Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i'm anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here 💌🎀

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Merayakan Keterlambatan

15 Juni 2024   21:21 Diperbarui: 15 Juni 2024   21:56 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Katanya, semua orang punya masa jayanya sendiri 

Tapi, seberapa lama kejayaan itu tercapai?

Sudah letih, menari dengan harapan kosong 

Terkurung pula, dalam ketidakpastian jawaban

***

Katanya, gagal itu hanya belum mencapai

Bagaimana, seumur hidup masa jaya tidak pernah ada?

Alur hidup menyesatkan, hilang arah dan tak ada semangat hidup

Dipaksa, menembus menyelimuti pikiran dan hati

***

Dunia ini kejam sekali

Apa kita yang terlalu polos?

Sekeras ini berusaha, ada saja patahan-patahan kekecewaan 

Rasanya seperti mematikan diri sendiri 

***

Belum lagi, diuji dengan pengkhianatan 

Penghinaan yang bahkan tidak seharusnya dilakukan seorang manusia

Apa dengan cara menjatuhkan harga diri seseorang hidup dikatakan layak?

Persetan dengan manusia lain, kau selamatkan dirimu sendiri

***

Kau harus mengubah cara pandangmu pada hidup

Pola pikirmu keterlaluan, ayolah kau manusia biasa

Apa yang mau kau pertontonkan dengan manusia lain?

Kau mau hidup atau pun mati, adakah yang sebegitu merasa kehilangan?

***

Targetkan cita-citamu lebih dekat

Bagaimanapun caranya, luruskan niatmu cari strateginya

Kupertegas sekali lagi, tidak ada yang peduli dan berselera dengan cerita hidupmu

Buang jauh-jauh ekpektasi menginspirasi orang lain 

***

Kau harus menjadi seorang petarung 

Kapanpun waktunya, itulah yang akan membuatmu tahan banting

Fokus dengan apa yang mau kau tuju

Jangan pernah lirik ke kanan dan ke kiri

***

Nantinya, tua mu hanya bercerita

Jadi, kala muda seperti ini, semangatlah memperjuangkan 

Suatu hari pasti kau akan bangga terhadap dirimu sendiri 

Duduk, ditemani segelas kopi hitam dengan rasa gula yang manis

***

Puisi ini menggambarkan bahwa dalam proses mencapai berbagai harapan dan cita-cita dalam hidup, tentulah tidak semudah dan semulus yang kita semua bayangkan. Maka dari itu, setiap hal dari perjuangan yang kita lakukan, tentunya kadang kala, kita tidak mencoba untuk membandingkan diri kita dengan orang lain, akan tetapi orang lain dengan begitu tidak punya hatinya membandingkan diri kita dengan orang lain.

Semua orang berproses, jadi tidak semua proses di antara kita semua itu sama. Tapi, yang saya juga terheran-heran dengan orang-orang yang dengan gampangnya membandingkan kita dengan orang lain yang tanpa mereka tahu, kita juga tidak bermalas-malasan untuk mencapai apa yang kita inginkan. Siapa juga yang mau kegagalan? Tapi, mereka bahkan memilih untuk tetap membandingkan diri kita dengan orang lain. 

Bahkan, yang sangat disayangkan adalah orang-orang yang kerap kali membandingkan diri kita dan dilabeli sebagai orang yang gagal dengan mereka-mereka yang dianggap dan dilabeli sebagai orang-orang yang sukses itu adalah orang-orang yang terdekat buat kita, yang seharusnya mensupport kita untuk bisa kembali pelan-pelan bangkit, akan tetapi ternyata tidak sama sekali. Yang artinya dalam memperjuangkan sesuatu, yang kita punya hanya diri kita sendiri.

Untuk teman-teman semua, tidak apa-apa loh untuk merayakan keterlambatan dan ketertinggalan, karena setiap orang ada masa kejayaannya. Tidak semua orang juga masanya itu di usia muda, karena justru masanya adalah di usia tua. Jadi, tenanglah tidak perlu khawatir berlebihan. Yang paling penting adalah diri sendiri mau untuk menjalani apa yang menjadi tujuan. Urusan orang lain membandingkan, itu urusan mereka, jadi kita yang dijadikan bahan perbandingan, tidaklah perlu terlalu pusing karena bukan mereka yang bakal menikmati apa yang kita perjuangkan juga karena mereka itu cuma penonton, jadi fungsinya menonton saja.

Saat ini, yang kita butuhkan adalah diri kita sendiri yang sehat dan kuat untuk menjalani apa yang mau kita tuju. Latihlah, diri sendiri untuk bersyukur dan menerima apapun hasil dari yang kita perjuangkan namun bukan berarti kita berserah namun tidak berusaha karena bullshit mendapatkan sebuah impian itu tidak diperjuangkan dengan keras dan sekuat tenaga. Oleh karena itu, fokus saja dengan diri sendiri, nanti ada masanya kita akan mengerti bahwa makna hidup itu akan kita ingat dari sebuah proses panjang dalam memperjuangkan sesuatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun