https://umbjm.ac.id/ Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMBJM) mengadakan suatu kegiatan pengabdian masyarakat yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik ke-9 yang mengusung tema tentang Stunting. Artikel ini berjudul tentang "Dahsat (Dapur Sehat Atasi Stunting)" merupakan Program Kerja (Proker) Kelompok. Tujuan dari pelaksanaan proker ini adalah untuk meningkatkan stutus pada anak-anak, ibu hamil dan ibu menyusui yang berisiko stunting.Â
Stunting merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia, terutama di kalangan anak-anak balita. Stunting atau kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis pada periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) dapat berdampak buruk pada perkembangan fisik dan kognitif anak. Kondisi ini tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan, produktivitas, serta kesehatan jangka panjang. Untuk mengatasi masalah stunting, salah satu solusi yang efektif adalah melalui penyediaan dapur sehat.
Pentingnya dapur sehat atasi stunting adalah konsep yang mencakup penyediaan makanan bergizi dan aman untuk seluruh anggota keluarga, terutama anak-anak. Makanan yang disiapkan di dapur sehat harus kaya akan nutrisi penting, seperti protein, vitamin, mineral, dan serat. Nutrisi ini sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.
Penerapan dapur sehat juga melibatkan kebiasaan memasak yang baik, seperti memilih bahan makanan segar dan berkualitas, menghindari penggunaan bahan tambahan yang tidak sehat, serta menjaga kebersihan dalam proses pengolahan makanan. Dengan begitu, risiko kontaminasi makanan yang dapat menyebabkan penyakit infeksi, salah satu penyebab stunting, dapat diminimalkan.
Komponen Utama Dapur Sehat yaitu sebagai berikut:
Pola Makan Seimbang: Dapur sehat harus menyediakan makanan dengan komposisi yang seimbang antara karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral. Sumber protein hewani seperti telur, ikan, dan daging, serta protein nabati seperti kacang-kacangan, harus selalu ada dalam menu sehari-hari. Karbohidrat yang diperoleh dari nasi, kentang, atau ubi juga penting sebagai sumber energi. Sayuran dan buah-buahan segar harus dikonsumsi setiap hari untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.
Sumber Makanan Lokal: Pemanfaatan sumber makanan lokal tidak hanya lebih ekonomis, tetapi juga lebih segar dan kaya nutrisi. Misalnya, sayuran hijau seperti bayam, kangkung, atau daun kelor yang mudah didapat dan kaya akan zat besi dan kalsium, sangat bermanfaat untuk mencegah anemia dan mendukung pertumbuhan tulang yang sehat.
Kebersihan dan Keamanan Makanan: Kebersihan dalam penyimpanan dan pengolahan makanan harus menjadi prioritas di dapur sehat. Mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan, mencuci bahan makanan dengan bersih, serta memastikan alat-alat masak dan makan dalam kondisi higienis adalah langkah-langkah penting untuk mencegah infeksi yang dapat memperburuk kondisi kesehatan anak.
Edukasi dan Keterlibatan Keluarga: Selain menyediakan makanan yang sehat, edukasi kepada anggota keluarga tentang pentingnya gizi seimbang sangatlah penting. Ibu, sebagai pengelola utama dapur, harus memahami bagaimana memilih dan mengolah makanan yang bergizi. Keterlibatan seluruh anggota keluarga dalam merencanakan dan menyiapkan makanan juga dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola makan sehat.
Pemerintah dapat mendukung dengan menyediakan subsidi atau bantuan bahan makanan sehat untuk keluarga kurang mampu, serta meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan pemantauan gizi anak. Selain itu, kampanye dan penyuluhan tentang pentingnya dapur sehat bisa dilakukan melalui media sosial, sekolah, dan posyandu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI