Mohon tunggu...
Anggitya AyuDarmawati
Anggitya AyuDarmawati Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

Small changes today make all the difference tomorrow. that is way I choose to be a teacher. My experience in education taught me that being a great teacher is in part about being a good human. I enjoy my process to enrich my experience, to enrich my English journey.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manfaat Pembelajaran Sosial Emosional dengan Mempraktikkan Teknik "Balon Biru" untuk Mengidentifikasi Emosi Peserta Didik di Kelas

27 Oktober 2023   18:58 Diperbarui: 27 Oktober 2023   18:59 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merdeka belajar berati peserta didik memiliki kebebasan untuk berpikir dan berekspresi. Kebebasan berekspresi di sini guna membuat peserta didik terhindar dari segala kecemasaan, ketakutan, maupun emosi-emosi negative lainnya. Pembelajaran social emosional (PSE) begitu penting diterapkan di dalam proses pembelajaran, karena PSE dapat membantu peserta didik mengembangkan kemampuan dasar untuk hidup dengan baik. Dalam hal ini individu tidak hanya fokus pada diri sendiri ataupun hanya pada keterampilan, kompetensi, tetapi juga pada relasi yang baik dengan orang lain dan lingkungannya.

Guru sebagai fasilitator membantu peserta didik belajar mengenali dan mengelola emosi, sehingga mereka bisa menyelesaikan masalah, mengembangkan relasi sosial yang baik, dapat berempati, bertanggung jawab dengan hidup dan kewajibannya, serta bisa mengambil keputusan dengan mandiri dan bijaksana.

Di dalam proses pembelajaran, tak sedikit peserta didik takut dan malu untuk meluapkan emosinya. Mereka memendam perasaan negative di kelas sehingga menghambat mereka untuk fokus dan rileks ketika mengikuti proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Mereka juga tidak jujur dalam mengungkapkan emosi saat ditanya. Ketegangan juga terlihat dari raut wajah peserta didik terutama saat mempelajari materi berbahasa Inggris dan membuat atmosfir kelas tidak santai dan menyenangkan.

Teknik pelepasan emosi negative perlu dilakukan untuk membantu peserta didik meluapkan dan mengeluarkan emosi yang mengganjal di diri mereka sehingga mereka merasa rileks, nyaman, dan bergembira.  Teknik yang bisa diterapkan yaitu dengan menggunakan teknik “Balon Biru” yang mana teknik ini membantu siswa merasakan, mengidentifikasi, dan  memahami perasaan-perasaan yang muncul di dalam dirinya. “Teknik Balon Biru” ini menekankan komponen dari Pembelajaran social emosional yaitu self-awareness (kesadaran diri) dan self-management (manajemen diri). Adapun langkah-langkah dari teknik ini antara lain:

1. Peserta didik dipandu untuk melakukan relaksasi dengan tarik nafas, lalu menghembuskan nafas perlahan selama beberapa kali.

2. Peserta didik diminta untuk membayangkan bahwa mereka sedang meniup balon berwarna biru, dan mengisinya dengan emosi-emosi negative yang dimilikinya, hingga balon itu penuh.

3. Peserta didik diminta untuk membayangkan diri mereka sedang memegang peniti dan menusuk balon tersebut, dan “door!!” semua emosi negative itu meletus, hilang, dan mereka dipenuhi oleh emosi rileks, dan melegakan.

4. Peserta didik menarik nafas dan menghembuskannya kembali.

5. Peserta didik mengungkapkan perasaannya setelah melakukan kegiatan tersebut.

Teknik Balon Biru di atas bisa dimodifikasi sesuai dengan kondisi peserta didik ataupun lingkungan belajar. Guru bisa meminta peserta didik berhadap-hadapan, bisa dilakukan di luar kelas, ataupun meminta peserta didik untuk membayangkan situasi yang mereka inginkan (di pantai, gunung, maupun hutan) untuk visualisasi agar lebih menghayati emosi-emosi mereka. Teknik ini membutuhkan konsentrasi dan kesadaran diri yang maksimal untuk mendapatkan suasana hati yang benar-benar baik. Selamat mencoba!

Dok.Pribadi 2
Dok.Pribadi 2
Dok.Pribadi 3
Dok.Pribadi 3
Dok.Pribadi 4
Dok.Pribadi 4
Penerapan teknik Balon Biru di kelas XI Tata Kecantikan 2 SMKN 6 Yogyakarta sebelum memulai kegiatan pembelajaran di mata pelajaran Bahasa Inggris dengan tujuan relaksasi agar dalam mengikuti pembelajaran peserta didik tidak mengalami tekanan emosi.

Referensi: 

Dr. Clara Moningka, S. M. (2022). Pembelajaran Sosial Emosional. Jakarta: Direktorat GTK Pendidikan Menengah, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun