Mohon tunggu...
Anggoro Abiyyu Ristio Cahyo
Anggoro Abiyyu Ristio Cahyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengamat

Follow our Ig: @anggoroabiyyu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pentingnya Literasi Digital di Era Disinformasi

18 September 2024   11:42 Diperbarui: 18 September 2024   18:34 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: @anggoroabiyyu

Di era digital yang serba cepat ini, akses informasi menjadi sangat mudah. Hanya dengan beberapa kali klik, kita bisa mendapatkan berbagai informasi dari berbagai belahan dunia. Namun, kemudahan ini juga membawa tantangan baru, salah satunya adalah meningkatnya disinformasi. Disinformasi, atau informasi yang salah baik disengaja maupun tidak, telah menyebar dengan sangat cepat, mempengaruhi opini publik, dan dalam beberapa kasus menyebabkan kerugian yang besar. Di sinilah pentingnya literasi digital muncul sebagai kemampuan penting yang harus dimiliki setiap orang.

Literasi digital bukan hanya tentang kemampuan menggunakan perangkat teknologi atau media sosial. Lebih dari itu, literasi digital mencakup kemampuan untuk mengakses, memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi digital secara kritis dan bijak. Di dalamnya, terdapat kemampuan untuk membedakan antara fakta dan opini, menganalisis sumber informasi, serta mengidentifikasi konten yang bisa jadi adalah hoaks atau disinformasi. Dalam dunia yang penuh dengan berbagai sumber informasi dan sering kali tanpa otoritas jelas yang menjamin kebenarannya, kemampuan untuk menilai kualitas informasi menjadi sangat penting. Tanpa literasi digital yang baik, seseorang dapat dengan mudah tertipu oleh berita palsu, teori konspirasi, atau propaganda yang menyesatkan.

Disinformasi dapat datang dalam berbagai bentuk, mulai dari berita palsu yang diproduksi untuk mendapatkan klik dan pendapatan iklan, hingga manipulasi informasi yang disengaja untuk mempengaruhi opini publik terhadap isu-isu politik, kesehatan, atau sosial. Misalnya, selama pandemi COVID-19, banyak sekali berita palsu dan teori konspirasi yang beredar di media sosial yang menyebabkan kebingungan dan ketidakpercayaan terhadap sumber informasi resmi seperti lembaga kesehatan. Tidak hanya itu, disinformasi juga dapat memperparah polarisasi sosial. Ketika orang hanya mengonsumsi informasi yang sesuai dengan keyakinan mereka, yang dikenal sebagai filter bubble, mereka cenderung menolak informasi yang bertentangan, meskipun informasi tersebut benar. Hal ini menyebabkan masyarakat semakin terpecah dan sulit untuk mencapai konsensus dalam berbagai isu penting.

Lalu, bagaimana kita bisa melindungi diri dari ancaman disinformasi? Jawabannya ada pada literasi digital yang baik. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan literasi digital dan menghadapi disinformasi. Pertama, selalu periksa sumber informasi. Cek apakah informasi tersebut berasal dari media yang kredibel atau hanya dari blog atau akun media sosial yang tidak jelas asal-usulnya. Kedua, jangan mudah percaya pada judul yang provokatif. Banyak berita palsu menggunakan judul sensasional untuk menarik perhatian. Baca keseluruhan konten dan periksa apakah isinya sesuai dengan fakta yang ada. Ketiga, verifikasi informasi dengan sumber lain yang terpercaya. Biasanya, jika informasi tersebut benar, beberapa media kredibel akan memberitakannya. Keempat, sadari adanya bias konfirmasi dalam diri kita. Kita cenderung lebih mudah percaya pada informasi yang sesuai dengan keyakinan kita, jadi penting untuk selalu terbuka terhadap pandangan lain. Terakhir, manfaatkan alat pengecekan fakta yang tersedia untuk memverifikasi kebenaran suatu informasi sebelum menyebarkannya.

Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk menjaga ekosistem informasi yang sehat. Selain mengembangkan literasi digital untuk diri sendiri, kita juga perlu berperan aktif dalam memerangi penyebaran disinformasi. Salah satu caranya adalah dengan tidak langsung menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. Edukasi kepada orang-orang di sekitar kita, khususnya generasi yang lebih tua, tentang pentingnya literasi digital juga menjadi langkah penting. Di samping itu, pemerintah, lembaga pendidikan, dan perusahaan teknologi memiliki peran besar dalam meningkatkan literasi digital masyarakat. Kampanye edukasi, regulasi yang lebih ketat terhadap penyebaran hoaks, dan pengembangan algoritma di platform media sosial untuk mengurangi konten disinformasi adalah beberapa langkah yang bisa diambil.

Di era informasi ini, literasi digital menjadi kemampuan yang sangat penting. Dengan literasi digital yang baik, kita dapat melindungi diri dari ancaman disinformasi dan membantu menciptakan masyarakat yang lebih kritis, bijak, dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang menyesatkan. Seperti seorang navigator di lautan informasi, literasi digital adalah kompas yang membimbing kita agar tidak tersesat oleh badai disinformasi. Dengan pemahaman yang baik, kita dapat memilah mana yang benar dan mana yang salah di tengah arus informasi yang terus mengalir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun