Tak selamanya mendung kan meyelimuti langit
Kan tiba saatnya angin menyapu awan, langit biru pun tersenyum bersama pelangi
Tak selamanya gelap kan menemani
Kan tiba saatnya seberkas sinar menerangi
Tak selamanya derai air mata menghiasi
Kan tiba saatnya kebahagiaan dalam hati menemani
Tak selamanya nama terucap dalam kata
Kan tiba saatnya hanya hatilah yang berucap dalam rasa
Tak selamanya ulat itu dianggap menjijikan
Kan tiba saatnya ia berpuasa lalu berubah menjadi kupu-kupu nan indah
Tak selamanya orang terus beraktifitas
Ada saatnya menyendiri, bertafakur menyelami dalam diri.
Tuk merasakan adem ati nya kehidupan, rasa pada sang Gusti
Lantas apa lagi yang harus kau tunggu?
Karena tak selamanya hidup menemani
Kan tiba saatnya mati menjumpai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H