusnya, anak itu mesti dibiarkan untuk berinteraksi kepada orang lain, bisa mandiri dan bisa menentukan keputusan hidupnya sendiri tanpa dibatasi oleh orang tua, yang sebenarnya kerap kali berlebihan sehingga mental anak menjadi pengecut dan manja karena pilihan hidup anak harus selalu berdasarkan pilihan hidup orang tua.

Sebenarnya, saya paham bahwa orang tua merasa khawatir anaknya akan kenapa-kenapa ketika ia melepaskan anak untuk berteman dan bersosial di dunia luar, akan tetapi jika orang tua terlalu berlebihan dan tidak percaya kepada anak sendiri maka jadi akhirnya itu kesalahan orang tua yang membentuk anak untuk terbatas pertumbuhan dan perkembangannya, apalagi ketika beranjak dewasa ia juga butuh pengalaman sosial yang tentu ketika di dunia luar ia harus terbiasa mandiri dan bisa menentukan keputusannya sendiri. Akan sangat bahaya, apabila orang tua sangat berlebihan dan keterlaluan menekan anak seolah-olah anak tidak memiliki kehidupan di dunia luar selain keluarga.

Di dunia luar, justru anak akan banyak menemukan permasalahan-permasalahan yang membentuk dirinya untuk bisa mengandalkan diri sendiri, yang mana akibat didikan dari orang tua yang membebaskan dan memberikan kepercayaan kepada anak maka justru anak akan tetap tenang ketika permasalahan yang ia hadapi itu sangat kompleks sekalipun, maka ia akan bertanggung jawab terhadap dirinya untuk bisa menyelesaikan itu sendiri bukan alih-alih jadi melibatkan orang tua yang justru permasalahannya itu akan melebar kemana-mana karena pasti orang tua yang over protektif akan mati-matian membela anaknya sekalipun itu adalah salah anaknya sendiri. 

Akibat dari anak yang orang tuanya overprotektif terhadap dirinya pun akan sangat besar kemungkinan ia gampang terbawa arus apalagi ketika lingkungan sepermainannya adalah pergaulan yang salah sehingga ketika di dalam dirinya ada rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu yang diajarkan oleh teman-temannya, maka anak tidak akan memperdulikan lagi kepercayaan orang tuanya karena di dalam kepalanya sudah tertanam bahwa selama ini orang tuanya terlalu menekan dirinya dan ketika salah pun ia tetap akan dibela, jadi ada sebuah pemikiran bahwa tidak akan jadi masalah bahwa ia mencoba hal-hal yang menjadi keseruan sebagai anak muda karena tentu orang tuanya tidak akan marah dan akan menjadi garda terdepan, sekalipun dirinya salah.

Ini akan diperparah dengan anak tersebut merasa bahwa ia terpenjara dalam rumahnya sendiri karena tidak mendapat kebebasan untuk bersosial secara normal dengan orang lain karena selalu dianggap bahwa anak tersebut tidak tahu apa-apa tentang dunia luar yang malah justru itulah yang membuat anak mencuri-curi kesempatan untuk bisa keluar dari rumahnya karena merasa bahwa orang tuanya ini, tidak akan bisa diajak diskusi terkait dengan kemauan dan pilihan hidup anak tersebut, akhirnya anak akan penasaran terhadap dunia luar yang tidak diperbolehkan itu sehingga anak tersebut akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kesempatan dan peluang keluar dari rumah, seolah-olah itu adalah sebuah kebahagiaan dan kebebasan yang padahal teman-teman sebayanya secara normal diberi kepercayaan untuk berteman dan bersosial di luar rumah.

Itulah mengapa pada akhirnya anak yang orang tuanya overprotektif akan mengalami banyak permasalahan termasuk akan rentan mengikuti pergaulan yang salah karena dari orang tuanya tidak memfokuskan bagaimana anak tersebut bisa membedakan antara benar dan salah akan tetapi fokus pada keselamatan anaknya untuk tidak kenapa-kenapa di luar rumah bahkan ketika anaknya salah sekalipun ia tetap akan membela anaknya mati-matian sehingga apa-apa anak tidak akan bisa mandiri akibat terlalu dimanjakan maka dari itulah anak menganggap seolah-olah dunia luar adalah angin segar yang akan terus ia cari-cari karena di dalam rumah, orang tua tidak membebaskan dirinya untuk punya pilihan dan kemauan sendiri.

Oleh karena itu penting adanya orang tua berperan sebagai orang tua yang tidak terlalu berlebihan terhadap kebebasan anak yang tentu perlu untuk menemukan keseimbangan antara hal-hal yang dianggap itu sebuah perlindungan dan hal-hal yang dianggap sebuah kebebasan karena di usia anak yang mulai beranjak untuk dewasa ia perlu untuk belajar dan berkembang dalam menemukan sendiri pilihan yang menjadi keputusannya sehingga ketika ada bahaya dan permasalahan yang sulit ia bisa mengandalkan dirinya sendiri tanpa melibatkan orang tua untuk membela dirinya yang mana hal itu harus dimulai dari orang tuanya yang memberikan kepercayaan kepada anaknya dalam menentukan pilihan hidupnya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun