Mohon tunggu...
Anggoro Eko Prasetyo
Anggoro Eko Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - PPG Prajabatan Universitas Muhammadiyah Mataram

Ingin menjadi guru yang menarik, menyenangkan, dan humanis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Napas Ibu Kota

30 Agustus 2023   14:04 Diperbarui: 30 Agustus 2023   14:08 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://zainalabidin08.wordpress.com/

Selama enam tahun terakhir, Jakarta masuk dalam daftar kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Fenomena ini bukanlah hal baru, namun terus berlanjut tanpa perbaikan yang berarti. 

Pada tahun 2019, kualitas udara ibu kota yang buruk mendapat kecaman ketika masyarakat menggugat pemerintah dengan harapan tindakan hukum dapat memperbaiki situasi. 

Namun, tampaknya tidak ada tindakan nyata yang diambil dalam jangka waktu tertentu yang dapat membawa perubahan signifikan dalam meningkatkan kualitas udara Jakarta. 

Krisis udara ini menghadirkan beberapa terdakwa ke pengadilan, antara lain Presiden, Menteri Dalam Negeri, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Kesehatan, Gubernur DKI, Gubernur Jawa Barat, dan Gubernur Banten. 

Namun pada tahun 2023, Jakarta menghadapi kenyataan yang sama:  polusi udara yang merajalela menjadikannya kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.  Sumber utama pencemaran udara di Jakarta adalah lalu lintas, pembangkit listrik dan industri. 

Kendaraan bermotor yang tak terhitung jumlahnya, pembakaran bahan bakar fosil untuk energi dan aktivitas industri berat menambah tingginya tingkat partikel dan gas berbahaya di udara ibu kota.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, ada sejumlah solusi konkrit mengatasi buruknya kualitas udara Jakarta yang harus diketahui dan diterapkan.

1. Penanaman vertikal pada rumah dan gedung 

 

Sebagai langkah awal, masyarakat Jakarta bisa membiasakan menanam tanaman secara vertikal di rumah dan gedungnya. Hal ini bisa dimulai dengan menanam tanaman dalam pot atau wadah di balkon, teras, atau ruang vertikal di sekitar tempat tinggalnya. 

Selain memberikan efek estetika yang menyegarkan, tanaman ini mampu menyerap polutan udara dan meningkatkan kualitas udara setempat. Keuntungan dari solusi ini adalah tidak memerlukan banyak ruang dan banyak orang dapat menerapkannya tanpa kesulitan. 

2. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi pada “car-free day” 

 https://megapolitan.kompas.com/
 https://megapolitan.kompas.com/
Pemerintah dapat memimpin upaya pengurangan emisi kendaraan dengan menyelenggarakan “Car Free Days”. Pada rangkaian hari ini, masyarakat diimbau untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi dan beralih ke moda transportasi alternatif seperti angkutan umum, berjalan kaki, atau bersepeda. Meskipun hal ini mungkin bukan solusi jangka panjang, hal ini akan memberikan dampak positif langsung dengan mengurangi kemacetan kendaraan dan membantu meningkatkan kualitas udara untuk sementara waktu.

 3. Pembatasan migrasi dan pengembangan wilayah potensial 

https://zainalabidin08.wordpress.com/
https://zainalabidin08.wordpress.com/

Untuk mengurangi beban penduduk di Jakarta, penting untuk membatasi migrasi masyarakat dari daerah lain ke ibu kota. Selain itu, pilihan yang lebih baik adalah fokus pada pengembangan wilayah potensial yang dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. 

Salah satu pendekatan yang mungkin dilakukan adalah dengan membagi kehidupan bisnis ke dalam beberapa bidang sehingga beban keuangan tidak terpusat pada satu tempat saja. 

Dalam hal ini, kerjasama antara pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan sangat penting untuk memperkuat masyarakat lokal demi pembangunan berkelanjutan. 

 Meskipun perubahan besar seperti pemindahan ibu kota negara mungkin tidak diperlukan, langkah-langkah nyata seperti yang dijelaskan di atas dapat membawa perubahan  signifikan dalam mengatasi krisis kualitas udara di Jakarta. 

Dengan kerja sama pemerintah, masyarakat, dan swasta, harapan warga Jakarta dan generasi mendatang akan udara yang lebih segar dan sehat masih bisa terwujud.

 

Penutup 

Perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, dibutuhkan tindakan kolektif untuk mewujudkan perubahan nyata. Sudah saatnya Jakarta maju dan meraih udara yang lebih segar dan bersih. 

Dengan menerapkan solusi yang diusulkan, kita dapat membangun kota yang lebih sehat dan berkelanjutan tidak hanya untuk saat ini, tetapi juga untuk generasi mendatang. Kini saatnya bertindak agar “Napas Ibu Kota” kembali bersih dan menyegarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun