Mohon tunggu...
anggoro suprapto
anggoro suprapto Mohon Tunggu... profesional -

Sastrawan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rakyat

1 Februari 2015   14:32 Diperbarui: 4 Agustus 2016   21:10 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami rakyat memang tidak punya senjata

hanya kata-kata

Tapi ingat, kata-kata tak dapat ditembus dengan peluru

atau ditebas bayonet terhunus kaku

Kata-kata mempunyai hukum alamnya sendiri

Seperti virus menyebar meruyak mengusik pikiranmu

Menggedor-gedor sanubari mengganggu mimpi indahmu

Kata-kata seluruh rakyat akan mengepung dan memblokir jalanmu

menyusup ke rumahmu, menelanjangi dirimu

membuat wirang seumur hidupmu


Kami rakyat memang tidak punya kuasa

Hanya mata dan telinga

Tapi mata tak bisa dikelabuhi dan telinga tak bisa dibisiki

dengan janji-janji tak berarti

Telinga dan mata rakyat punya aturan mainnya sendiri

Mendengar dan mengawasi dengan teliti

memilih, memilah cermat hati-hati sekali

Mencatat dalam sejarah para pemimpin culas 

dan mengisahkannya pada anak cucu selamanya

sampai putaran bumi terhenti


Kami rakyat nyata anak negeri bukan tak kasat mata

Beratus juta tangan kami akan tengadah ke udara

penuh perlawanan doa kutukan gemuruh membahana

Maka kalau hatimu tak bersih

Jangan sekali-kali bilang kamu wakil rakyat

mengatasnamakan rakyat

atau mengaku pemimpin rakyat

Maaf, kami akan meludah tanda tak rela


Semarang, awal tahun 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun