DAMPAK CYBER POLITIK TERHADAP PELAKSANAAN DEMOKRASI DALAM KAMPANYE PEMILIHAN UMUM
Reformasi perkembangan politik dan demokrasi di Indonesia ini memberikan suatu pengaruh langsung secara efisien bagi kesejahteraan masyarakat. Adanya reformasi politik dalam ruang lingkup demokrasi menjadi suatu keniscayaan yang harus dipahami bahwa,dengan adanya kegiatan politik ini akan memberikan dampak bagi perkembangan demokrasi di Indonesia.Â
Salah satu bentuk dari implementasi demokrasi di Indonesia ini berupa pemilihan umum. Pemilihan umum merupakan serangkaian kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan aspirasi rakyat terhadap calon kepengurusan yang duduk di kursi pemerintahan. Masyarakat memilih dengan objektif para calon pemimpin yang sesuai untuk menampung aspirasi dan memberikan kesejahteraan bagi mereka dalam waktu kurun kurang lebih 5 tahun kedepan. Dalam penerapannya pelaksanaan demokrasi di Indonesia ini,juga membutuhkan dukungan bagi para calon pemimpin yang mengajukan diri guna kepentingan rakyat. Dukungan tersebut juga terlihat dari adanya kampanye yang dilakukan oleh para calon kandidat untuk menarik suara rakyat.
Sebagaimana penerapan dari pemilihan umum atau pemilu pada tahun 2019 ini diselenggarakan pertama kali serentak dalam waktu yang bersamaan bagi pemilihan presiden dan pemilihan legislatif.Â
Pada proses pengembangan pemilu 2019 ini cukup menarik perhatian di masyarakat karena,adanya sebuah ruang lingkup baru yang dibuka bagi demokratisasi di Indonesia era digital saat ini. Penguatan terhadap demokratisasi di era digital saat ini penting untuk dikaji ulang sebagai salah satu nuansa untuk memberikan warna bagi politik Indonesia yang jauh lebih berkembang dengan menggunakan berbagai macam digitalisasi di era saat ini khususnya bagi pemilu Indonesia.Â
Menurut pendapat David Bell yang dikutip oleh Ruli Nasrullah(2018) ruang cyber didefinisikan sebagai kumpulan dari data yang merepresentasikan grafik dan dapat diakses melalui komputer atau PC. Dalam konteks istilah ruang cyber ini sebenarnya merupakan salah satu bentuk pengembangan dari teknologi internet yang berkembang saat ini. Ruang cyber ini memuat adanya dimensi dari berbagai macam bangunan, interaksi ataupun benda-benda yang berasal dari perkembangan teknologi.Â
Dapat dikatakan adanya ruang cyber ini merupakan sebuah kenyataan yang tidak bisa dijangkau oleh manusia namun,dapat dijangkau dengan perkembangan teknologi saat ini. Perkembangan ilmu politik saat ini yang sangat pesat menimbulkan istilah baru bernama cyber politic sebagai rangsangan minat keterlibatan politik melalui medium cyber sehingga ilmu politik ini dapat ditekankan secara optimal terkait jangkauan ruang cyber yang dioptimalisasi dalam proses pengembangan yang terstruktur khususnya bagi penerapan dari ruang cyber itu sendiri.
Cyberpolitics merupakan terminologi yang diciptakan dan juga memiliki keterkaitan antara manusia dan politik terhadap Siapa yang ada pada kondisi tersebut terutama dalam ranah ruang saipper yang menjadi arena bagi realitas yang dikonsepkan melalui teknologi berkembang saat ini.Cyber politic menyediakan fasilitas dari komunikasi politik di era digitalisasi saat ini yang menjadi bagian dari kampanye untuk melakukan branding politik terhadap calon-calon yang sudah ditetapkan baik calon pemilihan umum presiden ataupun legislatif. Pengaruh adanya cyber politik dalam kampanye pemilu pada tahun 2019 ini sebagai berikut :
- Branding Calon : Menginterpretasikan adanya proses branding diri dari pasangan calon pemilihan umum yang ada pada ruang lingkup media sosial
- Wawasan Calon : Memberikan wawasan atau tata cara berpolitik yang baik dan benar selama Pemilu berlangsung hal ini menghindarkan adanya kampanye hitam yang disebabkan dari pihak yang melakukan tindakan kecurangan
- Persuasif : Merepresentasikan adanya tindakan menghasut positif yang dilakukan sebagai persuasif bagi masyarakat untuk memilih kelompok politik yang sesuai dengan aspirasi masyarakat tersebut.
Teknologi komunikasi berbasis internet ini tentu saja menjadi salah satu bentuk dalam optimalisasi proses kampanye yang dilakukan untuk secara profesional mendiskusikan peristiwa-peristiwa penting selama pemilu tahun 2019 dalam ruang lingkup ruang cyber.Pada cyberpolitics memiliki peran terhadap pemahaman dan juga kesadaran politik bagi masyarakat yang ada khususnya di ruang cyber yang biasa disebut dengan netizen. Netizen ini bertindak di ruang cyber tanpa memiliki regulasi terhadap adanya isu-isu politik.Â
Akhirnya secara keseluruhan tidak ada hanya edukasi sehingga mereka tidak mengetahui hal-hal apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam ruang cyber. Tentu saja dalam hal ini keamanan dan pertahanan dari ruang sektor merupakan penggabungan dari kecanggihan teknologi manusia dengan kecanggihan teknologi terminologi. Dalam hal ini konteks keamanan dan pertahanan yang menyentuh wilayah teknologi akan menjadi sektor yang paling komprehensif yang dapat dikembangkan secara optimal terutama di bidang politik. Perkembangan teknologi dalam lingkup politik ini menjadi sasaran yang cukup signifikan terutama di era digital saat ini dengan teknologi yang berkembang. Melalui sasaran tersebutÂ
diharapkan secara komprehensif memberikan keamanan dari adanya beberapa konsep-konsep politik yang seharusnya tidak diunggah di ruang cyber. Sehingga, dalam ruang cyber walaupun tidak ada regulasi yang resmi namun tetap saja ruang cyber ini memiliki peran untuk tetap memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya politik dan demokrasi di era digital saat ini.
Ada berbagai macam contoh pengaruh terkait cyber politics terhadap kampanye pemilu ini terlihat dari berbagai macam pemanfaatan sosial media di era saat ini yang berbasis ontologi pada kampanye Pemilu 2019 yang ada di Twitter. Adanya jejaring sosial media seperti Twitter ini memiliki karakteristik seperti tweet yang dilakukan dengan trending topik di beberapa kasus. Sehingga tentu saja ini akan memiliki potensi dalam analisis sentimen yang ada di wilayah jejaring media sosial Twitter dengan menggunakan topik yang trending pada saat itu.Â
Terlihat dari akun Twitter Prabowo Subianto sedang membuat tweet pada 17 April 2019 pada saat kampanye pemilihan umum presiden terlihat Prabowo sedang berdoa bersama dengan komunitas pendukung selama kampanye. Selain itu Prabowo juga memberikan edukasi bagi himbauan pendukung untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi.
Mengenai penggunaan cyber politics terhadap pemilu kampanye 2019 ini memberikan konsep mengenai komunikasi politik yang di branding oleh pasangan calon untuk memberikan persuasif dalam ruang gelap politik di media sosial. Seperti yang kita tahu, tujuan dari Prabowo Subianto melakukan tweet di akun twitternya dengan kegiatan doa bersama ini menjadi salah satu branding dalam personal Prabowo Subianto yang menunjukkan dirinya religius dan mampu untuk mengemban amanah ini menjadi salah satu pengaruh terhadap adanya kampanye pemilu yang digunakan untuk branding diri sendiri di media sosial secara berkelanjutan. Maka,melalui realitas ini membuat cakupan dari ilmu politik menjadi sangat luas, sehingga menawarkan perspektif baru dalam memahaminya.
 Kampanye menjadi salah satu sorotan yang paling penting sehingga dalam hal ini mampu untuk merepresentasikan secara menyeluruh bagaimana kampanye tersebut dibangun
diharapkan secara komprehensif memberikan keamanan dari adanya beberapa konsep-konsep politik yang seharusnya tidak diunggah di ruang cyber. Sehingga, dalam ruang cyber walaupun tidak ada regulasi yang resmi namun tetap saja ruang cyber ini memiliki peran untuk tetap memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya politik dan demokrasi di era digital saat ini.
Ada berbagai macam contoh pengaruh terkait cyber politics terhadap kampanye pemilu ini terlihat dari berbagai macam pemanfaatan sosial media di era saat ini yang berbasis ontologi pada kampanye Pemilu 2019 yang ada di Twitter. Adanya jejaring sosial media seperti Twitter ini memiliki karakteristik seperti tweet yang dilakukan dengan trending topik di beberapa kasus. Sehingga tentu saja ini akan memiliki potensi dalam analisis sentimen yang ada di wilayah jejaring media sosial Twitter dengan menggunakan topik yang trending pada saat itu. Terlihat dari akun Twitter Prabowo Subianto sedang membuat tweet pada 17 April 2019 pada saat kampanye pemilihan umum presiden terlihat Prabowo sedang berdoa bersama dengan komunitas pendukung selama kampanye. Selain itu Prabowo juga memberikan edukasi bagi himbauan pendukung untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi.
Mengenai penggunaan cyber politics terhadap pemilu kampanye 2019 ini memberikan konsep mengenai komunikasi politik yang di branding oleh pasangan calon untuk memberikan persuasif dalam ruang gelap politik di media sosial. Seperti yang kita tahu, tujuan dari Prabowo Subianto melakukan tweet di akun twitternya dengan kegiatan doa bersama ini menjadi salah satu branding dalam personal Prabowo Subianto yang menunjukkan dirinya religius dan mampu untuk mengemban amanah ini menjadi salah satu pengaruh terhadap adanya kampanye pemilu yang digunakan untuk branding diri sendiri di media sosial secara berkelanjutan. Maka,melalui realitas ini membuat cakupan dari ilmu politik menjadi sangat luas, sehingga menawarkan perspektif baru dalam memahaminya.
 Kampanye menjadi salah satu sorotan yang paling penting sehingga dalam hal ini mampu untuk merepresentasikan secara menyeluruh bagaimana kampanye tersebut dibangunÂ
dan dianalisis melalui branding politik secara optimal sehingga, hal ini mampu untuk menjadi pernah pada pengembangan yang terstruktur dari adanya branding melalui cara-cara yang dilakukan sebagai salah satu optimalisasi ruang politik yang dibangun dengan kecanggihan teknologi saat ini seperti yang dilakukan oleh Prabowo Subianto di akun twitternya
Kegiatan tersebut memberikan warna baru dalam kampanye politik yang membuka ruang secara terstruktur sehingga hal ini membuat representasi kampanye di tahun 2019 dengan optimalisasi persuasif branding personal dan memberikan wawasan bagi para calon pendukung seperti yang dikatakan oleh Prabowo Subianto dalam Twitternya untuk menghimbau para pendukung agar tidak terprovokator dengan adanya provokasi selama jelang kampanye pemilu 2019 berlangsung. Melalui keterlibatan politik tersebut memberikan nuansa baru terutama di era digitalisasi saat ini untuk merepresentasikan hal-hal yang berkaitan dengan digitalisasi terutama dalam ranah politik secara terstruktur dan mampu untuk memberikan nilai-nilai tersendiri dalam ruang lingkup politik secara keseluruhan.
Dengan perkembangan era teknologi saat ini tentu saja peluang terhadap cyber politik yang berpengaruh bagi pelaksanaan demokrasi Indonesia pada kampanye pemilu 2019 dapat dioptimalkan pada kampanye pemilu 2024. Implementasi dari pengaruh cyber politik dengan mempengaruhi masyarakat secara luas untuk mendapatkan dukungan ini merupakan salah satu bentuk dalam optimalisasi pelaksanaan demokrasi digital di Indonesia saat ini. Menurut Lubis (2022) bahwa, perkembangan reformasi politik dan demokrasi Indonesia semakin berkembang di era. Oleh sebab itu, pemerintah dan masyarakat terus untuk mengembangkan pelaksanaan demokrasi dengan memanfaatkan teknologi seperti saat ini dengan menggunakan cyber politik dalam menarik suara masyarakat jelang pemilihan umum. Melalui cyber politik maka,penerapan dari demokrasi di Indonesia akan jauh lebih berkembang dan reformasi perkembangan politik akan semakin meningkat. Kampanye yang dilakukan juga menjadi salah satu bentuk dalam penerapan demokrasi di Indonesia di era digital saat ini secara optimal
dan dianalisis melalui branding politik secara optimal sehingga, hal ini mampu untuk menjadi pernah pada pengembangan yang terstruktur dari adanya branding melalui cara-cara yang dilakukan sebagai salah satu optimalisasi ruang politik yang dibangun dengan kecanggihan teknologi saat ini seperti yang dilakukan oleh Prabowo Subianto di akun twitternya
Kegiatan tersebut memberikan warna baru dalam kampanye politik yang membuka ruang secara terstruktur sehingga hal ini membuat representasi kampanye di tahun 2019 dengan optimalisasi persuasif branding personal dan memberikan wawasan bagi para calon pendukung seperti yang dikatakan oleh Prabowo Subianto dalam Twitternya untuk menghimbau para pendukung agar tidak terprovokator dengan adanya provokasi selama jelang kampanye pemilu 2019 berlangsung. Melalui keterlibatan politik tersebut memberikan nuansa baru terutama di era digitalisasi saat ini untuk merepresentasikan hal-hal yang berkaitan dengan digitalisasi terutama dalam ranah politik secara terstruktur dan mampu untuk memberikan nilai-nilai tersendiri dalam ruang lingkup politik secara keseluruhan.
Dengan perkembangan era teknologi saat ini tentu saja peluang terhadap cyber politik yang berpengaruh bagi pelaksanaan demokrasi Indonesia pada kampanye pemilu 2019 dapat dioptimalkan pada kampanye pemilu 2024. Implementasi dari pengaruh cyber politik dengan mempengaruhi masyarakat secara luas untuk mendapatkan dukungan ini merupakan salah satu bentuk dalam optimalisasi pelaksanaan demokrasi digital di Indonesia saat ini.Â
Menurut Lubis (2022) bahwa, perkembangan reformasi politik dan demokrasi Indonesia semakin berkembang di era. Oleh sebab itu, pemerintah dan masyarakat terus untuk mengembangkan pelaksanaan demokrasi dengan memanfaatkan teknologi seperti saat ini dengan menggunakan cyber politik dalam menarik suara masyarakat jelang pemilihan umum. Melalui cyber politik maka,penerapan dari demokrasi di Indonesia akan jauh lebih berkembang dan reformasi perkembangan politik akan semakin meningkat. Kampanye yang dilakukan juga menjadi salah satu bentuk dalam penerapan demokrasi di Indonesia di era digital saat ini secara optimalÂ
sehingga, diharapkan melalui perkembangan cyber politik akan memberikan dampak bagi warna baru pelaksanaan demokrasi di Indonesia secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Doly, D. (2020). Penegakan Hukum Kampanye Hitam (Black Campaign) Di Media Sosial: Pembelajaran Pemilihan Umum Presiden Tahun 2019. Kajian, 25(1), 1--18.
Indrawan, J. (2019). Cyberpolitics Sebagai Perspektif Baru Memahami Politik di Era Siber [Cyberpolitics as A New Perspective in Understanding Politics in The Cyber Era]. Jurnal Politica Dinamika Masalah Politik Dalam Negeri Dan Hubungan Internasional, 10(1), 1--16. https://doi.org/10.22212/jp.v10i1.1315
Lubis, M. A., Yasin, M., Gea, A., & Muniifah, N. (2022). Penerapan Asas Pemilu Terhadap Electronic Voting (E-Voting) Pada Pemilu Tahun 2024 Application of Election Principles to Electronic Voting (E-Voting) in the 2024 Election. Jurnal Ilmiah Penegakan Hukum, 9(1), 1--13. http://ojs.uma.ac.id/index.php/gakkum
Septanto, H. (2018). Pengaruh Hoax dan Ujaran Kebencian Sebuah Cyber Crime dengan Teknologi Sederhana di Kehidupan Sosial Masyarakat. Jurnal Sains Dan Teknologi, 5(2), 157--162.
Wicaksono, B. S. (2021). Parodi Politik dalam Demokrasi Digital Studi Kasus: Akun Instagram Nurhadi-Aldo. Perspektif, 10(1), 36--46. https://doi.org/10.31289/perspektif.v10i1.3996
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H