Dalam mengkaji Strategic Studies Classical "Military an Politic Prespective dari sudut pandang ke Indonesiaan setidaknya minimal ada 3 referensi yang bisa kita telaah lebih dalam yaitu : 1. The Art Of War" atau "Seni Perang Sun Zi" (Hanyu Pinyin: Sn Z Bngf) adalah sebuah buku filsafat militer yang diperkirakan ditulis pada abad ke-6 oleh Sun Zi (juga disebut sebagai Sun Tzu, sumber : wikipedia). 2. Carl von Clausewitz dalam bukunya yang berjudul On War. 3. Gagasan dan praktek perang gerilya dari A.H Nasution dalam sekitar perang kemerdekaan.
The Art Of War - Sun Tzu
The Art Of War Sun Tzu menjadi referensi paling tua di dunia dalam Strategic Studies Classical karena diperkirakan ditulis pada abad ke-6. "The Art Of War" atau "Seni Perang Sun Zi" (Hanyu Pinyin: Sn Z Bngf) adalah sebuah buku filsafat militer yang diperkirakan ditulis pada abad ke-6 oleh Sun Zi (juga disebut sebagai Sun Tzu). Terdiri dari 13 bab di mana setiap bagian membahas strategi dan berbagai metode perang. Karya ini merupakan karya tulis militer Tiongkok yang paling dihormati dan paling terkenal di luar negeri Tiongkok.[1] Siapa yang menulis buku ini sampai sekarang masih diperdebatkan oleh para pakar sejarah. Beberapa ahli berpendapat bahwa Sun Zi bukanlah nama asli penulis buku ini, melainkan julukan yang diberikan orang kepada penulis tersebut. Sebab, kata "Zi" pada nama Sun Zi sebenarnya digunakan untuk mengacu pada seorang filsuf sehingga Sun Zi diartikan sebagai "filsuf Sun."[1]
Dalam buku Sun Tzu tentang seni perang militer tertua di dunia diterjemahkan dari bahasa Cina ke bahasa Inggris dengan pendahuluan dan catatan kritis oleh Lionel Giles dijelaskan: Â "Ketika Lionel Giles memulai terjemahannya tentang The Art Of War Sun Tzu, karya itu hampir tidak dikenal di Eropa. Pengenalannya ke Eropa dimulai pada 1782 ketika seorang Pastor Jesuit Prancis yang tinggal di Cina, Joseph Amiot, memperoleh salinannya, dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Prancis.
Di dalam wikipedia dapat di peroleh keterangan bahwa : "Buku ini menjadi salah satu buku strategi militer tertua di dunia dan banyak memberikan pengaruh dalam perencanaan strategi militer baik Dunia Timur maupun Barat, taktik bisnis, dan banyak lagi. Buku yang ditulis sekitar tahun 400---320 SM ini pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 716---735 M. Sementara itu, di Eropa, buku ini diperkenalkan oleh pada tahun 1772 oleh Jesuit Jean Joseph Marie, yang menerjemahkannya ke dalam bahasa Prancis. Kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Kapten Everard Ferguson Calthrop pada tahun 1905, seorang kapten berkebangsaan Inggris.
Pemimpin yang beragam seperti Mao Zedong, jendral Vo Nguyen Giap, Baron Antoine-Henri Jomini, jendral Douglas MacArthur, Napoleon, dan anggota tertentu dari komando tinggi Nazi mengklaim telah menarik inspirasi Seni perang Sun Tzu dari pekerjaannya. Dan juga telah diterapkan untuk bisnis dan strategi manajerial."
Buku "The Art of War " terdiri dari 13 bab, di mana setiap bagian membahas strategi dan berbagai metode perang kalau diurutkan 13 bab tersebut berisi tentang : 1. Kalkulasi, 2. Perencanaan, 3. Strategi, 4. Kekuatan pertahanan, 5. Formasi, 6. Kekuatan dan kelemahan, 7. Manuver, 8. Sembilan Variasi, 9. Mobilitas, 10. Â Tanah lapang, 11. Sembilan Situasi Klasik, 12. Menyerang dengan api, Â 13. Intelijen. Sun Tzu menjelaskan bahwa "Perang adalah urusan vital bagi negara; jalan menuju kelangsungan hidup atau kehancuran. Oleh karena itu, mempelajari perang secara seksama adalah suatu keharusan". Arti pentingnya perang bagi sebuah negara di tegaskan lagi oleh Sun Tzu yang menyampaikan bahwa : "Seni perang sangat penting bagi negara. Ini menyangkut masalah hidup dan mati, satu jalan (tao) menuju keselamatan atau kehancuran."
On War - Carl Von Clausewitz
Referensi selanjutnya yang bisa kita kaji dalam Strategic Studies Classical adalah Carl von Clausewitz dalam bukunya yang berjudul On War. Clausewitz menjabarkan strategi-strategi perang modern berdasarkan inspirasi dari peperangan pada jaman Napolean. Clausewitz menyampaikan bahwa perang merupakan kepanjangan dari politik, dimana tujuan dari perang tersebut adalah untuk meraih kepentingan atau tujuan politik dari aktor yang melakukan perang. Clausewitz menjelaskan juga bahwa, keputusan untuk berperang sangat bergantung pada kesinambungan tiga komponen dalam perang ,atau yang biasa disebut dengan the Trinity of War, yaitu pemerintah, militer/jendral, dan rakyat. Ketiga komponen inilah yang menentukan kesuksesan sebuah peperangan.
Dalam memahami teori strategi perang Clausewitz ini kita bisa ambil studi kasus peperangan antara Vietnam vs USA. Dari sumber wikipidia dapat diperoleh informasi mengenai perang Vietnam vs USA dengan keterangan sebagai berikut:
"Perang Vietnam, juga disebut Perang Indocina Kedua, adalah sebuah perang yang terjadi antara 1957 dan 1975 di Vietnam. Perang ini merupakan bagian dari Perang Dingin antara dua kubu ideologi besar, yakni Komunis dan SEATO. Â Dua kubu yang saling berperang adalah Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dan Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara). Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina (yang bantuan militer oleh Taiwan dan Spanyol) bersekutu dengan Vietnam Selatan, sedangkan Uni Soviet, Tiongkok, Korea Utara, Mongolia dan Kuba mendukung Vietnam Utara yang berideologi komunis. Jumlah korban yang meninggal diperkirakan lebih dari 280.000 jiwa di pihak Vietnam Selatan dan lebih dari 1.000.000 jiwa di pihak Vietnam Utara. Perang ini mengakibatkan eksodus besar-besaran warga Vietnam ke negara lain, terutamanya Amerika Serikat, Australia dan negara-negara Barat lainnya, sehingga di negara-negara tersebut bisa ditemukan komunitas Vietnam yang cukup besar. "