Berbinar mendengar jawaban itu. Mulailah saya saya membuka HP dan mengabaikan uang tunai di kantong jaket. Bergegas scan kode yang ada di depan rak jus. Lantas setelah itu memasukan nomina harga jus yang dibeli.
"Sudah saya bayar ya Bu. Ini buktinya," selepas transaksi tak lupa saya tunjukan bukti pembayaran yang ada di layar HP.
Ibu penjualnya membalas ramah dan memberikan jus yang saya pesan. Usai mengucap terima kasih saya berlalu sambil berpikir beberapa hal.
Pengalaman yang menarik. Tak bisa dipungkiri mengingat tempat jual jus tadi adalah warung yang sederhana walaupun jus yang dijual di sana cukup lengkap. Namun, siapa yang dapat menyangka warung saja sudah mulai menerima pembayaran digital loh.
Hal lain yang saya rasa adalah praktis. Tak perlu ribet menghitung uang, apalagi kalau uangnya receh. Rasanya juga transaksi agak lebih cepat tanpa harus menunggu uang kembali juga. Tinggal tulis nomina yang dibutuhkan dan saldo langsung terpotong tanpa harus ribet serah terima uang. Simpel saja rasanya.
Pengalaman ini lantas membuka mata saya. Saya mulai bertanya-tanya haruskah mulai cashless kedepannya? Mengingat sekarang juga minimarket, restauran, warung, dan banyak tempat lainnya sudah menerima pembayaran seperti ini.
Namun, ya entahlah lihat saja kedepan bagaimana. Mungkin selama di e-wallet ada saldo saya akan mencoba pembayaran nontunai dibandingkan tunai.
---restyu, 150922.
Baca tulisan lain di blog saya:Â jurnal coretanku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H