Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i'm anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here 💌🎀

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pembodohan Diri Sendiri dengan Alibi (Self Love or Love Your Self)?

29 Oktober 2023   13:51 Diperbarui: 29 Oktober 2023   15:47 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Headline di dalam artikel ini mungkin sedikit menampar, namun beginilah faktanya, mari saya jelaskan. Self love atau love your self, ini tak jarang sering diasumsikan bahwa ketika kita mencintai diri sendiri artinya kita menerima bahwa beginilah diri kita, beginilah apa adanya diri kita. Artinya, apa? Kita mendikte diri kita untuk bisa diterima oleh diri sendiri bahkan semua orang dengan segala halnya termasuk karakter, sifat, kebiasaan, pemikiran dan prinsip yang buruk sekalipun, di dalam diri kita.

Namun, pernahkah terbesit dalam hati kita bahwa apa pun yang ada di dalam diri kita itu belum tentu bisa diterima oleh diri sendiri dan bahkan orang lain? Jelas sekali memang bahwa kita tidak bisa selalu diterima dan menyenangkan orang lain, namun apakah pernah kita tanya ke dalam diri kita, kenapa orang lain tidak menerima kita dan justru menjauhi kita? Terlalu banyak sampah yang menumpuk dalam hati dan pikiran, itulah penyebabnya. Inilah bentuk mencintai diri sendiri yang alih-alih malah membunuh dan mengkerdilkan potensi diri dengan beralibi ini adalah self love, jelas ini pemikiran yang salah. Kita terbiasa mendukung dan membantu diri kita untuk terjebak di dalam makna self love yang tidak membuat diri kita untuk upgrade ke arah yang lebih baik, justru menjerumuskan diri sendiri dalam self love ke arah negatif bukan positif.

Kita ambil contoh, ketika kamu memiliki badan gemuk dan kamu sadar bahwa dampak dari badan gemuk itu membuatmu susah begerak dan bernapas, apakah bisa kamu mengatakan bahwa ini self love?! Contoh lainnya, ketika kamu bodoh dan bermalas-malasan lalu selalu bergantung dengan orang lain bahkan apa-apa tidak bisa dan tidak tahu, apakah bisa kamu mengatakan ini self love?! Ketika kamu berkata kasar dan sering kali mengucapkan kalimat yang mengandung unsur 'kebun binatang' bahkan kata-kata vulgar dan kamu seakan-akan meminta orang lain yang mendengarkan ucapan itu untuk memaklumi tindakanmu, apakah bisa kamu katakan ini self love?!

Sadarlah, kamu telah terjebak dalam makna self love yang salah. Justru makna self love yang dapat kamu maknai ialah dengan kamu terus mampu mengevaluasi diri lalu memperbaiki diri, itulah makna self love. Penerimaan diri bahwa beginilah dirimu itu setelah kamu mengevaluasi dan memperbaiki diri, dimana artinya setelah dari itulah maka dapat dikatakan itulah penerimaan diri bukan menjebakkan diri ke dalam self love yang salah kaprah.

Apakah dengan kita menerima value diri kita yang saat ini 'apa adanya' tanpa punya pemikiran untuk meningkatkan value diri sendiri dapat membuat kita bisa menikmati hidup dengan bahagia? Persepsi yang menyesatkan di dalam kepala kita tidaklah usah dipertahankan akibat egoisme kita yang membuat dampak negatif itu tetap selalu ada mengikuti kita. Seberapa banyak penyesalan yang terucap dalam batin kita terjadinya memang tidak sekarang, namun nanti, suatu hari nanti.

Maka, perlu untuk kita renungkan bahwa perlunya menyadarkan diri sendiri untuk punya perhatian lebih in your life bahwa makna self love seperti apa yang saat ini kita terapkan dalam diri kita. Apakah makna self love yang positif atau justru makna self love yang negatif? Pentingnya mengakui kesalahan saat ini, jauh lebih bermakna daripada penyesalan yang tidak ada ujungnya di suatu hari yang menyiksa. Karena, kita telah terlambat dan tertinggal akibat makna self love yang salah.

Oleh karena itu, penting saat ini kita punya estimasi diri bahwa ke depan kamu mau seperti apa, itu sudah harus ada di dalam pikiran dan hatimu. Memang tidak semudah bacot motivator untuk bertransformasi ke hal-hal yang baik akan tetapi ingatlah bahwa hari-hari bahagia namun kosong dan tak bermakna itu tetap ada penyesalannya. Tulisan ini semoga bisa mempersuasif teman-teman untuk bisa setidaknya punya niat untuk berprogres kecil sebagai langkah permulaan yang baik.

Tidak ada yang mudah teman-teman, saya pun sadar akan hal itu. Namun, mesti kita paksakan dan tampar diri kita penuh kesadaran agar kita punya arah hidup yang lebih bermakna dan lebih baik. Tidak ada yang perduli hidup kita akan seperti apa ke depannya, maka dari itu perdulilah terhadap diri kita sendiri. Selamatkan diri kita untuk ke depannya punya skema hidup yang lebih baik dan bahagia. 

Tantang diri sendiri untuk mengeluarkan semua potensi hebatnya dengan dimulai dari langkah kecil yang dieksekusi. Toh, nantinya akan ada suatu hari nanti kita akan berterima kasih kepada diri sendiri dan bangga terhadap diri sendiri bahwa kita bisa dan mampu melampaui apa yang selama ini kita tidak sangka-sangka. Maka dari itu, hendaknya maknailah self love itu dengan tepat dan sesuai sehingga menjadi acuan untuk kita lebih terarah ke tempat lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun