Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i'm anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here 💌🎀

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Bisikan Terima Kasih Tepat Pada Hatimu

11 April 2024   07:38 Diperbarui: 11 April 2024   07:41 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Esok dan seterusnya, kau harus berterima kasih

Pada sosok yang menemani perjalananmu di dunia ini

Dirimu, ucapkan terima kasih padanya

Diri sendiri yang sangat amat butuh terima kasih itu

***

Dirimu yang selalu menerima ketika tubuhmu lelah 

Dirimu yang selalu kau paksa sabar dan kuat

Dirimu yang penuh luka dan trauma

Dirimu yang begitu besar jasanya, terimakasihlah kepadanya

***

Kau selalu saja mendahulukan orang lain padahal hatimu pedih

Kau selalu saja rela berkorban lebih besar padahal orang lain menganggapmu tak sepenting itu

Kau bisa pandang seberapa orang yang peduli padamu?

Kau terlalu baik, namun kau tetap dicampakkan 

***

Kau selalu belajar tidak menggantungkan apapun pada semuanya

Kau selalu melatih dirimu untuk berharap padahal kecewa telah di depan matamu

Kau tetap tersenyum walaupun berdarah-darah memaafkan

Terima kasih dan maaf telah membentuk dirimu terlalu keras

***

Setelah ini kau harus berjanji

Untuk memandang dirimu tidak sepele

Kau hebat tepat di hatimu

Terima kasih telah hidup lebih lama, tulus dan baik hatimu sangat dirindukan 

***

Puisi ini menggambarkan seseorang yang begitu hebat. Manusia baik namun terlalu baik hingga diremehkan dan disepelekan orang lain. Bukan kendali kita, untuk mendapatkan apa yang kita lakukan untuk orang lain, sebaik dan sebesar itu dari timbal baliknya. 

Pesanku padamu tetaplah menjadi baik di saat dunia ini selalu mencampakkan manusia tulus dan baik seperti dirimu. Semoga tidak ada dendam yang menyiksa, jikapun ada, semoga seiring waktu dapat memudar.

Terima kasih, bisikanlah pada hatimu yang lembut. Maaf telah selalu berkhianat untuk seharusnya mementingkan diri sendiri daripada orang lain. Semoga kesedihanmu diganti dengan hal-hal yang sangat baik melebihi apapun yang sekarang kamu korbankan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun