Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - content writer | host podcast

hi, i'm anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here 💌🎀

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Bingkai Masa Depan

12 April 2024   06:24 Diperbarui: 12 April 2024   06:39 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aoma tanah selepas hujan mengantarkan pada ruangan meditasi

Kesejukannya membekukan gerak tubuh yang tak ingin kian beranjak

Memanjakan seluruh tubuh dan menikmati pemberian-Nya

Merasa gagal, bangkit terpaksa, hampir berhasil juga

***

Aksi konyol insan yang suka mengeluh selalu yang utama

Reaksi refleks tetangga, tidak pernah surut apalagi gagal

Di kamar mengurung diri bergelut hingga lebam-lebam 

Gratis bermimpi tapi sukar digenggam nyata

***

Ada di titik lelah itu maklum, jika tidak manja

Manusia bilang dunia memang tempatnya capek

Peringatan! Terlalu banyak rebahan, kau akan mudah patah

Khawatir tatap ke depan kembali menikam untuk cepat berlari

***

Lari-lari penuh sesak hampir pingsan

Ujung hari pengumuman pastilah takdir adil versi Tuhan

Sesuatu yang dirancang bisa juga melewati

Sesuatu yang jadi hak milik tidak akan tertukar

***

Sang Khalik sudah buatkan jalan yang tidak di karang

Jam berputar dengan ambisi mengebu-gebu

Cermin menggoda-goda mengajak untuk singgah

Memantaskan gambar diri untuk berkaca

***

Apakah kau layak untuk punya masa depan cerah?

Bintang-bintang di langit menjadi deretan tanda tanya

Memamerkan pancaran cahayanya dengan penuh percaya diri

Jangan sungkan untuk menangis, cengenglah sebentar

***

Waktu spesial untukmu pasti tiba, bersoleklah yang cantik 

Bersegeralah melukis bingkai masa depan 

Tersenyumlah pada kecupan sayang semesta

Yang berhasil membuatmu senyum terkesima

Angin terhembus mengusap pipi ranummu yang mulai tersipu, tersemat di dalam insan yang paling beruntung

***

Puisi ini menggambarkan seseorang yang mati-matian mengusahakan masa depannya yang cerah. Masa depan dengan harapan dan cita-cita yang ia letakkan setinggi langit, seringkali membuatnya patah dan ingin menyerah dari perjuangan untuk mencapai semua halnya. 

Berkali-kali gagal akhirnya berkali-kali juga ia bangkit melawan keputusan yang sebenarnya adalah sebuah bentuk yang menjadikan dirinya bermental baja ketika berada di puncak keberhasilan. 

Entah kapan waktunya, tentu bila sudah masanya dan saatnya pasti kita semua mendapatkan apa yang selama ini kita impikan dan idamkan. Bersabarlah dan tetap bangkit dalam keadaan apapun yang membenturkan karena sejatinya perjuangan yang kita semua lakukan akan membuahkan hasil yang manis suatu hari nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun