"Hah?"
"Dan waktu itu katanya Aan mau dibawa pergi sama si nenek."
"HAH?"
"Kita ngga kasih tau semua ini ke elo karena pada kenyataannya, tuh nenek juga ngincer lo!"
Aku sontak terdiam. Banyu sialan, dia sekarang malah tertawa keras sementara aku dipenuhi rasa waswas. Seketika aku jadi ingat nenek tadi. Apakah dia masih ada di sana, masih melambaikan tangannya, atau yang lebih parah dia malah mengejar.
Ah tidak, aku tidak berani menengok ke belakang bahkan sampai motor kami sudah sampai di jalan besar.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!