Mohon tunggu...
Anggita Maharani
Anggita Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Jember

Perencanaan Wilayah dan Kota

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bandara Notohadinegoro sebagai Kerjasama Pemerintah-Swasta

9 April 2023   11:26 Diperbarui: 9 April 2023   11:33 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Public Private Partnership (PPP) atau kemitraan antara pemerintah dan swasta adalah sebuah bentuk kerja sama antara sektor publik dan swasta dalam pengembangan dan penyediaan layanan publik atau infrastruktur. Dalam PPP, pemerintah dan swasta berbagi tanggung jawab dalam menciptakan dan mengelola proyek, serta membagi risiko dan keuntungan secara adil.

Tujuan utama dari PPP adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan proyek infrastruktur dan pelayanan publik dengan memanfaatkan keahlian dan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing sektor. Pemerintah dapat memanfaatkan sumber daya swasta untuk mempercepat pengembangan proyek infrastruktur atau layanan publik, sedangkan swasta dapat memperoleh keuntungan dari investasi yang mereka lakukan.

Beberapa contoh proyek PPP antara lain pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, pembangkit listrik, pengelolaan air, dan kesehatan. PPP dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari bentuk kontrak jangka panjang hingga pembentukan perusahaan patungan (joint venture) antara pemerintah dan swasta. 

Pembangunan Bandara Notohadinegoro di Jember, Indonesia, adalah salah satu proyek yang direncanakan melalui kerjasama Public Private Partnership (PPP).

PPP atau Public-Private Partnership telah diaplikasikan dalam pembangunan Bandara Notohadinegoro di Jember, Jawa Timur. Proyek tersebut melibatkan kerjasama antara PT Angkasa Pura I (persero) dengan PT Nindya Karya (persero) dan PT Prasetya Mulya Abadi.

Proyek PPP Bandara Notohadinegoro Jember merupakan proyek pembangunan bandara baru yang memiliki nilai investasi sebesar Rp 1,2 triliun. Pembangunan bandara ini bertujuan untuk meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas ke daerah Jember dan sekitarnya serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

Dalam proyek PPP ini, PT Angkasa Pura I bertindak sebagai pihak publik yang menyediakan lahan dan mengelola bandara, sedangkan PT Nindya Karya dan PT Prasetya Mulya Abadi bertindak sebagai pihak swasta yang membangun dan merancang bandara.

Melalui PPP, proyek Bandara Notohadinegoro dapat dikelola dengan efektif dan efisien, serta memiliki kesempatan untuk memperoleh keuntungan jangka panjang bagi kedua belah pihak. Proyek PPP juga dapat mempercepat pembangunan infrastruktur di Indonesia, meningkatkan kualitas layanan publik, dan membuka peluang investasi bagi sektor swasta.

Pada awalnya, pembangunan bandara ini direncanakan oleh Pemerintah Kabupaten Jember, namun kemudian ditawarkan kepada investor swasta melalui skema PPP. Pemerintah Kabupaten Jember dan investor swasta akan berkolaborasi untuk mengembangkan, membiayai, dan mengoperasikan bandara tersebut.

Bentuk kerjasama PPP dalam pembangunan Bandara Notohadinegoro, investor swasta akan berinvestasi untuk pembangunan dan pengoperasian bandara, sementara pemerintah akan memberikan dukungan dalam bentuk berbagai fasilitas dan layanan, serta mengatur regulasi yang diperlukan.

Dalam skema PPP ini, investor swasta akan memperoleh keuntungan dari investasi mereka melalui pengelolaan operasional dan pengembangan bisnis bandara, sementara pemerintah akan memperoleh manfaat dari pembangunan bandara baru yang dapat meningkatkan konektivitas transportasi dan ekonomi di wilayah Jember.

Dengan demikian, pembangunan Bandara Notohadinegoro di Jember adalah salah satu contoh proyek PPP yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengembangan dan penyediaan layanan publik atau infrastruktur melalui kerjasama antara pemerintah dan swasta.

Namun sampai saat ini, pembangunan Bandara Notohadinegoro di Jember masih mengalami beberapa permasalahan yang belum terselesaikan. Beberapa permasalahan tersebut antara lain:

Masalah pembebasan lahan: Masalah utama yang dihadapi dalam pembangunan Bandara Notohadinegoro adalah masalah pembebasan lahan. Proses pembebasan lahan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jember dan masih banyak pemilik lahan yang belum menyetujui kompensasi yang ditawarkan. Hal ini menyebabkan proyek ini terhambat dalam tahap awal dan menyebabkan proyek mengalami keterlambatan.

Masalah keterbatasan anggaran: Proyek ini membutuhkan investasi yang besar untuk dapat terealisasi, dan terkadang keterbatasan anggaran menjadi kendala dalam pembangunan infrastruktur. Pemerintah Kabupaten Jember membutuhkan dukungan keuangan dari pemerintah pusat atau investor swasta untuk mendukung pembangunan bandara.

Masalah lingkungan: Pembangunan Bandara Notohadinegoro di Jember menghadapi masalah lingkungan yang harus diatasi, seperti adanya potensi kerusakan ekosistem dan habitat satwa liar di sekitar lokasi pembangunan. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi dampak lingkungan yang komprehensif dan menyeluruh serta perlu dilakukan pengelolaan lingkungan yang baik agar dapat meminimalkan dampak negatif pada lingkungan.

Masalah manajemen: Masalah manajemen juga dapat menjadi permasalahan dalam pembangunan Bandara Notohadinegoro. Proyek PPP membutuhkan manajemen yang baik dari kedua belah pihak untuk dapat memastikan kelancaran pelaksanaan proyek dan keberhasilannya. Oleh karena itu, diperlukan manajemen yang efektif dan koordinasi yang baik antara Pemerintah Kabupaten Jember dan investor swasta yang terlibat dalam proyek ini.

Terlaksananya kerjasama pembangunan Bandara Notohadinegoro oleh Pemerintah Kabupaten Jember dan pihak investor swasta akan memberikan beberapa manfaat, antara lain:

Meningkatkan konektivitas transportasi: Dengan adanya Bandara Notohadinegoro yang baru, akan meningkatkan konektivitas transportasi di wilayah Jember dan sekitarnya. Hal ini akan mempermudah aksesibilitas ke daerah tersebut dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan mobilitas orang dan barang.

Peningkatan sektor pariwisata: Dengan adanya bandara baru, akan memudahkan para wisatawan untuk berkunjung ke Jember dan sekitarnya. Hal ini akan meningkatkan sektor pariwisata dan dapat memberikan dampak positif pada ekonomi lokal.

Peningkatan investasi: Melalui kerjasama PPP, pembangunan Bandara Notohadinegoro di Jember akan menarik investasi swasta dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Investasi swasta juga dapat membantu meningkatkan kualitas dan keberlanjutan pembangunan infrastruktur.

Meningkatkan pendapatan daerah: Dengan adanya bandara baru, diharapkan akan meningkatkan potensi ekonomi daerah melalui peningkatan aktivitas bisnis, perdagangan, pariwisata, dan lainnya. Hal ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Peningkatan kerjasama antara pemerintah dan swasta: Melalui kerjasama PPP dalam pembangunan Bandara Notohadinegoro, akan terjalin hubungan yang erat antara pemerintah dan swasta, dan akan memberikan manfaat jangka panjang bagi kedua belah pihak. Pemerintah dapat memperoleh manfaat dari dukungan investasi swasta dan swasta dapat memperoleh keuntungan dari investasi mereka.

Ada beberapa alasan mengapa sektor swasta memerlukan PPP, di antaranya:

Akses ke proyek besar: PPP memberikan kesempatan bagi sektor swasta untuk berpartisipasi dalam proyek infrastruktur atau layanan publik yang besar dan kompleks yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh mereka sendiri.

Kebutuhan modal: PPP memungkinkan sektor swasta untuk memperoleh akses ke sumber dana yang mungkin tidak tersedia bagi mereka sendiri, seperti pinjaman atau modal ventura dari lembaga keuangan atau investor.

Peluang investasi jangka panjang: PPP dapat memberikan kesempatan bagi sektor swasta untuk berinvestasi dalam proyek jangka panjang yang memiliki potensi pengembalian yang baik.

Mitigasi risiko: PPP dapat membantu sektor swasta dalam memitigasi risiko proyek dengan membagi risiko antara pemerintah dan sektor swasta.

Pengalaman dan keahlian: PPP dapat memberikan akses sektor swasta kepada pengalaman dan keahlian yang dimiliki oleh pemerintah dalam mengelola proyek infrastruktur atau layanan publik yang kompleks dan terkait peraturan.

Mitigasi risiko: PPP dapat membantu sektor swasta dalam memitigasi risiko proyek dengan membagi risiko antara pemerintah dan sektor swasta.

Pengalaman dan keahlian: PPP dapat memberikan akses sektor swasta kepada pengalaman dan keahlian yang dimiliki oleh pemerintah dalam mengelola proyek infrastruktur atau layanan publik yang kompleks dan terkait peraturan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun