Mohon tunggu...
Anggita Meylinda (FISIP UMJ)
Anggita Meylinda (FISIP UMJ) Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - UMJ

Nama : Anggita Meylinda, NPM : 22010200004, Prodi : Administrasi Publik, Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nasib Hilangnya Minat Masyarakat terhadap Warisan Kebudayaan di Era Digital

7 Januari 2023   22:41 Diperbarui: 7 Januari 2023   23:08 1655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budaya merupakan warisan leluhur atau nenek moyang kita yang tak tergantikan. Kebudayaan memiliki berbagai unsur, yaitu bahasa, sistem informasi, sistem organisasi sosial, sistem alat dan teknologi hidup, sistem ekonomi dan mata pencaharian, sistem religi dan kesenian. Selain itu, budaya juga mencakup adat istiadat, nilai, dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Indonesia disebut negeri lautan karena dikelilingi oleh banyak pulau, bahasa dan adat budaya Indonesia yang banyak dan beragam. 

Karena keragaman tersebut, Indonesia menjadi daya tarik bagi bangsa lain di dunia bahkan mereka mempelajarinya, karena selain budaya Indonesia yang beraneka ragam juga dikenal sangat unik dan menarik perhatian wisatawan mancanegara untuk menarik perhatian kita. kultural. keberagaman . Namun, budaya Indonesia semakin memudar seiring berjalannya waktu. Semakin berkembang nya teknologi menyebabkan banyak budaya yang dilupakan dan ditinggalkan oleh para kalangan remaja.

Pada era digital ini teknologi sangat berdampak besar bagi kehidupan dikarenakan dengan adanya teknologi dapat meningkatkan kehidupan kita terutama bisa menjadi sarana komunikasi jarak jauh. Lalu teknologi menyediakan sarana yang dimana kita mendapatkan informasi dimana saja,kapan saja dan teknologi memberi kemudahan kepada kita untuk berinteraksi satu sama lain. Namun, teknologi juga berdampak negatif bagi generasi milenial, sisi negatifnya generasi milenial saat ini cenderung mengabaikan budaya sosial. 

Bahkan, teknologi juga melesat dengan cepat mengubah budaya. Misalnya, manusia pada umumnya memerlukan adanya bentuk berinteraksi dan saling membutuhkan. Namun, teknologi dapat berubah dengan cepat. Dengan teknologi, generasi milenial cenderung individualistis dan mengikuti gaya hidup media sosial.

Masyarakat Indonesia semakin dipengaruhi oleh budaya asing berkat teknologi modern yang canggih. Karena media berkembang pesat, semua informasi dan budaya yang datang dari luar diserap dengan sempurna tanpa penyaringan dan pembedaan budaya. Budaya dari luar terserap sehingga tradisi lama yang dianggap ketinggalan jaman atau ketinggalan jaman menjadi terlupakan. Masyarakat lebih tertarik untuk menerima budaya asing yang masuk dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Budaya asing kerap dianggap lebih modern dan menyenangkan daripada budaya lokal. Efek negatif lainnya adalah nilai kebersamaan dalam Gotong-Royong dan refleksi mulai menurun. Masyarakat semakin individualistis, rasa kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan semakin berkurang. Namun, manusia selalu berubah dan hidup penuh dinamisme. Bekerja di agensi elit dan bertemu klien sulit ketika mereka masih memiliki tradisi yang tidak sesuai dengan budaya saat ini.

Sifat individualistis menyebabkan masyarakat mengutamakan kepentingan individu di atas kepentingan bersama. Selain individualisme, ketimpangan sosial juga terjadi di kalangan masyarakat yang tidak bisa mengikuti era digital. Kesenjangan sosial mengarah pada eksklusi sosial dalam kehidupan yang terus berkembang di era digital. 

Dengan berkembangnya era digital, budaya lokal mulai hilang seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat. Masuknya budaya dan nilai-nilai asing serta terabaikannya budaya sendiri menyebabkan tergerusnya nilai-nilai budaya lokal di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini tercermin dari bukti-bukti yang menunjukkan perubahan gaya hidup masyarakat, terutama di kota-kota besar.

Ada masyarakat di Indonesia yang tertarik dengan hedonisme, konsumerisme dan materialisme sehingga masyarakat tidak memikirkan dan mendahulukan kepentingannya untuk kebutuhan masa depan. Selain kata-kata kotor, ejekan dan perundungan juga muncul di bawah pengaruh zaman terpimpin saat ini. Perilaku ini tidak menguntungkan karena berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain.

Pada saat yang sama, seni populer lain yang datang dari luar negeri melalui kaset, VCD, dan DVD semakin hadir di sini. Fakta tersebut menunjukkan bagaimana negara-negara dengan teknologi mutakhir berhasil tetap memegang kendali di era budaya digital, terutama di negara ketiga. Peristiwa lintas budaya seperti itu mempengaruhi eksistensi kesenian kita. Sebaliknya, kesenian tradisional kita adalah bagian dari khasanah budaya bangsa yang harus dilestarikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun