Mohon tunggu...
Anggito AbimanyuArifin
Anggito AbimanyuArifin Mohon Tunggu... Ilmuwan - Biology Undergraduate Student in University of Indonesia

Spider lover.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Biologi Laut | Laba-laba di Laut? Ini Dia Macrocheira kaempferi, Laba-laba Khas dari Negeri Sakura

5 Desember 2019   18:57 Diperbarui: 5 Desember 2019   19:24 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepiting laba-laba Jepang bersifat omnivora dalam mencari makanan. Di habitat aslinya ia memakan kerang dan hewan mati. Mereka bisa makan ganggang, tanaman, moluska dan ikan kecil, menangkap dan merobek daging di penjepit kuat mereka. Kaki panjang mereka memungkinkan mereka untuk bergerak cukup cepat dan mengintai mangsanya.

u-5de8f81d097f366f07246252.jpg
u-5de8f81d097f366f07246252.jpg

SISTEM PENGELIHATAN BURUK

Karena kepiting laba-laba Jepang bukan pemburu aktif, hiduplah di kedalaman yang dalam dan tidak punya banyak pemangsa, sistem indera mereka tidak sekuat yang banyak dekapoda lainnya

TEKNIK REPRODUKSI

Perkawinan terjadi dengan permukaan perut kepiting yang saling berseberangan dan terjadi segera setelah betina menyelesaikan ganti kulitnya. Pemupukan bersifat internal. Perut betina lebih lebar dari jantan untuk memberikan ruang bagi massa telur yang merenung, sampai mereka menetas dalam larva planktonik menit.

z-5de8f835097f366f07246254.jpg
z-5de8f835097f366f07246254.jpg

HOBI BERSEMBUNYI

Kepiting laba-laba ini lebih suka wilayah laut yang lebih dalam, mereka ditemukan pada kedalaman rata-rata 344-984 kaki (105-300 m), tetapi telah ditemukan sedalam 1.000 kaki (305 m). Pemijahan terjadi di perairan dangkal; kedalaman rata-rata 164 kaki (50 m). Mereka mendiami dasar berpasir dan berbatu di Samudera Pasifik di sekitar Jepang.

REFERENSI

Paul F. Clark & W. Richard Webber (2019) A redescription of Macrocheira kaempferi zoeas with a discussion of the classification of the Majoidea Samouelle, (Crustacea: Brachyura)  Journal of Natural History, 25:5, 1259-1279

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun