Mohon tunggu...
Anggita PutriCahyani
Anggita PutriCahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi yang baru mencoba menekuni bidang menulis di bidang hiburan dan film.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peningkatan Peran Kebudayaan dalam Pembangunan Peran Setu Babakan dalam Mempertahankan Budaya Betawi

19 Desember 2024   08:18 Diperbarui: 19 Desember 2024   08:18 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabel 2. Hasil Kuesioner Jenjang Pendidikan Responden 

Setu Babakan di Jakarta adalah tempat rekreasi dan tempat untuk mempertahankan dan mengembangkan adat, seni, dan nilai-nilai budaya Betawi. Setu Babakan berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya lokal untuk pembangunan berkelanjutan melalui program dan kegiatan seperti pelatihan keterampilan dan pertunjukan seni. Dampak aktivitas kebudayaan terhadap masyarakat setempat dinilai melalui wawancara dan observasi dalam metodologi penelitian kualitatif ini. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa setu babakan mampu memepertahankan budaya betawi di era modern saat ini yang mulai terkikis oleh banyaknya budaya baru yang masuk. Oleh karena itu, Setu Babakan dapat berfungsi sebagai contoh untuk daerah lain dalam mempertahankan kebudayaan lokal di tengah arus modernisasi.

PENDAHULUAN 

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Memiliki jumlah 17.508 pulau serta dihuni oleh lebih dari 360 suku bangsa tentunya menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan keragaman budaya dan tradisi(A et al., 2024). Setu Babakan adalah perkampungan budaya Betawi di Jakarta yang membantu melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Betawi. Setu Babakan merupakan wilayah yang direncanakan sejak tahun 1996 sebagai pengganti wilayah Condet yang menjadi ikon cagar budaya Betawi terdahulu (Marisa, 2021). Setu Babakan, sebuah destinasi wisata budaya, memiliki peran penting dalam mempertahankan dan memperkenalkan budaya Betawi kepada masyarakat lokal dan wisatawan asing. Peningkatan peran ini menjadi sangat penting dalam menghadapi modernisasi, yang sering mengancam eksistensi budaya tradisional. Sayangnya kebudayaan lokal seperti kebudayaan Betawi ini mulai redup di kalangan generasi muda. Menurut Patricia & Soeprapto dalam penelitiannya, mereka berpendapat bahwa generasi muda seperti Gen Z kurang menarik mendatangi tempat wisata sejarah (Marleen & Iskandar, 2024). 

Banyak faktor yang menjadikan generasi muda tidak terlalu tertarik datang ke tempat seperti Setu Babakan yang menyimpan pengetahuan tentang kebudayaan Betawi. Beberapa faktor di antaranya adalah banyaknya generasi muda yang tidak memahami makna dan nilai-nilai dari budaya Betawi itu sendiri, terlebih lagi tidak adanya pengenalan budaya lokal yang lebih kuat oleh lingkungan membuat tak banyak generasi muda yang memiliki daya tarik untuk datang ke tempat wisata budaya seperti Setu babakan. Generasi muda juga dipengaruhi oleh globalisasi yang hidup berdampingan dengan lingkungan mereka. Identitas budaya dan nilai-nilai budaya lokal bisa tergerus oleh pengaruh penyebaran globalisasi (Dewi et al., 2024). Budaya-Budaya lokal seperti ini akan tergerus setiap harinya jika generasi muda tidak memiliki minat yang lebih. 

Dari hal-hal diatas penelitian ini bertujuan mencari jawaban atas kurangnya minat generasi muda terhadap wisata budaya lokal seperti setu Babakan. Pengenalan budaya kepada generasi muda diharapkan mampu untuk membuka pikiran mereka bahwa kebudayaan lokal seperti perkampungan budaya Betawi Setu Babakan masih cocok untuk menjadi tempat pelestarian.

LANDASAN TEORI

1. Teori Pembangunan Berbasis Kebudayaan Budaya dan ekonomi bukan satusatunya komponen pembangunan yang berkelanjutan. Kebudayaan dianggap berperan penting dalam keberlanjutan menciptakan pembangunan, memperkuat kohesi sosial, dan membentuk identitas masyarakat. Menurut Koentjaraningrat dan Mochtar Lubis, masalahnya adalah bangsa Indonesia tidak memiliki kemampuan mental dan spiritual untuk mengejar pembangunan ekonomi. Sekarang, jika pembangunan kebudayaan ingin menjadi bagian dari agenda pembangunan Republik Indonesia, masalah kebudayaan nasional Indonesia harus ditentukan (Amri Marzali, 2014). Sedangkan UNESCO menyatakan bahwa kebudayaan memainkan peran penting dalam menumbuhkan identitas lokal dan menciptakan rasa kebersamaan komunitas.

 2. Teori Pelestarian Budaya

 Teori pelestarian budaya menekankan betapa pentingnya melindungi, melestarikan, dan mempromosikan kebudayaan lokal agar tidak rusak oleh modernisasi dan globalisasi. Jika zaman boleh berubah, upaya kita untuk melestarikan kebudayaan kita juga harus berubah, supaya perkembangan zaman tidak berdampak buruk pada pelestarian kebudayaan kita (Aisara et al., 2020) . Peran sistematis pemerintah, dan globalisasi. masyarakat, pusat kebudayaan seperti Setu Babakan diperlukan untuk melestarikan budaya lokal, seperti budaya Betawi. Di sana, seni tari, musik, makanan, dan kerajinan khas Betawi dilestarikan dan diperkenalkan kepada generasi muda dan wisatawan.

 3. Teori Identitas Budaya Secara tidak disadari, dampak globalisasi dan kemajuan dalam teknologi komunikasi yang masuk memengaruhi intensitas kontak budaya, baik antar suku maupun dengan kebudayaan asing (Budi Setyaningrum, 2018). Identitas budaya Betawi dapat dipertahankan, diperkuat, dan diwariskan kepada generasi berikutnya melalui Setu Babakan. Ini membantu masyarakat Betawi mempertahankan identitas mereka di tengah pergeseran sosial dan modernisasi. 

4. Teori Pariwisata Budaya 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun