Penulis  dari manga Delicious in Dungeon atau dijepang dikena dengan nama Dungeon Meshi dia diwawancarai oleh media barat saat event Anime Expo 2024 yang berlangsung Juli 2024.
Salah satunya oleh media Anime News Network yang dimana media tersebut membahas berbagai topik konyol seperti fan service, teori karakter, "pengiriman aneh", dan lain sebagainya. Namun, meski pertanyaan hanya terfokus pada omongan kosong ini tampaknya mencari kontroversi, dan jawab Kui sepertinya dengan  sigap menghindarinya.
Dikutip dari somoskudasai, Kui mengatakan beberapa fakta aneh yang lantas ini mengejutkan penggemarnya. Misalnya, gini dia mengungkapkan jika dia dalah seorang picky eater, suatu hal yang ironis yang mengingat fokus dalam karyanya.
Lebih lanjut lagi, ia mengau sebelumnya pernah mengikuti Dungeons & Dragons. Terlepas dari perkataan ini, mangaka  lebih memilih bersikap diam ketika membahas teori-teori yang populer di kalangan penggemar.
Salah satu poin yang paling banyak dibicarakan dalam wawancara tersebut adalah mengenai diskusi tentang karakter utama, Laious Touden, yang oleh banyak penggemar dianggap sebagai individu yang autisme karena dia kesulitan untuk memahami isyarat sosial dan perilakunnya cangggung secara umum.
Saat ditanya apakah dia menggap Laios sebagai karakter yang autis, Kui pun menjawab jika dia mengganggpanya sebagai seorang karakter yang dapat diindentifikasi oleh kebanyakan orang, termasuk oleh dirinya sendiri. Dalam perkataannya dia melihat Laios sebagai orang yang normal dan tidak yang istimewa.
Dia juga lantas menambahkan jika hanya laios yang mengahadapi kesulitan ini, karakter lainnya yaitu Shuro, menyoroti jika setiap orang mempunyai masalahnya tersendiri, dan ini tidak hanya terjadi pada satu karakter saja.
Kui juga membahas adanya kecenderungan penggemar untuk memberikan label dengan berbagai cara, dan ini merupakan suatu yang umum terjadi di Barat. Meskipun dia lebih milih untuk menghindari hal tersebut, dia juga memberikan ruang bagi penggemar untuk menafsirkan karakter dari Delicious in Dungeon dengan cara mereka masing-masing.
Topik lain yang jadi perbicangan wawancara tersebut adalah karakter Senshi, yang kerab "diseksualkan" dengan adegan dimana dia tampil dengan menggunakan celanannya saja.
Kui lantas membantahnya jika adegan Senshi tersebut bukan bagian dari fan service dan mengkarifikasi jika karakter tersebut terinspirasi dari tetangganya yang biasa menggantung cucian celana-nya tanpa menghkawatirkan apa yang akan dipikirkan oleh orang lain yang melihatnya.
Komentar ini pun lantas menggarisbawahi jika meskipun tidak berupaya menampilkan Senshi sebagai karakter seksual, namun tidak mengutuk mereka yang berpimikiran seperti itu.
Lantas saat membahas hubungan antara Marcille dan Falin, Kui lebih memilih untuk menjaga jarak yang aman antara dirinya dengan fandom. DIa mencatat jika saat dia membuat mangan Delicious in Dungeon, dia lebih memilih mengembangkan ceritanya secara berbeda dari apa yang diharapkan oleh penggemar, karena terlalu mengkhawatirkan rekasi dari publik dapat membuat plot tersebut kehilangan esensi dan kesenangannya.
Intinya, Ryoko Kui telah menjelaskan jika dia menghargai otonominya sebagai seorang pencipta dan lebih memilih untuk menjaga karyanya tetap sesuai dengan apa yang dia inginkan, tanpa terlalu terpengaruh oleh ekspetasi dari penggemar. Sikap ini lantas mengejutkan beberapa orang, namun dia menegaskan kembali komitmennya terhadap intregritas dari karyanya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H