Mohon tunggu...
Anggi Aulia Sitompul
Anggi Aulia Sitompul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berkarya melalui literasi

Sebaik-baik nya manusia adalah yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain. Semangat.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Disleksia pada Anak, Apakah Penyebab Prestasi Menurun?

12 April 2022   16:34 Diperbarui: 12 April 2022   17:07 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada anak yang mengalami penyakit disleksia, banyak gejala yang dapat kita temukan diantaranya anak akan lamban dalam mempelajari nama-nama, sering terbalik saat menulis kata yang diperintahkan, dan sulit membedakan huruf yang mirip d dan b, sulit mengucapkan kata yang tidak umum, susah mengeja dah menghitung, dan lainnya.

Anak yang mengalami gangguan terhadap perkembangan membacanya harus mendapatkan penangan yang baik dan segera dilakukan. Tanda- tanda permasalahan bahasa pada anak dapat kita amati sejak anak masih usia dini. Para orang tua dapat mencari informasi perkembangan bahasa dan kemampuan apa sajja yang seharusnya sudah ia kuasai di usianya. 

Selain cara itu, orang tua juga dapat mengetahui mengenai perkembangan bahasa anak dengan cara pengaawasan yang dilakukan terhadap keseharian anaknya. 

Akan tetapi, hanya dokter dan para psikolog yang dapat mendiagnosis gangguan bahasa pada anak. karena melalui pihak yang bertugas kita akan mendapatkan hasil yang lebih akurat karena biasanya dilakukan dengan cara skrining atau menggunakan teknologi yang sangat canggih sesuai zaman. 

Jika sudah menemukan jawabannya, orang tua dapat membantu anak dalam proses penyembuhan disleksia ini. beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua terhadap anak yaitu membaca dengan volume suara yang keras di hadapannya, memberikan support semangat agar si anak berani dan percaya diri untuk mencoba membaca (kegiatan yang rutin akan meningkatkan kemampuan membaca anak), bekerja sama dengan pengajar atau guru psikolog anak (rutin berkomunikasi agar dapat saling mengetahui perkembangan yang dialami anak), bicara dengan anak mengenai kondisinya (beri pemahaman mengenai kondisi yang dialami anak agar ia semangat dalam belajar), batasi penggunaan teknologi (batasi waktu anak dalam menonton dan main hand phone, dan luangkan waktu lebih banyak untuk belajar), berpasrtisipasi atau bergabung dalam grup support agar anak mendapatkan dukungan dari sesama orang tua yang anaknya mengalami gangguan itu juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun