Mohon tunggu...
Nova Anggrraeni
Nova Anggrraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Agribisnis DPPS Universitas Muhammadiyah Malang

Petani dan penghobi tanaman hias anggrek

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Potensi Agribisnis Anggrek Indonesia

5 Februari 2022   13:57 Diperbarui: 5 Februari 2022   14:02 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerakan #stayathome adalah langkah awal mengurangi persebaran virus Covid-19. Mau tidak mau masyarakat harus betah di rumah. Berkebun dan merawat tanaman menjadi salah satu alternatif dalam mengisi waktu sejak pandemi Covid-19 melanda tanah air dan dunia. Berupaya menjadikan rumah dan sekitarnya menjadi tempat yang asyik. Tanaman hias bisa jadi pilihan tepat untuk berkebun.

Tanaman hias kini menjadi komoditas stress release atau tanaman pengalih dari stres. Bercengkerama dengan tanaman hias juga menjadi trend diberbagai penjuru tanah air dan dunia. Dari sanalah permintaan tanaman hias meningkat dan menjadi salah satu sektor penyangga ekonomi dalam dua tahun terakhir.

Data Divisi lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) nilai ekspor tanaman hias Indonesia Januari- September 2021 tercatat naik 69,73% secara year on year atau berada di nilai USD 10,77 juta. Dengan tanaman hias dari jenis produk bunga yang mendominasi yaitu 26,92% (Jawa Pos.com, 30/12/2021). Salah satu tanaman hias yang banyak penggemarnya adalah anggrek.

Anggrek digemari masyakarkat karena memiliki keindahan dan keunikan dari bentuk bunga yang dihasilkan. Mulai dari varian warna, ukuran, bentuk, corak, tanduk, lidah dan bibir. Akan menjadi nilai tambah jika anggrek memiliki aroma. Keunikan lain biasanya terletak pada kelangkaan spesies tanaman anggrek. Semakin langka, juga semakin susah perawatannya akan semakin banyak dicari (Direktorat Buah dan Florikultura Kementan RI, 2020).

Tanaman anggrek memiliki nilai penjualan tertinggi selama tahun 2020. Data Statistik Perusahaan Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar 2020 tercatat tanaman anggrek berhasil terjual 1,02 juta pohon. Atau jika dinominalkan sebesar 62,95 milliar Rupiah. Dari data tersebut, Provinsi Jawa Timur menempati urutan produksi terbesar nasional yaitu 36,38% dari produksi nasional di tahun 2020.

Anggrek masih menjadi primadona dalam sub sektor florikultura dan inilah potensi yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Dimana  beberapa ahli botani memperkirakan terdapat 25.000 spesies anggrek di dunia. Dari jumlah tersebut, seperlima ada di Indonesia. (Andiani, 2018). Bahkan di Papua saja terdapat 3.000 spesies yang tersebar di seluruh wilayahnya (Handoyo, 2021).

Alasan lain adalah anggrek termasuk tanaman yang mudah dibudidayakan. Dimana tanaman ini sebagian besar epifit (menumpang tanpa menggangu tanaman inang). Anggrek sangat cocok dibudidayakan untuk kalangan yang tidak suka berkotor-kotoran dengan tanah. 

Cukup menggunakan arang, cacahan pakis, daun kaliandra, hidroton ataupun media tanam lain seperti pecahan genteng dan arang. Anggrek mampu hidup dengan media tersebut. Biasanya jenis anggrek dendrobium, phalaenopsis, cattleya, grammatophyllum, bulbophyllum dan sebagain vanda cocok untuk menggunakan media ini.

Dari sinilah pentingnya budidaya anggrek yang lebih modern dan komprehensif. Luasan hutan kita semakin berkurang karena kebutuhan lahan baru. Padahal hutan ini yang menjadi awal habitat anggrek. Maka pengembangan anggrek memang harus menggunakan teknologi terkini yang tepat guna agar kelestarian plasma nutfah  anggrek tetap terjaga.

Kultur jaringan tanaman salah satu alternatifnya.  Dimana anggrek yang memiliki keunggulan genetik diperbanyak secara masal menggunakan salah satu bagian dari jaringan anggrek. Cara ini digunakan agar keberadaan anggrek tetap lestari meskipun tidak berada di habitat aslinya.

Cara lain biasanya untuk mendapatkan keturan yang memiliki keunggulan lebih adalah polinasi atau kawin silang. Kawin silang antar bunga anggrek menjadi opsi untuk mendapat dua atau lebih keunggulan dalam satu tanaman. Dari sana lahir tanaman anggrek hibrida baru yang tentu memiliki beragam keunggulan yang diturunkan dari kedua induknya. 

Sebagai contoh tanaman anggrek A memiliki bunga warna merah cerah namun jumlah tangkai bunga sedikit disilang dengan tanaman anggrek B yang memiliki warna putih dengan jumlah bunga banyak. Diharapkan dari kawin silang keduanya dilahirkan tanaman anggrek C yang memiliki bunga merah cerah, putih atau pink (perpaduan warna merah dan putih) dengan jumlah tangkai dan bunga banyak.

Hasil persilangan anggrek ini yang kian hari semakin di buru. Bahkan  ketika Presiden Joko Widodo berkunjung ke Singapura tahun 2015 lalu. Singapore Botanical Garden mendaftarkan hibrida baru antara Dendrobium Christabella X Haldis Morterud dengan nama Dendrobium Iriana Jokowi. Penamaan ini sebagai penghargaan kunjungan Kepala negara dan ibu negara ke Singapura dan mempererat hubungan bilateral kedua negara.

Sebenarnya bukan hanya sekali itu saja Singapura berdiplomasi melalui bunga anggrek, juga dibeberapa kunjungan negara lain. Misal Dendrobium Michiko pada 1970 untuk penghargaan kunjungan princess Michiko dari Jepang, juga dendrobium Margaret Thatcher pada 1986 untuk Perdana Menteri Inggris tersebut.

Pembudidaya anggrek dalam negeri sebenarnya juga tidak mau kalah dalam merakit dan mendaftarkan hibrida baru. Bisa dicari dan ditemukan yang banyak beredar di pasar anggrek Indonesia diantaranya dendrobium Indonesia Raya, dendrobium Indonesia Emas, dendrobium Indonesia Damai, dendrobium Indonesia Merdeka. 

Bahkan pembudidaya anggrek asal Kota Batu Jawa Timur Dedek Setisa Santoso juga mendaftarkan anggrek hibirda ke Royal Horticultura Society (organisasi internasional untuk pendaftaran hibrida baru) untuk mengenang beberapa peristiwa. Seperti dendrobium Palu Bangkit dan Lombok Bangkit pada 2018 lalu yang terekna gempa dan tsunami. Juga dendrobium Kick Covid-19 pada awal pandemi.

Dendrobium Kick Covid-19. sumber :sunandar,2021
Dendrobium Kick Covid-19. sumber :sunandar,2021

Sebagai tanaman hias yang memiliki daya tarik berbagai sisi, anggrek sudah selayaknya dikembangkan. Baik dalam sisi perlindungan keberadaan habitatnya di alam, kajian budidaya dan akademisi serta dalam segi ekonomi. Bagaimanapun anggrek adalah puspa pesona bangsa dan kewajiban bersama mempertahankan eksistensinya.

  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun