Mohon tunggu...
Anggita Meylinda (FISIP UMJ)
Anggita Meylinda (FISIP UMJ) Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - UMJ

Nama : Anggita Meylinda, NPM : 22010200004, Prodi : Administrasi Publik, Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nasib Hilangnya Minat Masyarakat terhadap Warisan Kebudayaan di Era Digital

7 Januari 2023   22:41 Diperbarui: 7 Januari 2023   23:08 1655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(2)Kami menunjukkan seperti apa budaya kami dengan menari tarian tradisional Indonesia;

(3)Memperkenalkan kepada dunia tentang asyiknya belajar budaya Indonesia, salah satunya melalui jejaring sosial, dan lain-lain;

(4)Menunjukkan minat yang besar terhadap budaya Indonesia hingga ke negara lain.

Perlu ada peran politik pemerintah yang lebih berwawasan kultural atau kultural, ketimbang peran ekonomi murni yang merugikan pembangunan budaya. Maka pemerintah harus mengembalikan peran pemerintah sebagai pengayom dan pengayom kesenian tradisional, tanpa mencampuri proses estetika. 

Diakui bahwa kesenian rakyat saat ini membutuhkan dana dan dukungan pemerintah, sehingga sulit untuk menghindari keterlibatan pemerintah, dan juga sulit bagi para seniman rakyat ini untuk menentukan pilihan sendiri sesuai dengan orisinalitas yang diinginkan para seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu, pemerintah harus benar-benar "menyadari" perannya sebagai pelindung untuk menjaga keaslian dan perkembangan estetika kesenian rakyat tanpa harus mengubah dan menyesuaikan diri dengan kebijakan politik.

Globalisasi ilmu pengetahuan dan budaya yang terjadi sebelum milenium baru seperti saat ini merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Kita harus beradaptasi dengannya karena kita bisa mendapatkan banyak manfaat darinya. Harus diakui bahwa teknologi komunikasi sebagai produk modernisasi memiliki nilai yang besar bagi munculnya dialog dan demokratisasi budaya secara massal dan egaliter. 

Globalisasi memiliki dampak besar pada budaya. Kontak budaya melalui komunikasi massa membangkitkan kesadaran dan memberikan informasi tentang keberadaan nilai-nilai budaya lain, berbeda dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki dan dikenal saat ini. Kontak budaya ini memberikan kontribusi penting untuk mengubah dan mengembangkan nilai dan persepsi orang-orang yang terlibat dalam proses tersebut. Kesenian Indonesia yang memiliki kekuatan etnik dari berbagai daerah tidak lepas dari pengaruh kontak budaya tersebut. 

Untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut, perlu dikembangkan suatu perkembangan yang bersifat global namun tetap diwarnai oleh kekuatan-kekuatan lokal atau etnik. Derasnya globalisasi budaya harus dilawan dengan memperkuat identitas budaya bangsa. Berbagai kesenian tradisional yang sejatinya merupakan kekayaan bangsa, jangan dijadikan alat atau slogan semata para pembuat kebijakan, terutama pemerintah, untuk pariwisata, politik, dan lainnya.

Selama ini pengelolaan dan pengembangan seni tradisi oleh lembaga negara hanya sebatas formalitas tanpa menyentuh esensi kehidupan seni masing-masing. Akibatnya, kesenian tradisional tersebut tidak berkembang dan lestari, namun semakin tersingkir dari masyarakat. Oleh karena itu, tantangan kesenian rakyat cukup sulit. Karena di era teknologi dan komunikasi yang sangat maju dan modern ini, masyarakat memiliki banyak pilihan baik dari segi kualitas maupun rasa. 

Sangat mungkin masyarakat menganggap enteng keberadaan dan eksistensi kesenian rakyat dibandingkan dengan kesenian kontemporer yang memiliki pengaruh budaya pop. Untuk mengatasi permasalahan di atas, ada beberapa cara untuk mengatasinya, yaitu dengan meningkatkan sumber daya manusia seniman rakyat.

Dan kita masih punya banyak cara untuk melestarikan budaya Indonesia agar negara lain tahu bahwa Indonesia memiliki banyak pulau, wilayah, bahasa dan budaya yang layak untuk dilihat oleh masyarakat internasional. Yang terpenting disini adalah nasionalisme, mengingat ini adalah salah satu esensi dari pendidikan. Setelah mempelajari budaya, mereka juga diharapkan mencintai budaya Indonesia dan menghargai masa lalunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun