Mohon tunggu...
Anggita Aprilliany Firdaus
Anggita Aprilliany Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki ketertarikan dengan menulis karena dengan menulis saya dapat membagikan pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Puisi "Senja di Pelabuhan Kecil" Karya Chairil Anwar dengan Menggunakan Pendekatan Mimetik

25 Juni 2023   23:32 Diperbarui: 25 Juni 2023   23:40 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut"

Kutipan di atas merupakan bait pertama dalam puisi "Senja Di Pelabuhan Kecil". Ini kali tidak ada yang mencari cinta diantara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali kalimat tersebut menunjukkan keputusasaan dalam mencari cinta, bahwa tidak ada lagi pencarian cinta dalam hidup dimanapun juga. Menunjuk pada kata gudang, rumah tua, tiang serta temali seakan semuanya sudah tidak berguna lagi terlekang waktu. Dilanjutkan dengan kata kapal, perahu tiada berlaut yang merupakan penegasan ulang bahwa barang-barang itu sudah tidak berfungsi lagi. Hal ini menunjukkan bahwasanya sang penulis sudah berputus asa dan kehilangan harapan jika dia benar-benar kehilangan cinta. Kalimat terakhir di bait pertama yaitu menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut seolah penulis sudah pasrah pada keadaan, menghembus merupakan suatu keadaan dimana membuang napas panjang agar merasa tenang menerima serta mempercayai semuanya.

 

"Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang

menyinggung muram, desir hari lari berenang

menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak

dan kini tanah dan air tidur hilang ombak"

 

Pada bait kedua penulis menceritakan keadaan sisi pantai yang menggambarkan keadaan dirinya, gerimis mempercepat kelam menggambarkan sebuah keadaan hati yang sedih kemudian mudah sekali tergores. Bait kedua ini sangat identik dengan kesedihan yang membuat seseorang menjadi diam dengan ditandai pada kalimat tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak tidak bergerak disini bukan berarti mematung namun memiliki arti diam dalam sebuah aktifitas hati atau bisa dikatakan murung tidak banyak bertingkah karena kehilangan sebuah semangat hidup seperti yang disimbolkan oleh kata ombak.

 

"Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun