Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i am anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here ✨

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Perempuan Muda

30 Juni 2024   22:37 Diperbarui: 30 Juni 2024   22:45 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata mereka, perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi

Kata mereka, perempuan hanya pencetak keturunan

Kata mereka, perempuan hanya alat pemuas nafsu birahi

Kata mereka, perempuan harusnya penurut, tidak boleh memberontak

***

Suara perempuan dianggap kecil, hanyalah seperti gonggongan yang tak berarti untuk mereka


Perempuan dianggap payah dan manja hanya menambah beban, kata mereka

Ketika perempuan terlihat merdeka dengan hidupnya, mereka mulai bertanya-tanya 

Siapa yang nantinya akan mengurus anak dan suaminya di rumah?

***

Perempuan tidak pernah didukung justru setiap mata merasa aneh melihat perempuan gagah dengan potensinya 

Prestasi mengerikan perempuan dianggap bumerang bagi laki-laki yang tidak punya nilai?

Pantaslah, kau sebagai laki-laki kenapa merasa ketakutan?

Tidak perlu keras, menantang bahwa perempuan pantas dijadikan boneka hiburan 

***

Sekarang, sudah banyak perempuan cerdas dan mengaktifkan logikanya

Perempuan muda wajarlah menikmati hidupnya yang menyenangkan 

Karier yang cemerlang, pekerjaan yang mapan, uang yang mengenyangkan 

Masih perlu memelihara cinta lelaki tidak berguna?

***

Tidak perlu melabeli perempuan adalah manusia lemah

Perempuan sekarang sangat berani bertarung dengan hidupnya

Walaupun, banyak mata manusia di dunia ini memandang enteng seorang perempuan 

Yakinlah, perempuan bisa berdiri di kakinya sendiri dengan bangga dan merdeka

***

Puisi ini menggambarkan seorang perempuan muda dengan segala ambisi, ide dan kemampuan yang kuat dari dirinya. Benarlah bahwa acap kali, perempuan yang masih muda, sudah bisa punya karier yang cemerlang, pekerjaan yang mapan dan uang yang banyak justru jadi bahan olok-olok yang pastilah jadi bahan perbincangan di lingkungan sekitarnya. Aneh, tapi itu kenyataannya.

Perempuan benar-benar tidak akan pernah merdeka dengan hidupnya apabila masih mau mendengarkan manusia-manusia penuh iri dan dengki yang memang hobinya mengurus hidup orang lain yang bahkan hidupnya masih luntang-lantung apalagi yang berbicara seperti ini kebanyakan juga sesama perempuan. Kadang itulah yang memalukan dan menyedihkannya. 

Seolah-olah perempuan dibatasi apapun potensinya agar nanti ketika berumah tangga tidak merasa kesusahan karena akan mengurus anak dan suaminya kelak, karena mau tak mau harus meninggalkan kesibukan masa mudanya. Sampai sekarang pun, saya masih merasa aneh dengan pilihan-pilihan yang seharusnya tidak apa-apa untuk tidak dipilih namun seolah-olah sebagai perempuan kita dibuat untuk tidak punya pilihan. 

Pantaslah, banyak perempuan yang memilih tidak berpendidikan tinggi, berpikir punya karier yang cemerlang dan punya uang banyak, karena justru dari orang tuanya dan lingkungan sekitarnya mendikte keras bahwa perempuan tempatnya adalah di rumah, menurut dan tidak perlu banyak bergerak, toh nantinya perempuan akan dinafkahi dan dihidupi oleh ayahnya atau suaminya ketika sudah menikah.

Bukan berarti bahwa perempuan-perempuan yang memilih untuk melebarkan sayapnya untuk punya karier yang bagus, pekerjaan yang mapan dan uang yang banyak tidak bisa mengerti kodratnya untuk menjadi seorang perempuan yang memposisikan dirinya sebagai ibu ataupun isteri yang baik. Mereka sangat tahu, tanpa melupakan kodratnya sebagai perempuan ketika ia juga akan masuk ke dalam kehidupan berumah tangga.

Namun, apakah perempuan tidak boleh punya mimpi besarnya sendiri? Seolah-olah perempuan tidak boleh mewujudkan impiannya karena kebanyakan perempuan tidak seperti itu. Apakah, karena nanti laki-laki akan minder atau merasa terinjak-injak harga dirinya apabila perempuannya punya karier yang bagus, pekerjaan yang mapan dan uang yang banyak? Kenapa ini jadi tanggung jawab perempuan bila laki-laki merasa minder? Bukanlah urusan perempuan bila memang narasi demikian adalah benar, tentu itu urusan masing-masing individu manusia.

Hanya laki-laki yang tidak secure terhadap dirinya apabila merasa minder terhadap perempuan demikian. Laki-laki yang secure terhadap dirinya pasti sangat mensupport perempuannya untuk bisa bertumbuh dan berkembang tanpa merasa tersaingi dengan potensi perempuannya yang justru semakin membuat mereka bisa belajar satu sama lain untuk saling berbagi pengalaman. Percayalah, bahwa tidak salah dan sah-sah saja sebagai perempuan, kita dapat merealisasikan apa pun impian dan cita-cita kita selagi masih muda.

Oleh karena itu, tidak perlu lagi merasa terbebani dengan standar yang sudah tidak relevan apabila pilihan kita tidak sama dengan perempuan lainnya. Silakan, melebarkan sayap dengan bebas dan merdeka. Silakah, merasa bangga dengan pencapaian dan tujuan kita saat ini. Pastilah, nanti ada masanya kita juga tidak perlu susah payah menjelaskan kepada orang-orang tentang hidup kita yang menyenangkan ini. Pasangan kita juga akan sama seperti kita, pasti ia akan mengerti dan sangat mendukung apa pun yang kita jalani karena seperti itulah pasangan yang tepat untuk kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun