Layaknya orang yang bekerja mencari uang untuk membiayai kehidupannya, terus berusaha dengan maksimal sebisa mungkin akan dilakukan. Oleh sebab itu, sudah biasa jika seorang pekerja bisa melakukan semua pekerjaan dengan baik dan maksimal akan menerima banyak pujian dari pihak kantor atau manapun.
Namun yang harus ditanyakan adalah apakah hal itu merupakan pencapaian sebuah prestasi? Atau kah bisa diartikan juga sebagai cara mengatur waktu yang lebih baik lagi dalam bekerja?
Seharusnya sudah banyak yang mengetahui mengenai gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh terlalu lelah bekerja. Seharusnya juga, pekerja bisa membedakan dimana karier dan bagaimana kesehatan mental mereka. Pernyataan ini adalah peringatan dari para ahli untuk para pekerja.
"Budak kerja mirip dengan workaholic atau gila kerja. Tapi budak kerja adalah seseorang yang memakai kesibukan itu sebagai sebuah lencana kehormatan," kata Melody Wilding, dia adalah seorang pelatih eksekutif dan pekerja sosial berlisensi. Tulisan ini dikutip dari Huffington Post.
"Mereka adalah orang yang membanggakan diri karena lembur, merasa menjadi orang yang mampu melakukan segalanya," ucap Melody Wilding lagi.
Hal lain selain pekerjaan, mungkin hal yang mengenai hiburan atau semacamnya dalam kehidupannya akan dilebih tidak diprioritaskan oleh para hamba kerja. Bahkan kesehatan tubuh mereka sendiri, prioritas karier, dan liburan untuk refreshing nya tidak dipedulikan. Mereka akan terus bekerja dan bekerja. Dilansir dari CNNIndonesia.com.
"Mereka barangkali mengeluh tentang tetek-bengek pekerjaan yang harus mereka kerjakan, sehingga mereka bisa-bisa memiliki mentalitas sebagai korban," lanjut Melody Wilding.
Nah, berikut ini adalah tanda-tanda pekerja yang menjadi hamba atau budak kerja, jadi jika memang ada salah satu tanda yang terjadi, segeralah merubah itu.
Merasa istimewa mampu menyelesaikan pelbagai masalah
"Gagasan menjadi orang yang dianggap istimewa dalam beberapa hal. Mencari validasi eksternal agar menjadi seorang yang special juga menunjukkan fakta bahwa Anda tidak menginternalisasi pencapaian sesungguhnya," kata Orbe Austin.