Tak terelakan, pertengkaran pasti terjadiÂ
Usia lebih tua atau lebih muda, tidak menjamin bahwa kita sudah dewasaÂ
Adu mulut dan adu tunjuk, terasa menggores hatiÂ
Seakan atasan dan bawahan, yang tidak mau mengalah dan dikalahkan
 ***Â
Namun, ketahuilah bahwa di dalam keadaan apapun, aku adalah milikmuÂ
Sampai kita menua hingga maut memisahkan, bolehkah?
Tak jarang aku akan bernada tinggi merasa harus menangÂ
Ketika badai permasalahan mulai kencang menyapa
 ***Â
Di pojok dinding aku menyendu, merindui dirimu
Kau sangat mengerikan ketika marahÂ
Diam dan tidak memperdulikankuÂ
Kita tidak akan tersemat di dalam sini, kalau kau dan aku tidak bertahanÂ
***Â
Tapi apalah daya, kapanpun kata kita bisa terlepas
Menemui kehilangan, untuk memberi hati sendiri sedikit ruang
Kembali bersama atau asing selamanya Bila tujuanmu adalah aku kembalilah, bila bukan asinglah selamanyaÂ
***
Ucapan doa terbaik, selalu aku naungkan untuk keselamatanmuÂ
Tak perlu tahu sedalam apa cintaku padamuÂ
Terima kasih telah memperjuangkan kita, aku senang mengenalmuÂ
Maafkan, bila kurang di diriku melukai hatimu ***Â
Puisi ini menggambarkan masa-masa di mana seseorang mencapai puncak keributan yang benar-benar membuat hubungan tersebut mau tidak mau harus sementara waktu untuk di selesaikan. Tatkala, setiap hari menjalani hari-hari yang melelahkan di saat seperti itu juga, mendapati bahwa pasangan sendiri juga tidak memahami dan mengerti dengan keadaan diri sendiri. Kadang, mungkin kita pernah merasakan bahwa diri sendiri butuh namanya menarik diri dari semua hal yang membuat energi kita benar-benar terkuras termasuk dalam hubungan.Â
Tapi menurut saya, amat sangat tidak seimbang antara ketika kita ingin dimengerti tapi kita tidak bisa berusaha untuk mengerti orang lain termasuk, pasangan. Barangkali, bukan diri kita saja yang merasa kelelahan dengan rutinitas sehari-hari akan tetapi pasangan kita juga sama lelahnya dengan diri kita. Bukan, artinya untuk tidak boleh terlalu banyak cerita dengan pasangan dan terbuka kepada pasangan akan tetapi kita juga perlulah mengerti bahwa lihatlah dan pandangilah dia yang butuh istirahat dan biarkan waktunya ia gunakan untuk dunianya sendiri. Sadarilah, bahwa pasangan kita juga pun manusia biasa.Â
Ada masa-masanya dia akan seperti kita yakni menarik diri dari hal-hal yang membuat energinya terkuras bahkan termasuk dalam hubungan itu sendiri. Yang penting intinya komunikasikan dengan baik, apa yang ia butuhkan, apa yang ia perlukan dan mengertilah soal kondisi tersebut. Tidak perlu banyak dituntut cukup beritahu dan ingatkan karena sejatinya dalam keadaan apapun dia akan memilihmu jika memang kamu tujuannya. Tidak perlu terlalu risau soal dinamika, irama dan polemik yang membuatmu bertanya-tanya dalam hubungan tersebut karena itulah hubungan yang terjalin antara dua manusia.Â
Semoga, di dalam keadaan apapun, cintamu dan pasanganmu terhadap hubungan yang telah dibangun tidak berkurang sedikitpun walaupun kadang kapanpun kata kita bisa terlepas. Dukung dan semangati apapun yang membuat diri sendiri bertumbuh dan juga pasangan kita bertumbuh. Jangan pernah mengurung pasanganmu di dalam aturan yang membuat dia tidak bertumbuh dan berkembang melainkan membuat dia mati di tempat dan tidak bahagia. Selagi, arahan dan nasihat yang kamu berikan adalah demi dia lebih baik maka silahkan untuk berkomunikasi tentang hal itu tapi jika untuk hal-hal yang sifatnya tidak terlalu penting maka pikirkanlah kembali untuk berbicara bahkan mengurung dia di dalam ketidakbahagiaan yang bukan dirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H