Propaganda Feminisme dan Perubahan Sosial
The feminist movement emerged in response to discrimination and oppression against women in society, attributing these issues to patriarchal family systems and religious doctrines. Through propaganda techniques, the movement aimed to communicate its message effectively. Despite varying opinions on feminism, it has brought about significant changes in social norms and human interactions. A solution emphasizing the ethical aspects of Human Development, reframed through theological beliefs, was seen as crucial for enhancing the impact of the feminist movement.
Feminisme berkembang pesat dalam dua dekade terakhir, memberikan dorongan bagi gerakan perempuan sebagai gerakan sosial. Gerakan ini muncul dari keinginan individu untuk perubahan dan kesadaran akan posisi rendah perempuan dalam masyarakat.
Feminisme liberal menganggap bahwa kaum perempuan dianggap sebagai masalah bagi ekonomi modern lebih dari kaum laki-laki. Studi oleh Mc Clelland menunjukkan bahwa dorongan perempuan untuk otonomi dan keberhasilan penting dalam pembangunan. Namun, perempuan sering tidak dapat mewujudkan dorongan mereka, sehingga akan diturunkan kepada anak lelaki mereka.
Para feminis Marxis berasumsi bahwa rendahnya posisi kaum perempuan adalah akibat struktur produksi yang mengacu bahwa perempuan berubah menjadi subordinat dan istri yang bergantung melalui proses sejarah.
Feminisme Radikal menggambarkan bahwa wanita ditindas oleh sistem patriarkis, yang terkait dengan penindasan berganda seperti rasisme, eksploitasi jasmaniah, heteroseksisme, dan kelas-isme. Mereka percaya bahwa untuk membebaskan wanita dari penindasan, masyarakat perlu mengubah struktur patriarkis.
Feminisme sosialis memiliki tujuan untuk menghilangkan institusi keluarga dan mengubah sistem nilai serta agama guna menciptakan masyarakat egaliter.Â
Propaganda dan Media Massa dalam Gerakan Feminisme
Berbagai kalangan mengakui bahwa permasalahan dalam pandangan feminis tidak hanya disebabkan oleh kesalahan model teori yang terkait. Keterbelakangan perempuan disebabkan oleh sikap kebodohan dan irasional karena kepercayaan pada sikap tradisional mereka.
Doktrin feminisme bertujuan untuk mengubah sikap sosial melalui sosialisasi individu. Sikap sosial mempengaruhi tingkah laku terhadap objek sosial dan menjadi faktor penggerak internal individu. Propaganda feminisme mencakup gagasan, simbol, dan slogan seperti hak-hak wanita, pembebasan kaum wanita, dan kritik terhadap institusi keluarga sebagai basis kekuatan masyarakat.
Perubahan sosial didefinisikan sebagai perubahan penting dalam struktur sosial, termasuk pola perilaku dan interaksi sosial. Moore menyatakan bahwa perubahan sosial mencakup norma, nilai, dan fenomena kultural. Ada pandangan yang berpendapat bahwa perubahan tidak terjadi tanpa perubahan institusi, namun ada juga yang menyatakan bahwa perubahan sikap mencerminkan perubahan penting dalam kehidupan sosial.