menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut"
Kutipan di atas merupakan bait pertama dalam puisi "Senja Di Pelabuhan Kecil". Ini kali tidak ada yang mencari cinta diantara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali kalimat tersebut menunjukkan keputusasaan dalam mencari cinta, bahwa tidak ada lagi pencarian cinta dalam hidup dimanapun juga. Menunjuk pada kata gudang, rumah tua, tiang serta temali seakan semuanya sudah tidak berguna lagi terlekang waktu. Dilanjutkan dengan kata kapal, perahu tiada berlaut yang merupakan penegasan ulang bahwa barang-barang itu sudah tidak berfungsi lagi. Hal ini menunjukkan bahwasanya sang penulis sudah berputus asa dan kehilangan harapan jika dia benar-benar kehilangan cinta. Kalimat terakhir di bait pertama yaitu menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut seolah penulis sudah pasrah pada keadaan, menghembus merupakan suatu keadaan dimana membuang napas panjang agar merasa tenang menerima serta mempercayai semuanya.
Â
"Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak"
Â
Pada bait kedua penulis menceritakan keadaan sisi pantai yang menggambarkan keadaan dirinya, gerimis mempercepat kelam menggambarkan sebuah keadaan hati yang sedih kemudian mudah sekali tergores. Bait kedua ini sangat identik dengan kesedihan yang membuat seseorang menjadi diam dengan ditandai pada kalimat tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak tidak bergerak disini bukan berarti mematung namun memiliki arti diam dalam sebuah aktifitas hati atau bisa dikatakan murung tidak banyak bertingkah karena kehilangan sebuah semangat hidup seperti yang disimbolkan oleh kata ombak.
Â
"Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan