Mohon tunggu...
anggoro suprapto
anggoro suprapto Mohon Tunggu... profesional -

Sastrawan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Akulah Rakyat yang Menatap

11 November 2014   02:41 Diperbarui: 4 Agustus 2016   17:51 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Akulah Rakyat yang Menatap

Aku tak pernah meratap

kecuali kamu membodohiku dan menghujat

Aku memang punya lidah 

tapi bukan untuk menjilat

Punya telinga 

bukan untuk dengarkan 

janji-janji tak bermanfaat

Tanyalah pada angin yang berkelebat

Kepalan tanganku bisa menohok ulu-hatimu

Wahai para pemimpin palsu yang tak tahu malu

Hatiku lembut tapi suaraku keras bagai cadas


Rakyat sejati adalah 

rakyat yang punya harga diri

Maka kalau ada yang mengatasnamakan rakyat

Tetapi suka menfitnah dan menghujat 

Sesungguhnyalah dia bukan rakyat negeri ini

Hanya insan berjiwa sengkuni 

pecundang membodohi diri sendiri

Hanya mengejar uang 

kedudukan dan janji-janji

Rakyat sejati adalah 

insan perkasa berjiwa kesatria


Sungguh, akulah rakyat yang menatap

Mata elang tajam mengawasi keadaan

Cerdas membedakan mana pemimpin sejati

dan mana yang gadungan

Mulutku memang satu 

tapi aku akan terus berteriak

Menyuarakan kebenaran.

Semarang, Juni 2014



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun