Genre anime mecha secara historis didominasi oleh beberapa serial terkenal seperti Mobile Suit Gundam dan Neon Genesis Evangelion. Namun, ada serial lainnya yang juga terkenal, seperti Zoids, ini merupakan serial yang pernah menikmati masa popularitas besar. Anime ini pernah tayang di Indonesia melalui stasiun televisi ANTV pada tahun 2000-an awal. Zoids terutama dikenal karena model plastiknya, tetapi saat saat masa kejayaannya, ia menjadi kekuatan yang nyata di berbagai media.
Dikutip dari somoskudasai, serial Zoids, berasal dari Takara Tomy, yang dimuali dengan Technozoids. Seri ini, menceritakan makhluk raksasa yang dikenal dengan nama Zoids, atau dikenal dengan juga Technozoidaryans atau Zoidaryans, yang merupakan hewan robotik yang digunakan untuk berbagai keperluan, tetapi dia lebih banyak digunakan untu berperang.
Di antara berbagai macam tipe yang ada Zoid tipe Liger lah yang sering digunakan dan ini umumnya dianggap sebagai Zoid utama di setiap seri, mirip dengan mobile suit utama di anime Gundam yang sering kali mirip satu sama lainnya.
Selama bertahun-tahun, serial ini mengambil bentuk yang berbeda-beda dalam anime, manga, dan game, adaptasi dengan prefrensi daerahnya.
Seri Zoids: Fuzors yang dikenal entri anime ketiga dalam serial mainan mecha, setelah sebelumnya merilis Zoids: Chaotic Century dan Zoids: New Century. Seri ini lalu memperkenalkan protagonis RD, seorang pengantar untuk perusahaan Mach Strom, yang dimana menemukan cara untuk dapat memadukan Zoids, yang kemudian memberi nama pada seri tersebut. Namun, sayangnya Zoids: Fuzors gagal untuk menarik perhatian penggemar.
Gagalnya seri Zoids: Fuzors ini disebabkan oleh banyak faktor seperti buruknya animasi produksi oleh Tokyo Kids, dan ini berbebda dengan serial animasi sebelumnya yang diproduksi oleh studio XEBEC yang dikenal dengan animasi inovatifnya.Â
Selain itu juga, serial ini  juga mempunyai desain karakter yang tidak begitu menyakinkan dan dialognya yang buruk, sehingga menciptakan cerita yang gagal menarik perhatan penonton. Plotnya juga terlambat menjadi menarik, Zoids: Fuzors merilis 13 episode dan itu tidak cukup untuk menyelamatkan serial tersebut.
Meskipun ada upaya untuk merilis kembali serial ini dengan perubahaan visual dan penyesuaian skrip, Zoids: Fuzors gagal untuk sukses. Di Jepang dan wilayah lainnya, serial ini diterima secara acuh tak acuh, dan terus dipandang sebagai salah satu serial terlemah dari Zoids.
Penurunannya dimulai dengan jeda panjang bagi serial ini di televisi, hingga akhirnya Zoids Wild dirilis pada tahun 2018, dimana serial terbaru mendapatkan eksposur internasional melalui platfrom streaming, Zoids berjuang untuk mendapatkan kembali mendapatkan tempat dihati para penggemarnya di hati penggemarnya.
Dalam konteks diman serial anime mecha lainnya seperti Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury dan fillm Mobile Suitd Gundam SEED Fredom yang telah merevitalisasi minat terhadap genre ini, serial Zoids dapat menemukan peluang baru yang bersinar. Namun dengan kegagalan Zoids Fuzors tetap menjadi pengingat akan tantangan yang dihadapi oleh serial anime mecha untuk tetap konsitsten di pasar internasional.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H