Mohon tunggu...
PPPK Teknis 2022
PPPK Teknis 2022 Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Honorer

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Passing Grade Terlalu Tinggi Seleksi PPPK Teknis Tahun 2022, Gupardi Gaus Meminta Pemerintah Mengkaji Fenomena Ini

6 Mei 2023   20:19 Diperbarui: 6 Mei 2023   20:20 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Data kelulusan peserta seleksi tenaga teknis ASN PPPK tahun 2022 di berbagai kementerian/lembaga

Jakarta, Kamis, 4 Mei 2023

                Menindaklanjuti audiensi virtual antara Persatuan Tenaga Teknis Indonesia (PTTI) dan Guspardi Gaus, Sabtu (29/4/2023), politisi dari F-PAN yang pernyataannya masuk di rubrik Kilas Politik & Hukum di harian Kompas, Selasa (2/5/2023), meminta Pemerintah segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses Seleksi Kompetensi PPPK Teknis Tahun 2022. Hal itu berdasarkan data dan fakta di lapangan yang dihimpun oleh seluruh anggota PTTI dari Sabang sampai Merauke bahwa secara persentase dan rata-rata, para peserta seleksi gagal memenuhi passing grade (PG) dan hanya sebagian kecil peserta seleksi yang mampu melampauinya sehingga terjadi fenomena gugur massal dan banyak formasi jabatan yang tidak terisi. Kondisi itu terjadi karena tingkat kesulitan soal ujian dan poin PG yang ditetapkan KemenPAN-RB terlalu tinggi. 

Jika dibiarkan, bisa dipastikan mengganggu kinerja instansi, baik di pusat dan daerah se-Indonesia. "Pemerintah segera perlu membuat terobosan, karena tidak bisa jika dibiarkan kosong, gak mungkin dilakukan pengosongan. Jika itu terjadi, sudah pasti mengganggu kerja, jika tidak mengganggu, ya lebih baik ditiadakan saja. Logika sederhananya kan begitu," terangnya. 

Oleh karena itu, Anggota Komisi II DPR RI dari Provinsi Sumatra Barat itu juga meminta penundaan pengumuman hasil pasca sanggah mulai Kamis (11/5/2023). Guspardi Gaus juga menambahkan perlunya alternatif lain berupa sistem perankingan bagi peserta seleksi yang tidak lolos PG untuk mengisi formasi jabatan yang tidak terisi. Adapun peserta seleksi yang sudah lulus PG, tetap menjadi prioritas. "Mungkin perlu juga alternatif lain, seperti menetapkan sistem ranking untuk peserta yang tidak lulus Passing Grade. Peserta yang telah lulus tetap menjadi prioritas untuk mengisi formasi yang ada."

                Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Mardani Ali Sera dan Bapak Wahyu Sanjaya, anggota Komisi II DPR RI dari F-PKS dan F-Demokrat saat audiensi virtual terpisah pada sesi zoom yang dilakukan oleh PTTI bersama kedua anggota dewan tersebut. Pak Mardani dan Pak Wahyu setuju untuk diadakan penyelesaian untuk mengisi kekosongan formasi yang ada di PPPK 2022 dengan menggunakan sistem perangkingan agar tidak terjadi kekosongan di setiap formasi. 

Adapun Persatuan Tenaga Teknis Indonesia (PTTI) setelah melakukan audiensi virtual terpisah dengan tiga anggota Komisi II DPR RI, mengirimkan surat resmi secara langsung ke KemenPAN-RB dan Sekretariat Komisi II DPR RI untuk diadakan audiensi terkait fenomena massal yang terjadi pada seleksi PPPK tahun 2022 agar dapat ditemukan jalan keluarnya.

Koordinator PTTI, Mohammad Ginanjar Riana yang dihubungi di Jakarta, Kamis (4/5/203), mengatakan PTTI meminta agar pemerintah segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses seleksi kompetensi PPPK Tenaga Teknis Tahun 2022. Hal ini berdasarkan data dan fakta di lapngan yang dihimpun oleh seluruh anggota PTTI dari Sabang sampai Marauke bahwa secara persentase dan rata-rata, para peserta seleksi gagal memenuhi passing grade (PG) atau nilai ambang batas. 

"Kami Meminta adanya perangkingan bagi peserta seleksi yang tidak lolos PG agar dapat mengisi formasi jabatan yang tidak terisi". Saat ini sudah sekitar 3.000 orang yang bergabung di PTTI, ada sekitar 6.000 orang lainnya yang masih didata. Para tenaga teknis ini antara lain arsiparis, pranata hubungan masyarakat, pranata komputer, analis kebijakan dan analis perencanaan, "Hanya sebagian kecil peserta seleksi yang mampu melampauinya sehingga terjadi fenomena gugur massal dan banyak formasi jabatan yang tidak terisi. Kondisi itu terjadi karena tingkat kesulitan soal ujian dan point PG yang diterapkan Kemenpan RB terlalu tinggi. Jika dibiarkan, bisa dipastikan menggangu kinerja instansi, baik di pusat maupun daerah se-Indonesia," Kata Ginanjar

Data kelulusan peserta seleksi tenaga teknis ASN PPPK tahun 2022 di berbagai kementerian/lembaga
Data kelulusan peserta seleksi tenaga teknis ASN PPPK tahun 2022 di berbagai kementerian/lembaga

Data kelulusan peserta seleksi tenaga teknis ASN PPPK tahun 2022 di berbagai kementerian/lembaga. Terjadi gugur massal karena banyak peserta yang tidak lulus nilai ambang batas, padahal kebutuhan formasi besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun