Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i'm anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here 💌🎀

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Tembakan Peluru

16 Mei 2024   21:42 Diperbarui: 16 Mei 2024   21:43 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lihatlah, pahlawan kesiangan telah muncul

Dengan misi, menyenangkan semua orang

Berapa nyawamu?

Berani sekali kau, membela mereka

***

Akankah, mereka berada di garda terdepan saat kau sudah hampir mati?

Omong kosong, bila mereka ada di pihakmu

Kau mati pun ya, tinggal dikubur

Ribut sekali bersimpati sampai kepalamu hampir pecah

***

Sudah kubilang berkali-kali tapi kau tidak percaya

Kau lupa bahwa ada kerugiannya menjadi orang yang tulus sepertimu

Lucunya lagi, kau selalu menggantungkan balasan atas kebaikanmu

Kau bertanya, kenapa kau diperlakukan seperti itu?

***

Sayang, jangan terlalu naif di dunia ini

Kau melindungi mereka namun kau juga yang dijadikan tumbalnya

Kau berharap dihargai?

Bodoh, gampang sekali kau diinjak

***

Buka matamu lebar-lebar, pasang telingamu!

Jangan menyiksa diri sendiri

Akibat terlalu baik, kau disebut penjahatnya

Kau tahu tembakan peluru itu berasal dari mana?

***

Dari orang-orang yang kau anggap dekat dan percayai

Mereka punya pistol dan peluru yang dapat membuat kepala bocor seketika

Simpan, rahasiamu baik-baik

Ingat, kau tidak bodoh dalam bermain

***

Puisi ini menggambarkan seseorang yang terlalu polos, terlalu baik dan tidak berpikir bahwa kapan pun orang lain bisa membuatnya hancur seketika. Bukan berarti, tidak boleh memberikan seluas-luasnya kebaikan yang kita miliki kepada orang lain. Namun, siapkah kita ketika balasan dari kebaikan yang kita tebarkan itu adalah menemukan kebusukan-kebusukan yang tidak kita sangka dari mereka-mereka yang kita kasihi dan sayangi dengan kebaikan kita.

Karena, bentuk kehati-hatian dan kewaspadaan diri sendiri terhadap lingkungan sekitar itu sangat-sangat diperlukan untuk jadi pertahanan diri sendiri ketika sudah menemukan sinyal-sinyal bahwa yang ada di depan kita adalah seseorang yang akan kapanpun menghancurkan kita. Tentu, sinyal itu sangat-sangat dapat kita rasakan dan tolong simpan hal itu untuk diri sendiri sebagai bahan penilaianmu dan jangan pernah untuk menceritakan apa yang kita nilai akan suatu hal itu.

Akan mengerikan bila kita tidak punya pertahanan diri karena kapanpun orang yang bahkan paling kita sayangi dan cintai bisa menusuk kita dari sisi bagian manapun. Tapi, apalah daya sebagai manusia biasa selalu dalam menghadapi apapun, hati nurani kita yang selalu bergerak untuk membantu dan menolong sesama kita yang memang butuh pertolongan dan kita lupakan satu hal secara logika bahwa mereka yang kita tolong adalah orang yang telah menusuk dan bisa saja menusuk kembali di masa depan.

Pastikan, di dunia ini kamu bisa bermain dengan rapi dan tenang. Seperti yang telah saya jelaskan di awal bahwa orang yang paling dekatlah yang tahu seluk-beluk kita. Jadi, simpan rahasiamu baik-baik dan tetap menjadi seseorang yang tenang. Pantau, amati dan nilai sendiri apa yang ada di depan matamu. Bila sudah menemukan sinyal-sinyal untuk bertindak seperti apa maka bertindaklah dan pastikan keputusan itu adalah keputusan yang bulat dan tepat. Ingat, jangan bodoh dalam bermain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun