Mohon tunggu...
Anggi Yessika Situmorang
Anggi Yessika Situmorang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara

Mahasiswa S1 Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mencapai Kesetaraan Gender di Organisasi Melalui Pendekatan Kritis Teori Feminisme

8 Januari 2023   19:36 Diperbarui: 8 Januari 2023   19:42 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam teori standpoint feminisme oleh Alison Jaggar menggambarkan situasi dengan mengatakan bahwa laki-laki perlu belajar mengenai masalah perempuan, sebuah proses yang akan membutuhkan banyak kerendahan hati dan komitmen yang besar. Dengan itu, laki-laki harus lebih dulu memepelajari naskah feminis, dan juga harus lebih mendukung pengarangan teori feminis oleh perempuan dan ikut serta untuk mengenalkan pada orang lain agar melihat teori feminis sebagai pengenalan yang sah untuk upaya mengakhiri kultur patriarki.

Untuk mengatasi hal itu, maka sosialisasi diperlukan mengingat bahwasannya perempuan juga memiliki hak untuk berkedudukan setara dengan laki-laki. Namun penting juga bagi perempuan untuk mengetahui sejauh mana mereka dapat disamakan dengan laki-laki. Karena dalam hal tertentu perempuan tidak bisa menduduki posisi laki-laki dalam melindungi perempuan dan menjaga kehormatan perempuan itu sendiri.

Selain itu, perempuan akan merasakan keadilannya terpenuhi secara utuh dengan memberikan hak yang sama dengan laki-laki yaitu dengan tetap melindunginya. Maka keseimbangan kehidupan pun akan terwujud.

Ingat, kesetaraan gender tidak diartikan segala sesuatunya harus mutlak sama dengan laki-laki. Dalam hal ini kesetaraan gender merupakan perjuangan perempuan untuk mendapatkan HAK yang sama seperti laki-laki. Hal itu bisa dilakukan dengan melakukan perubahan keputusan bagi diri sendiri tanpa perlu dibebani oleh konsep gender.

Sebisa mungkin kita yang paham akan prinsip keadilan ini, tidak ada lagi yang namanya pertentangan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya dalam hal pekerjaan, biarkan perempuan bekerja jika mereka benar-benar memiliki kapasitas dan kemampuan untuk bekerja dan berhenti memandang perempuan sebagai makhluk yang inferior.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun