Mohon tunggu...
anggitaredi sulistiyono
anggitaredi sulistiyono Mohon Tunggu... -

hidup atau mati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Museum Wayang Sendang Mas Banyumas

3 Januari 2011   13:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:00 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona



Wayang merupakan kesenian utama masyarakat Jawa yang telah ditetapkan menjadi salah satu warisan dunia oleh Unesco, PBB. Wayang berasal dari kata bahasa Jawa ‘wewayangan’ yang artinya bayang-bayang. Pertunjukkan merupakan sajian cerita tutur yang digambarkan melalui boneka, dan diproyeksikan ke dalam bentuk bayangan dengan bantuan tata cahaya.

Wayang digerakkan oleh seorang dalang, dengan iringan seperangkat gamelan sebagai latar musik dan dukungan tembang-tembang Jawa yang dinyanyikan seorang sinden.

Wayang di Tanah Jawa bukanlah sebentuk kesenian yang seragam. Setiap komunitas menciptakan wayang yang dikreasi sedemikian rupa sesuai dengan semangat lokal dan disesuaikan dengan kebutuhan pementasan. Wayang gagrag Banyumasan merupakan tipe wayang khas yang hanya mengambil sebagian elemen dari wayang yang berasal dari daerah lain di Jawa seperti wayang Yogyakarta, wayang Kedu dan wayang Surakarta. Sesuai karakter masyarakat yang mengagungkan kebebasan dan keterbukaan, wayang gagrag Banyumasan mengandung banyak unsur humor, dan upaya menertawakan jenis wayang baku yang penuh dengan aturan.

Museum
Museum menjadi ruang pamer yang menceritakan kembali lintasan sejarah dan beragam kreasi wayang. Mulai dibangun semenjak tahun 1982, sampai saat ini bangunan museum masih terus dikembangkan. Nama Sendang Mas merupakan bentuk singkat dari Seni Pedalangan Banyumas. Penegasan tersebut menegaskan betapa berbedanya wayang gagrag Banyumasan dengan jenis wayang lainnya.

Pembedaan itu terdapat pada aransemen musik gending yang tidak seutuhnya menggunakan standard pewayangan seperti gending sulukan dan gending pangkur. Gagrag Banyumasan juga menghadirkan tokoh baru yang berkarakter unik bernama Bawor.

Bawor dalam kisahnya merupakan anak tertua hasil doa pemujaan tokoh bijak titisan dewa, Ki Semar. Bawor lahir dari bayangan Ki Semar usai melakukan pemujaan, sehingga secara fisik memiliki kemiripan. Bentuk wajah dan tubuh yang asimetris, serba tidak beraturan, menjadi ciri utamanya. Bawor memiliki perut buncit, pantat super besar dan hidung pesek yang jelek.

Kisah-kisah pewayangan gagrag Banyumasan menghadirkan Bawor sebagai sosok bijak yang memiliki gaya bicara ceplas-ceplos, spontan, serba terbuka, humoris dan mengusung semangat kejujuran. Bawor dengan teguh akan memakai bahasa Banyumasan yang berbeda dengan tokoh-tokoh wayang lain yang memakai bahasa Jawa baku.

Lintasan Sejarah
Kesenian wayang telah melampaui masa ribuan tahun dan terus bertahan dengan menyesuaikan kemajuan jaman. Sejumlah ilustrasi dari berbagai bahan yang telah digunakan dalam pewayangan digambarkan di dalam museum.

Bahan

Nama Wayang

Tahun Masehi

Kisah

Kulit

Kulit Purwo

872

Mahabrata dan Ramayana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun