Mohon tunggu...
Anggit Pujie Widodo
Anggit Pujie Widodo Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Orang boleh pandai setinggi langit. Tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. ( Pramoedya Ananta Toer )

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kesan Berkesan

11 Mei 2022   20:18 Diperbarui: 11 Mei 2022   20:26 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung dengan tangga di sampingnya. (Foto by Dok. Pribadi)

Kembali ke ruang waktu bukanlah sebuah kemudahan bagi Lelaki itu. Mau sekuat apapun usahanya untuk merubah cerita masa lalu, tapi tetap saja akan membekas. Coba bayangkan saja, luka goresan pada bagian tubuh yang pernah didapatkan, sampai kapanpun tak akan pernah hilang. 

Benang yang sebelumnya utuh lalu putus. Entah diputuskan atau memang tak sengaja ter putus, lalu sambungkan kembali, tetap saja akan meninggalkan bekas. Menandakan bahwa sebuah cerita tidak akan bisa hilang, bagaimanapun usaha untuk menghapus. 

Sebagian orang pernah mengalami hal serupa, tapi apakah kadarnya selalu sama? Mungkin lebih besar, sedang bahkan kecil. Lelaki itu paham, caranya melupakan sebuah cerita yang pernah terukir manis adalah dengan kembali masuk keruang masa lalu. Meskipun hanya akan membuatnya kembali jatuh ke lubang yang sama. 

Jika Lelaki itu normal, apa yang ia lakukan pastinya akan mendapatkan cemooh banyak orang, karena dianggap hal bodoh yang hanya dilakukan orang tolol karena tidak bisa Move On dari keadaan. Tapi bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi bubur, keras kepalanya Lelaki itu tak akan merubah apapun. 

Orang lain hanya dianggapnya sebagai kebutuhan Tersier, tak begitu penting untuk jadi pokok dan tak begitu penting pula untuk jadi penunjang. 

Lelaki itu meninggalkan sebuah jejak masa lalu yang masih dianggap berkesan. Puzzle hidupnya membuat ia haru melihat kembali, setelah sebelumnya diperlihatkan kedua pasangan yang saling mengadu kasih tanpa tau siapa dua pasangan itu. 

Usai..

Ia tertarik ke dimensi lain, ketika segerombolan anak muda mendatanginya lalu menarik tangannya, ketika matanya puas melihat kedua pasangan saling beradu rayu. Dalam sekejap mata, segerombolan anak muda itu lalu membawanya ke sebuah tempat. 

Tempat itu berada di lantai satu di sebuah gedung perkuliahan, sebuah ruangan kecil dekat sebuah tangga menuju lantai dua. Terdapat kaca besar yang sebagian kacanya buram, namun pada bagian atasnya, orang dari luar tetap bisa melihat kegiatan di dalam, begitupun sebaliknya. 

Dari luar, di balik jendela, segerombolan anak muda itu mengintip dengan seksama, Lelaki itu tertarik untuk mengikuti apa yang dilakukan anak-anak itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun