Pembuktian teori trinitas Clausewitz dalam perang Vietnam vs Amerika Serikat di sampaikan oleh Rany Purnama Hadi dengan penjelasan sebagai berikut: Â "Adanya kesinambungan antara pemerintah, militer, dan publik turut memberikan pengaruh penting dalam keberhasilan sebuah peperangan. Dalam kasus Amerika Serikat di perang Vietnam, publik di AS tidak memberikan dukungan kepada pemerintah dan militer untuk terus terlibat dalam perang. Dengan adanya protes dan kecaman-kecaman yang diberikan, kemudian mempengaruhi kebijakan pemerintah AS untuk menarik mundur pasukan AS yang berakibat pada kemenangan komunis Vietnam yang sekaligus dianggap sebagai kekalahan AS.
Perang yang pada saat itu disinyalir sudah begitu dekat dengan kemenangan, terpaksa harus dihentikan oleh Presiden Nixon dengan menarik mundur sejumlah pasukan militer AS yang ada di Vietnam. Jika melihat dari fakta yang telah dipaparkan, maka benar kemudian jika Amerika Serikat dinyatakan kalah, dan pengaruh kesinambungan dari trinitas Clausewitz dapat terbukti."
Jika dilihat berdasarkan trinity of war Clausewitz dengan perang Vietnam melawan Amerika Serikat, maka dapat dibuktikan bagaimana kemudian kesinambungan antara pemerintah, militer, dan publik memberikan pengaruh terhadap peperangan dengan hasi berupa kekalahan Amerika Serikat. Hal ini terjadi karena tidak solidnya sinergi antara pemerintah, militer dan rakyat Amerika Serikat dalam menyikapi peperangan antara Vietnam melawan Amerika Serikat.
Gagasan dan Praktek Perang Gerilya - A.H Nasution
A.H Nasution merupakan salah satu tokoh militer di Indonesia yang memperlihatkan pandangan yang khas terhadap sejarah revolusi Indonesia. Dalam ceramahnya terhadap para sejarawan tahun 1976 di Gedung Kebangkitan Nasional, Nasution pernah memamerkan latar belakang dan vara kerja yang menghasilkan buku Pokok-Pokok Gerilya, Tentara Nasional Indonesia (3 Jilid), Politik Militer RI dan Sekitar Perang Kemerdekaan (11 Jilid).
Dalam ceramahnya ia mengatakan bahwa motivasi yang mendorong dirirnya untuk menulis Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia dan buku-buku lain adalah pergolakan pribadi, yang pada masa 1952-1955 merasa terpelanting dari perjuangan, hingga terpaksa harus mencari jalan. Pada masa revolusi, militier di Indonesia memiliki pemahaman yang tidak jauh berbeda dengan isi dari buku gagasan dan praktek perang gerilya yang ditulis oleh A.H Nasution. Jadi apa yang ditulis oleh A.H Naution adalah hal-hal yang telah dipraktikkan oleh militer Indonesia pada masa perang kemerdekaan.
"Gerilya" merupakan terjemahan dari bahasa Spanyol "guerrilla" yang secara harafiah berarti "perang kecil". Taktik mirip dengan yang dilontarkan oleh ahli militer Cina, Sun Tzu yang hidup sekitar 2000 tahun yang lalu. Ide dasarnya adalah menggunakan segala kekuatan (sumber daya) untuk mengalahkan musuh yang lebih kuat. Oleh Jenderal A.H. Nasution, taktik ini kemudian diadaptasi untuk diterapkan dalam masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Sebagai seorang tokoh militer, Nasution dikenal sebagai peletak dasar perang gerilya. Gagasannya yang gemilang tentang perang gerilya dituangkan dalam buku Pokok-Pokok Gerilya. Selain telah diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, dengan judul Fundamentals of Guerrilla Warfare, buku tersebut juga menjadi buku wajib akademi militer di sejumlah negara, termasuk sekolah elite militer dunia, West Point, Amerika Serikat.
Dalam buku tersebut, Nasution menulis, "Perang gerilya adalah perang rakyat semesta". Oleh karena itu, buku tersebut perlu dibaca oleh setiap anggota militer maupun masyarakat awam. Seperti yang diramalkan oleh Nasution, di masa-masa mendatang (seperti juga di masa lalu), kita mungkin masih menggantungkan pertahanan dan keutuhan negara ini pada strategi perang gerilya. Di mana syarat utama keberhasilannya terletak pada kekompakan serta rasa saling percaya antara pemerintah, militer dan rakyat. Kesinambungan tiga komponen dalam perang tersebut yang disampaikan oleh A.H Nasution hampir sama dengan konsep the Trinity of War, yaitu kesinambungan antara pemerintah, militer/jendral, dan rakyat yang disampaikan oleh Carl Von Clausewitz dalam bukunya yang berjudul On War.
Setelah kita kaji lebih mendalam mengenai 3 teori dalam Strategic Studies : Classical "Military an Politic Prespective" yaitu The Art Of War-Sun Tzu, On War - Carl Von Clausewitz serta Gagasan dan Praktek Perang Gerilya - A.H Nasution bahwa The Art Of War-Sun Tzu menjadi teori tentang perang yang paling tua dan menjadi sumber rujukan teori-teori setalahnya. The Art Of War-Sun Tzu menjadi sumber rujukan yang palinhg lengkap karena mencakup banyak hal mengenai peperangan.
Sedangkan Carl Von Clausewitz menyampaikan gagasan yang lebih simpel untuk dipahami yaitu dalam konsep Trinity of War yaitu sinergisitas antara pemerintah, militer/jendral, dan rakyat dalam peperangan. Untuk kajian ke Indonesiaan dan kondisi pada saat perang kemerdekaan dimana militer saat itu kekurangan sumber daya senjata maka A.H Nasution merumuskan cara-cara dalam berperang dengan memaksimalkan sumber daya yang ada yaitu dengan cara perang gerilya.