Mohon tunggu...
Anggita Anastasya
Anggita Anastasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya anggita anastasya, seorang mahasiswa penuh semangat yang tengah mengejar gelar dalam bidang Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Yang lahir pada 22 Maret 2002, saya selalu ingin memahami bagaimana pendidikan dapat menjadi kunci untuk membuka pintu-pintu kehidupan yang lebih baik bagi semua orang. Itulah mengapa saya memutuskan untuk melanjutkan studi di bidang Pendidikan, di mana saya dapat mempelajari cara-cara untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Perempuan sebagai Alternatif Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga dan Mengurangi Kemiskinan

1 Juni 2023   00:00 Diperbarui: 1 Juni 2023   08:03 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2020, Indonesia masih memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi, yaitu sekitar 9,22% dari total penduduk. Lebih lanjut, artikel tersebut juga menyebutkan bahwa kemiskinan terjadi terutama di kalangan masyarakat pedesaan dan perempuan. Masalah kemiskinan ini berdampak pada kesejahteraan keluarga, khususnya dalam hal ketersediaan kebutuhan dasar seperti makanan, sandang, dan papan. 

Dalam konteks ini, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan ekonomi perempuan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Hal ini dikarenakan perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam mengelola keuangan keluarga dan menyumbang pendapatan rumah tangga. Pemberdayaan ekonomi perempuan dapat dilakukan dengan memberikan akses pendidikan dan pelatihan khusus untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan perempuan dalam berbagai bidang. 

Namun, untuk dapat memperoleh pemberdayaan ekonomi yang optimal, perempuan membutuhkan akses pendidikan dan pelatihan khusus. Sekolah perempuan dapat menjadi alternatif pendidikan yang tepat bagi perempuan dewasa yang ingin memperdalam pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai bidang, seperti usaha mikro, keuangan, manajemen, dan pemasaran. 

Pendidikan non-formal sebagai sumber pembelajaran kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan keterampilan, kemampuan dan kualitas dirinya (Faiqoh & Desmawati, 2021) Program sekolah perempuan ini bertujuan untuk memberikan akses modal kepada perempuan melalui obligasi dan juga memberikan pelatihan dalam berbagai bidang, seperti manajemen keuangan, pemasaran, dan pengembangan usaha. Mubaraqh (2008) berpendapat bahwa Sekolah Perempuan merupakan salah satu bentuk dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berperan dalam mengatasi masalah perempuan dengan pemberdayaan melalui pendidikan.

Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan perempuan yang mana pendidikan perempuan tersebut masuk dalam kategori pendidikan alternatif. Pendidikan alternatif digunakan sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan Pendidikan di masyarakat khususnya bagi perempuan. Salah satu bentuk dari Pendidikan alternatif untuk perempuan yang diberikan oleh Sekolah Perempuan Jember adalah pendidikan feminis. Menurut Muchtar (2010:62) Pendidikan feminis membantu perempuan untuk dapat meredefinisi dan merekontruksi pola hubungan kekuasaan laki-laki dan perempuan yang selama ini timpang menjadi lebih adil, dan ini akan menjadi pondasi utama bagi perempuan untuk mewujudkan hak-hak asasinya. 

Pendidikan feminis sangatlah penting bagi perempuan. Terdapat tiga fungsi dari pendidikan feminis yang dikemukakan oleh Muchtar (2010:62), yaitu: (1) membangun kesadaran kritis perempuan, (2) mendorong aksi-aksi transformatif perempuan, dan (3) memperluas dialog-dialog konstruktif untuk perdamaian. Sedangkan Zainal (2016) berpendapat bahwa ciri khas feminisme adalah melawan penindasan. Perlawanan tersebut ditempuh dengan berbagai macam cara atau aksi. Sementara itu, dalam artikel "Sekolah Perempuan: Alternatif Pemberdayaan Ekonomi Keluarga" oleh Riyanti (2017) menunjukkan bahwa sekolah perempuan dapat menjadi alternatif pemberdayaan ekonomi keluarga. 

Dalam artikel ini, Riyanti menekankan pentingnya pendidikan perempuan sebagai sarana untuk meningkatkan akses terhadap pekerjaan dan sumber daya. Penulis juga menunjukkan bahwa dengan meningkatkan keterampilan perempuan melalui pendidikan, mereka akan dapat menjadi pengusaha yang sukses dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi. H.T. Wilson dalam sex and gender mengertikan gender sebagai suatu dasar untuk menentukan pengaruh faktor budaya dan kehidupan dan kolektif dalam membedakan laki-laki dan perempuan. 

Agak sejalan dengan pendapat dan yg di kutip Showalther yang mengartikan gender lebih dari sekedar pembedaan laki-laki dan perempuan di lihat dari konstruksi social budaya, tetapi menekankan gender sebagai konsep analisa yg kita dapat menggunakannya untuk menjelaskan sesuatu (Gender is an analityc concept whose meanings we work to elucidate and a subject matter we proceed to study as we try to define it). Pemberdayaan perempuan adalah upaya pemampuan perempuan untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial, budaya, agar perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah, sehingga mampu membangun kemampuan dan konsep diri (Novian,2010). 

Oleh karena itu, program pemberdayaan ekonomi perempuan, seperti sekolah perempuan, dapat membantu mengurangi kemiskinan dengan meningkatkan akses perempuan terhadap sumber daya dan kesempatan ekonomi. Program sekolah perempuan mampu meningkatkan kemampuan perempuan dalam berwirausaha dan mempengaruhi peningkatan pendapatan keluarga. Program ini juga mampu meningkatkan keterampilan parenting perempuan dan meningkatkan kesehatan keluarga. Selain itu, program sekolah perempuan juga dapat meningkatkan kesadaran gender dan memberdayakan perempuan dalam keluarga dan masyarakat. 

Namun demikian, program sekolah perempuan juga menghadapi beberapa tantangan, seperti kurangnya dukungan dari masyarakat dan adanya persepsi negatif terhadap perempuan yang berwirausaha. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Syamsiyah dan Heryanti (2019), masyarakat masih menganggap bahwa perempuan seharusnya fokus pada peran domestik dan tidak seharusnya terlibat dalam dunia bisnis. Untuk mengatasi tantangan tersebut, program sekolah perempuan dapat diintegrasikan dengan program-program lainnya yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi keluarga dan pengembangan keterampilan parenting. 

Selain itu, penting juga untuk melakukan sosialisasi dan kampanye yang intensif kepada masyarakat mengenai pentingnya pemberdayaan perempuan dan mengubah persepsi negatif terhadap perempuan yang berwirausaha. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sekolah perempuan dapat menjadi alternatif yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan mengurangi kemiskinan dengan pemberdayaan ekonomi keluarga. Dengan memberikan akses perempuan terhadap pendidikan dan keterampilan, mereka dapat menjadi pengusaha yang sukses dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun