[caption id="attachment_332083" align="aligncenter" width="300" caption="Sanggahan Dinda (sumber: Kaskus)"][/caption]
Hai, Dinda, aku tahu seperti apa rasanya naik KRL di jam-jam kerja. Penuh, sampai kadang kaki pun terinjak-injak penumpang lain. Iya, di dalam KRL juga ada kursi prioritas, biasanya untuk penyandang disabilitas, ibu hamil, dan anak-anak. Meskipun, pada kenyataannya, kursi prioritas juga banyak dikuasai oleh mereka yang bukan prioritas. Tidak hanya di KRL, di dalam TransJakarta kondisinya juga serupa.
Jakarta memang melelahkan, ya. Bahkan, agar bisa mendapatkan kursi di transportasi umum, kamu harus naik ojek dua kali dan berangkat pukul 5 pagi. Aku juga sering melihat, orang-orang tampak letih, duduk sambil memejam, dengan earphone di telinga. Semoga bukan karena takut kursinya dipalak, ya.
Tapi, Dinda, wanita hamil memang berhak mendapatkan kursinya. Kamu jangan iri, ya. Hamil tampak secara visual, sedang sakit di kakimu mungkin tidak terlihat oleh siapapun. Kamu tampak sehat dan baik. Kamu pasti berwajah simpatik. Buktinya, Ibu-ibu hamil tidak segan meminta kursimu.
Bukan Ibu-ibu itu yang salah, Dinda. Kamu hanya perlu menenangkan dirimu dan berkata, "It's okay."
Kamu sudah berkorban berangkat pagi dan naik ojek dua kali. Tentu lebih mudah bagimu berkorban dengan beberapa menit berdiri. Kalau memang kakimu sakit dan tidak mungkin berdiri, berikan alasanmu dan tawarkan solusi. Minta ijin orang yang duduk di sebelahmu untuk sedikit bergeser, lalu kalian bisa mengorbankan setengah kenyamanan untuk duduk bertiga. Siapa tahu, orang yang duduk di sebelahmu, bisa menekan egonya dan memberikan kursinya secara cuma-cuma.
Kamu bisa mendapatkan kebahagiaan dengan membagi hal-hal sederhana. Hanya perlu sedikit empati, daripada kamu hanya kenyang oleh benci.
Oke, Dinda, semoga kakinya lekas sehat, ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H