Menurut Budiyono (2011: 59), Asessmen for Learning pada dasarnya adalah penilaian yang formatif. Diberikan nama Asessmen for Learning adalah dengan tujuan untuk menekankan bahwa asesmen yang dilakukan adalah asesmen untuk perbaikan pembelajaran, bukan asesmen untuk melihat seberapa banyak pengetahuan yang telah dikuasai siswa. Apabila asesmen dilakukan secara tepat akan mampu meningkatkan penguasaan matematika siswa. Hal itu sesuai yang dikemukakan oleh Stiggins & Chappuis (2006) bahwa Asessmen for Learning dapat meningkatkan kesuksesan siswa. Asessmen for Learning sudah diterapkan sejak lama dan terbukti telah dapat meningkatkan kemampuan matematika siswa di Inggris.
Evaluasi pembelajaran saat dilapangan dilaksanakan dengan mengulas materi yang telah disampaikan dan menyimpulkan tentang keseluruhan materi yang disampaikan. Saat pembelajaran dikelas diberikan soal dengan materi yang telah diajarkan oleh praktikan. Kemampuan guru dalam menguasai materi dan metode penyampaian merupakan hal terpenting dalam proses belajar mengajar yang diharapkan agar terjadi transfer nilai dan ilmu serta ketrampilan dari guru ke siswa. Akan tetapi, bila siswa kurang respek dan kurang serius terhadap mata pelajaran, akan menyebabkan kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut tentunya juga akan mempengaruhi lancar atau tidaknya kegiatan pembelajaran.
Hasil penilaian berupa hasil asessmen formatif ada 17 orang siswa yang sudah melebihi KKTP dan siswa berjumlah 13 orang dibawah nilai KKTP, nilai siswa yang tidak mencapai KKTP sebanyak 13 orang. Nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah adalah 20. Peserta didik akan melakukan remedial merupakan peserta didik dengan nilai dibawah KKTP dengan  cara yaitu akan diberi tambahan materi tentang ciri, bentuk dan struktur virus baru dilakukan remedial dengan soal yang berbeda.
Hasil penilaian menurut saya sudah mencapai tujuan pembelajaran yaitu peserta didik mampu menyimpulkan ciri, bentuk dan struktur virus karena nilai peserta didik sudah diatas 50% yang melebihi nilai KKTP. Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik sehingga dapat membantu kemampuan berpikir peserta didik meningkat, kemampuan menyelesaikan masalah dengan nyata serta membuat siswa mandiri menemukan solusi atas apa yang terjadi.
Tantangan untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu:
1. Guru belum menggunakan media yang menarik pada waktu proses pembelajaran berlangsung
2. Guru belum maksimal menggunakan model pembelajaran PBL pada saat proses pembelajaran
3. Masih banyak ditemukan siswa belum aktif didalam diskusi kelompok
4. Peserta didik belum mampu memecahkan masalah yang diberikan oleh guru
5. Kondisi sarana prasaran yang terkandang kurang mendukung untuk menggunakan media yang berkaitan dengan teknologi
Yang terlibat dalam kegiatan PPL 1 ini, yaitu :